13. Welcome

6.1K 617 6
                                    

Jayden turun setelah selesai mandi, terheran dapat melihat Jeano yang melipat kedua tangannya di dada dengan wajah kesal. Bertanya-tanya apa yang telah terjadi dengan pemuda itu

Saat Jayden ingin berbicara Jeano sudah lebih dulu menyela, "Katanya tadi pas masak minta bantuan gue ya? TAPI KENAPA TADI LO GA MINTA SAMA SEKALI?!"

Marah Jeano dengan teriakannya menggema di ruang makan membuat Jayden merinding bahkan Kakak Jeano, Jafar yang baru datang saja menoleh penasaran karena teriakan Jeano.

Sejujurnya Jayden gelagapan namun dirinya berusaha tenang, tujuannya memang meminta tolong tapi berbeda artian dengan meminta tolong Jeano maksud.

"Iya kan tadi lo udah bantuin gue kok."

"BANTU APA?! Gue bahkan ga megang alat sama sekali!"

"Iya lo bantuin nemenin gue." Jelas Jayden tenang membuat Jeano terpaku.

"Ga guna banget!" Kata Jeano masih tetap kekeuh menjawab tidak membantu Jayden.

Sementara Jayden hanya mendekati Jeano, memeluknya lagi dan membisikan sesuatu.

"Berguna kok, yang bikin makanannya tambah enak itu karena ada lo." Kata Jayden meyakinkan Jeano sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jeano.

Aroma Jayden menyerang indra penciuman Jeano padahal Jayden memakai sabun yang sama dengannya tapi baunya berbeda dengannya. Sekarang Jeano sudah nyaman tidak ingin melepaskannya.

Mereka masih terdiam di posisi masing-masing. Jeano yang ingin membalas pelukan itu tiba-tiba, terdengar suara.

"EKHEM!"

Deheman keras itu menyapa mereka membuat Jeano kaget langsung melepas pelukan itu secara paksa.

"Lovebird, perasaan kalian musuhan kan—"

"Kenapa bang?" Sela Jeano terlebih dahulu.

Jafar mendengus, "Mama ga jadi di jemput, biar kita ga usah bolak-balik."

Jeano hanya mengangguk mantap sementara Jayden hanya diam menyimak pembicaraan Kakak beradik ini.

Jeano hanya menatap yang lebih tua datar karena tidak pergi-pergi juga, merasa penasaran sejauh apa hubungannya dengan Jayden.

Jeano mengode kakaknya supaya pergi yang hanya ditanggapi gedikan bahu oleh Jafar lalu pergi dari sana.

Ketika Jayden ingin mendekati Jeano, tiba-tiba suara bel depan rumah meramaikan suasana rumah membuat Jayden sontak menutup matanya karena terdapat gangguan lagi.

Jeano tersentak kegirangan menuju pintu utama, tanda mamanya sudah tiba. Sementara Jayden berjalan mengikuti dari belakang berusaha menahan kesal.

Pintu utama sudah terbuka, terlihat wanita cantik memakai pakaian tertutup dengan keseluruhan berwarna hitam. Dengan warna rambut yang hitam pekat, berjalan dengan anggun memasuki rumah apalagi dengan senyuman hangatnya.

"Mama!"

Jeano berlari, memeluk sang Ibunda dengan erat seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan dari orang tua mereka.

Jafar menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku adiknya seperti anak kecil, dia berjalan dan memeluk sang Ibunda sama seperti Jeano.

"Anak mama gimana kabarnya, hm? Kalian sehat-sehat ya." Ucap Mama Jeano dan Jafar merindukan anak-anaknya.

Jayden tersenyum tipis melihat mereka berpelukan, saling menyayangi dan menyalurkan kerinduan mereka satu sama lain setelah sekian lama.

Jayden hanya memandang keluarga kecil bahagia itu dari jauh, berusaha bersikap biasa. Ah, tiba-tiba Jayden jadi merindukan Ibunda nya, pasti Bundanya juga bahagia disana.

Mama Jeano melihat Jayden berdiri disana memandangi mereka dalam diam.

"Eh, Jeano itu temen kamu?" Jeano sontak menoleh ke Jayden yang berdiam diri disana sambil tersenyum ke arahnya.

Jeano melambaikan tangannya, menyuruh Jayden mendatanginya. Jayden yang dipanggil sontak mendekat dengan kikuk.

"Ma, kenalin ini pacar Jeano, Jayden."

Mendengar itu sontak membuat semua orang disana terkejut menatap Jeano. Jafar dan Mama Jeano terkejut sementara Jayden terkejut sekaligus senang sedikit karena memperkenalkan dirinya sebagai pacarnya.

"Saya Jayden, tante."

"Waduh Jayden jangan panggil tante, panggil mama aja ya. Saya Mamanya Jeano!" Ucap Mama Jeano dengan semangat, Jayden menjawab dengan anggukan dan juga senyuman manisnya.

"Mama udah makan malem? Ayo makan bareng, tadi Jayden masakin buat Mama." Jelas Jeano membuat Jayden gelagapan.

"Jeano juga bantuin kok, ma."

"Iya, Jafar juga!" Kata Jafar menyahut membuat Jeano kesal, kenyataan yang berbeda balik dari ucapan kakaknya.

"Apaan lo ga bantuin bang!" Protes Jeano tidak terima.

"Dih, bilang aja bantu!" Ucap Jafar masih membela dirinya.

"Mana bisa gitu?!"

"Ya bisa lah, lagian kenapa ga bisa?" Jafar dengan nada mengejeknya membuat Jeano geram lalu cepat-cepat ditahan oleh Jayden sebelum kebablasan.

"Haduh maaf ya Jay, Jafar sama Jeano emang begini." Ujar Mama Jeano tidak enak pada Jayden.

"Gapapa, ma adik-kakak juga pasti biasanya gini. Ayo Jen makan, kasian mama laper baru dateng."

Jeano masih tetap menatap kakaknya sengit walau sudah digandeng Jayden menjauh menuju meja makan, sementara Jafar tidak peduli malah mengejek Jeano.

Mama Jeano yang sudah mulai emosi langsung menjewer telinga Jafar membuat empunya meminta ampun.

"Ampun Ma, aduh telinga"

"Kamu ini udah besar, masih aja jahilin adik kamu!" Marah Mama Jeano.

"Bercanda ma bercanda!" Elak Jafar dari kesalahannya.

Mama Jeano masih tetap memegang telinga Jafar sambil menyeretnya tidak tahu ampun menuju meja makan, Jafar sudah pasrah, semoga telinganya masih ada.

.

.

.

.

Selena ErlanggaJeano & Jafar Mom

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selena Erlangga
Jeano & Jafar Mom.


[30.06.2022]

To be continued..


N. Malah sedih ya, tapi ada senengnya juga

BOYFRIEND - JAEMJEN [✓]Where stories live. Discover now