9

3.1K 779 33
                                    

Happy reading, semoga suka ya.

Full version sudah available di Playstore dan Karyakarsa ya.

Search keyword di Playstore : carmenlabohemian sweet

Search keyword di Playstore : carmenlabohemian sweet

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Akun Karyakarsa : carmenlabohemian

Akun Karyakarsa : carmenlabohemian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Enjoy

Luv,
Carmenlabohemian

_________________________________________

_________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jadi... menurutmu hanya itu yang kuinginkan darimu? Menghabiskan satu malam bersamamu?

Stephanie ingin sekali berpikir sebaliknya. Mendengar ucapan tersebut, ia ingin sekali berpikir bahwa pria itu menginginkan lebih dari sekadar menghabiskan satu malam di tempat tidurnya. Seperti yang ia perdebatkan dengan dirinya sendiri, Alessandaro memang tampak tulus. Tapi… kalaupun pria itu serius dan tulus, bagi Stephanie, mereka sangatlah tidak mungkin. Ia lalu menggeleng, bingung bagaimana harus mengatakannya.

“Aku tidak tahu, Alessandaro. Tapi kita lebih baik realistis. Aku seorang PA di London. Kau seorang resepsionis hotel di Como. Aku tidak yakin kita berdua memiliki uang yang cukup untuk menjalin hubungan jarak jauh. London ke Como dan sebaliknya bukanlah perjalanan yang murah. Terlebih, aku hanya akan berada di sini satu hari lagi. Lalu aku harus kembali ke London. That’s the fact.”

Pria itu tersenyum penuh pengertian, sama sekali tidak tampak kecewa atas penolakan halus Stephanie. “Aku mengerti, Steph. Aku memahami semua keberatanmu.”

Lalu Alessandro dengan ahli mengubah topik pembicaraan dan mereka menghabiskan satu jam berikutnya untuk berbicara tentang hal-hal lain di sekitar mereka, tentang kehidupan indah di Como, tentang cuaca, tentang lembapnya London dan indahnya Italia di saat-saat begini, tentang apa saja asal bukan tentang mereka berdua.

Lalu pria itu lagi-lagi menemaninya kembali ke kamar dan mencium pipinya ringan sebelum berlalu. Alessandro bahkan berterima kasih karena Stephanie telah membuat malam ini menjadi istimewa baginya. He is really a perfect gentleman dan hati Stephanie berdenyut pedih saat menyadari bahwa besok adalah malam terakhir ia berada di sini dan setelahnya mereka tidak akan pernah bertemu lagi.

Saat Stephanie menutup pintu kamarnya dan bersandar di sana sejenak, ia mendesah sedih. Mengapa ia tidak berjumpa seseorang seperti Alessandro di London? Atau mengapa ia tidak pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya di London? Mungkin karena saat itu ia masih terlalu muda dan masih bersekolah. Malam ini ia baru tahu kalau Alessandro 10 tahun lebih tua darinya dan telah bepergian hampir ke seluruh dunia dan bahkan tinggal lumayan lama di London sebelum memutuskan untuk menetap di Como.

Cukup mengejutkan untuk ukuran pria yang telah bepergian ke mana-mana dan memiliki banyak pengalaman, untuk kemudian bekerja hanya sebagai resepsionis biasa di Como. Tapi siapa dirinya? Stephanie tidak punya hak untuk membuat penilaian, bukan? Alessandro tampak bahagia di sini dan Stephanie juga memberitahu pria itu bahwa kebahagiaan adalah hal terpenting baginya, lalu kenapa tidak bagi pria itu?

Stephanie membuka dirinya pada pria itu. Untuk pertama kalinya, ada pria yang bisa membuatnya melakukan semua itu. Ia menceritakan tentang kisah hidupnya, bagaimana orang tuanya meninggal, bahwa Angeline adalah satu-satunya keluarga yang tersisa, bahwa kakaknya meninggalkan Inggris ketika ia masih sangat muda dan sejak saat itu mereka semakin terpisah, bukan saja jarak tapi juga hubungan persaudaraan.

Stephanie menceritakan impiannya untuk menikah dan memiliki keluarga besar dan Alessandro juga mengatakan bahwa dia memiliki mimpi yang sama dengan Stephanie. Pria itu benar-benar manis dan menyenangkan, begitu mudah untuk disukai. Dan ciumannya… oh, Stephanie juga sangat menyukai ciuman pria itu. Ia masih bisa mengingatnya dengan jelas. Betapa mudahnya untuk jatuh cinta pada pria itu. How she wish… how she wish things would be different dan ada kemungkinan untuk mereka.

Sweet SurrenderWhere stories live. Discover now