9. Modus

76 28 0
                                    

"Susan!"

Susan pun menoleh ke belakang, cewek manis itu menatap Samuel yang berdiri tegap di belakangnya sambil tersenyum. Kemudian Samuel berjalan dengan gaya sok cool menuju Susan.

"San."

"Ya?"

"Inget gak kemarin kita mau ngapain?"

"Ha? Ngapain apanya?" Tanya Susan bingung membuat Samuel menghela napasnya sabar.

"Serius gak inget?"

"Ya ndak lah, orang masnya gak bilang maksudnya!"

"Ngajak lo makan di kantin sampe kenyang!"

"Oh, itu," ucap Susan sambil manggut-manggut mengerti seolah ia ingat.

"Gimana?" Desak Samuel.

"Duh... Gimana ya, Susan ndak enak kalo--

"Kan lo udah janji sama gue, apanya sih yang gak enak? Justru gue yang gak enak sama lo kemarin. Anggep aja balas Budi."

"Seceng aja, mas."

"Seceng? 1000 maksud lo?" Tanya Samuel dan Susan mengangguk.

"Yaelah San, mana kenyang!" Kesal Samuel langsung menarik tangan Susan tanpa izin. "Yok, ngantin!"

"Ihh, apaan sih!" Kesal Susan saat tangannya ditarik-tarik.

***

Sesampai di kantin, mereka duduk di pojokan. Susan memasang wajah kesal sambil cemberut, sedangkan Samuel sudah tersenyum sambil memainkan rambutnya menatap ke arah menu yang tertempel di etalase kantin dari jauh.

"Seblak, bakso Malang, roti bakar, pisang Krispy," gumam Samuel membaca tempelan menu yang sudah mulai ada yang hilang hurufnya.

"Okay, not bad, anything for Susan, tunggu sebentar," pamit Samuel ke Susan yang sudah menautkan alisnya heran saat Samuel sudah pergi.

Tak lama dari itu, Samuel datang sambil membawa nampan berisikan makanan-makanan dan minuman untuk dirinya dan Susan makan.

Susan melongo saat melihat banyak sekali makanan yang Samuel beli.
"Banyak banget, ini serius mas nya makan sebanyak ini?!"

"Ck, bukan buat gue," ucap Samuel yang tertunda karena ia minum es teh cekek. "Ini semua gue beliin buat lo."

"Walahhh masss!" Pekik Susan sedikit berteriak karena terkejut.

"Husttt, diem norak!" Ketus Samuel sambil menatap Susan tajam, hal itu membuat nyali Susan menciut.

"San, jangan panggil gue mas, gue bukan mas-mas!" Kesal Samuel.

"Kakak?"

"Sam, aja."

"Ihh, Ndak lah, Ndak sopan loh."

"Ndak sopan gimana toh, kamu iki kerjaannya ngedumel terus, panggil gue Sam, jangan mas!" Cerocos Samuel ikutan medok.

Susan pun tertawa cekikikan mendengar ucapan Samuel, membuat Samuel sedikit kesal. "Yah, malah ketawa."

"Lo lucu banget, Sam!"

Seketika Samuel tersentak kaget, tubuhnya seolah diam mematung, matanya melotot tajam menatap Susan yang tersenyum menatapnya, menatap Susan yang tersenyum membuat jantung Samuel tambah berdetak cepat, senyum yang benar-benar menghipnotis dunianya.

"Ekhem," Samuel pun tersadar dari lamunan nya dan kembali fokus.
"Gaul juga lo ternyata."

"Mamas aku kan kuliah di Jakarta, jadi kalo aku ke Jakarta, Yo udah biasa," jelas Susan sambil mengunyah roti bakarnya, seketika Samuel mengangguk paham.

SAMUEL : Si Anak Dari Kota (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang