17. Samuel Rada Ngeselin

69 21 0
                                    

Samuel, si cowok itu kini menjalani kehidupan seperti biasanya. Tanpa ada sahabat-sahabat lamanya yang kemarin sempat mengisi waktunya.

Samuel berdiam diri di dalam kelas, cowok itu hanya memandangi teman-temannya seisi kelas sedang sibuk ribut bergosip ria sebelum upacara dimulai. Sedangkan Samuel tak ada keinginan untuk bergabung maupun bermain handphone. Ia merasa sedikit kehilangan bagian hidup saat Eros, Gatra, Dion dan Deluna pergi.

"Sam!"

Samuel tersentak kaget saat ada sebuah tangan menepuk bahunya. Samuel langsung berbalik badan menatap ke arah Kemal, Arong, Junot dan Midun yang tersenyum menatapnya.

Melihat keempat wajah teman-teman barunya membuat Samuel sadar bahwa ia masih mempunyai harapan hidup, ia juga berfikir bahwa seorang teman tidak akan selama-lamanya berada di sampingnya. Samuel akan belajar menghargai orang-orang yang saat ini ada disekitarnya agar Samuel tidak akan kehilangan moment berharga yang tak akan kembali terulang lagi seperti ini di kemudian hari.

"Hei."

"Pagi-pagi udah melamun kamu, Sam?" Ucap Junot yang kini duduk di bangku sampingnya.

"Kangen mereka aku, Sam," ujar Arong saat ia tahu bahwa Samuel sedang memikirkan sahabat nya.

"Kapan lagi ya mereka kesini?" Cetuk Midun. "Enak sama mereka, sama-sama suka setel dangdut," lanjut Midun yang malah sempat membawa topik perdangdutan.

"Suruh mereka semua pindah sekolah sini aja sih, Sam."Ucapan Kemal barusan membuat Arong menempeleng jidatnya Kemal. Kemal pun meringis kesakitan.

"Mereka mana mau lah! Mikir aja sendiri. Orang-orang kayak mereka mah bukan kelasnya masuk sekolah ini."

Kemal terkekeh pelan. "Bercanda aku Rong. Orang kaya kayak mereka tuh kelasnya beda, iya gak, Sam?"

"Nah, beda kalo kayak kita. Samuel sama teman-temannya sibuk nenteng hp ipe, motor ninja, outfit mahal, makan ke resto, keluar jauh tinggal bawa mobil bagus. Lah kita? Ke sekolah aja udah bersyukur pake kaos kaki masih bisa di karetin," ucap Junot membuat Samuel tertawa ngakak.

"Betul! Sama juga aku not, kaos kaki kendor semua, kadang sebelahnya ilang, apalagi emak pas mau ambil jemuran suka ketuker sama kaos kaki adek," timpal Midun yang ikut tertawa.

"Sama, perkara tanggal tua, bapak belum gajian jadi susah buat beli kaos kaki."

"Lah, lah, lah, jadi malah bahas kaos kaki kendor di karetin. Nih, kalian semua harus liat," ucap Kemal sambil mengangkat kakinya yang taruh di atas meja Samuel. "bolong!" Ucap Kemal memperlihatkan kaos kakinya yang bolong membuat jari-jari kakinya terlihat.

"Bau ikan asin!" Teriak Samuel sambil menutup hidungnya.

"Pantes si Emeng seneng bener ngedusel-dusel di kaki Kemal kalo main ke rumah," cetuk Junot memberi tahu.

Kemal yang tersinggung langsung cemberut dan menurunkan kakinya dari atas meja dengan perlahan. Tak lama dari itu mereka semua tertawa melihat reaksi Kemal.

"Tawa aja terus!"

"Jangan pundungan sih, Mal," ucap Midun sambil mengelus bahu Kemal.

"Entah, bercanda gue bro!" Ucap Samuel.

"Maaf juga ya, Mal, kalo kamu ngambek entar sama siapa lagi aku wifi-an?" Ucap Junot serius.

"Santai, yok ke lapangan kita upacara!"

****

Semua sedang sibuk mencari barisan kelasnya masing-masing, guru-guru dan para anak OSIS sedang sibuk mengatur barisannya para siswa.

SAMUEL : Si Anak Dari Kota (END)Where stories live. Discover now