06. Disappoint

8.2K 757 20
                                    

Keadaan sudah kembali seperti semula terutama Jeano yang baru saja datang ke sekolah dan langsung disambut oleh teman-temannya apalagi Hazel yang memeluknya sangat erat.

Heran bagi mereka karena Hazel hanya selalu memeluk Reyhan itu pun mengambil kesempatan dalam kesempitan, ya Hazel menyukai Reyhan namun dia tidak menyatakan perasaannya karena takut merusak persahabatan mereka nanti.

"Lo kemana aja gila!" Kata Hazel masih tak mau melepaskan pelukannya, Jeano menahan pinggang Hazel supaya dirinya tidak jatuh.

"Hazel lepas, kasian itu Jeano!" Kasian Reyhan pada Jeano dipeluk sangat erat namun Hazel tak menghiraukannya.

"Gapapa Rey, btw Marvel mana?" Tanya Jeano sambil melihat sekeliling, dirinya tak melihat Marvel disini untuk menyambutnya.

"Marvel lagi ngurusin acara nanti sama sekolah sebelah, sekalian sama lomba." Jawab Reyhan menjelaskan sambil mendengus, akhir-akhir ini anak organisasi cukup sibuk apalagi Marvel sendiri.

Jeano mengangguk mengerti lalu pamit ke Reyhan untuk pergi ke kelasnya. Akhirnya Hazel terpaksa melepaskan pelukannya karena Jeano tiba-tiba mengeluh sesak nafas, berat juga ya.

Namun sebelum berbalik meninggalkan Reyhan, tanpa sengaja menoleh ke arah sekitar mencari seseorang. Mencari Jayden yang tak menampakkan batang hidungnya sedari pagi.

Jeano segera berjalan menuju ke kelasnya dengan berdecak lidah karena tidak menemukan keberadaan Jayden, sementara Hazel hanya menatap bingung sahabatnya yang tiba-tiba bersikap aneh.

Saat jam istirahat Jeano menemukan Jayden di kantin namun hanya melewatinya begitu saja dengan tatapan dinginnya seperti tidak ingin diganggu, jangan lupakan airpods yang bertengger di telinganya.

Jeano menebak jika Jayden memiliki masalah dan tidak ingin diganggu, membuat Jeano merasa lesu.

Jeano menatap makanannya tidak selera namun tetap memakannya, sementara itu dua temannya hanya menatap dalam diam. Rasanya Hazel ingin bertanya lagi apa yang sudah pemuda itu lakukan pada Jeano hingga berubah menjadi aneh secepat ini.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ***ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Jayden diundang makan siang atas sambutan kepulangan ayahnya dan juga anak dari teman ayahnya yang baru saja lulus SMP dari luar negeri.

Jayden berhenti di depan restoran yang dikirim oleh ayahnya dengan perasaan campur aduk karena mengingat hubungan anak dan ayah itu sangat buruk bagi Jayden.

Jayden menghela nafas, menepis rasa gugupnya dan segera turun dari mobil agar dapat menyelesaikan acara ini secepatnya.

"Meja atas nama siapa?" Tanya resepsionis ramah.

"Keluarga Pak Zanero, saya Jayden Zanero."

"Meja nomer lima."

"Terimakasih." Ucap Jayden langsung pergi menuju meja keluarganya dengan gugup.

"Nah, baru dateng kamu." Kata Pak Zanero menyambut hangat anaknya yang baru datang, Jayden hanya tersenyum tipis dan mengambil tempat duduknya tanpa menoleh ke pemuda laki-laki di seberangnya.

Pemuda itu bernama Jio, pemuda yang selalu dibanggakan oleh ayahnya dan menganggap seperti anak sendiri di depan matanya. Jayden sangat enggan menatap kedua orang yang sudah menunggunya itu.

Jayden segera memakan makanannya dengan tenang, tidak mempedulikan mereka yang sedang berbincang tanpanya.

"Jadi bagaimana kabar kamu, Jayden? Sudah besar saja." Tanya Pak Aksara ke Jayden. Senyuman tidak luput dari wajah tampannya padahal umurnya sudah mulai menginjak kepala empat.

"Baik om." Jawab Jayden tenang dengan tersenyum ramah ke arahnya.

"Dia sebentar lagi lulus SMA dan mulai belajar mengelola perusahaan saat pertengahan semester kuliah nanti."

Jayden terdiam mendengar penjelasan itu dan senyuman langsung luntur begitu saja, permintaan ayahnya yang tiba-tiba membuatnya selalu ingin menghantam seseorang. Jayden merasa terpaksa melakukan itu semua atas permintaan ayahnya, bukan dirinya sendiri.

"Jayden juga anak satu-satunya kami yang bisa diandalkan nanti, saya dan istri saya akan selalu mendukung dia."

Sambung Pak Zanero yang diangguki Pak Aksara, sementara Jio menunduk tidak tau ingin berbuat apa.

Jayden masih berekspresi datar serta meremas sendoknya menahan diri supaya tidak kelepasan melukai ayahnya. Sedikit berlebihan saat ayahnya menyebut mendukung dalam artian itu palsu.

Ayahnya tidak memberinya sedikit istirahat apalagi saat menyebut dan membanggakan wanita murahan itu. Jayden tetap sabar dan menghargai karena orang tuanya, pasti cepat atau lambat pasti dirinya akan tetap bekerja mengelola perusahaan ayahnya.

Namun tidak ada toleransi dengan wanita itu, Jayden mengatur nafasnya agar tenang dan mulai memakan lagi dengan tenang.

"Kamu yang pinter ya Jio, buktiin kalau kamu kerena dan bisa berusaha! Om bakal dukung kamu disini." Kata Pak Zanero menyemangati Jio yang dibalas anggukan pelan lalu melirik Jayden yang tak menghiraukannya.

Selalu mendukung anak orang lain, sedangkan anaknya sendiri tidak pernah. Batin Jayden untuk berusaha tidak terkecoh dan merusak makan siang ini.

Setelah perbincangan bisnis cukup lama itu, Jayden memilih pamit pulang karena alasan dia ada janji malam ini, bohong. Jayden sedang dalam perjalanan menuju arena untuk menenangkan dirinya dan menghibur diri.

.

.

.

.

[28.06.2022]

To be continued..

N. Bagaimana dengan keluarga pihak lelaki?

BOYFRIEND - JAEMJEN [✓]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ