35. Believe

4.9K 452 23
                                    

Jayden sedang duduk di taman belakang di rumah kakeknya sekarang dan juga hari ulang tahunnya ke tujuh tahun dirayakan bersama kakeknya.

"Ayden." Jayden menoleh ke kakeknya yang memanggilnya membantu menuntunnya ke bangku.

"Kenapa kakek?" Tanya Jayden mendongak menatap kakeknya dengan tatapan polos.

"Kakek mau cerita boleh?" Tanya kakek Jayden tersenyum penuh arti menatap cucu satu-satunya.

"Boleh!" Jayden tersenyum manis tidak sabar mendengar kakeknya bercerita, kakeknya itu bernama Zayyan tetapi lebih sering dipanggil 'Jay' oleh orang-orang terdekatnya.

"Dulu kakek punya sahabat yang deket banget sama kakek, tapi dia harus pergi terlebih dulu saat itu. Kakek sangat menyayanginya, kita bahkan saling menyayangi. Tapi orang tua kita masing-masing tidak setuju dengan hubungan kakek bersamanya.

Akhirnya kita memutuskan untuk membuat perjanjian, suatu saat nanti kita yakin anak-anak atau cucu-cucu kita nanti akan saling bertemu dan mereka berjodoh." Zayyan menjeda perkataannya menatap Jayden yang terdiam mendengarkan.

Jayden itu pintar, merasa yakin dengan Jayden akan mengerti apa yang di maksud olehnya. Jayden pintar karena selalu bersamanya bukan ayahnya, mengajari apa itu dunia keras yang orang-orang maksud.

"Kakek harap Ayden bisa bantu kakek ya? Bahkan sampai kakek ga ada nanti." Zayyan menatap cucunya yang mengangguk mengerti.

"Ayden bakal bantu kakek! Siapa nama sahabat kakek itu?" Tanya Jayden penasaran dan antusias.

"Jendral dan cucu keduanya yang bernama Jeano? Kakek lupa ingat." Zayyan mencoba mengingat, cucu pertamanya bernama Jafar? Kalau tidak salah cucu keduanya bernama Jeano.

"Dia punya kakak?" Jayden berdecak kagum, bagaimana ya rasanya punya kakak? Atau adik? Dia jadi penasaran.

"Iya dia punya, kalau tidak salah bernama Jafar." Kata Zayyan seadanya, dia menyerah lupa siapa namanya. Ingatannya tidak sebaik dulu.

"Ayden akan mencari Jeano dan kakaknya nanti, kakek! Ayden bakal cinta dan sayangi dia untuk Ayden dan kakek." Kata Jayden bersemangat tidak ingin mengecewakan kakeknya.

"Terimakasih ya, Jayden.." Zayyan mengelus rambut Jayden, semoga Jayden berhasil melaluinya.

Flashback end.

Jayden terbangun dari tidurnya menatap atap-atap langit kamar linglung. Lagi-lagi mimpi itu datang kepadanya, mungkin kakek merindukannya.

Jayden menyipitkan matanya menoleh ke sekitar, yang pertama ditemukan adalah Jeano tertidur di sampingnya, lebih tepatnya dibahunya yang lebar.

Jayden terdiam, tidak bergerak takut menganggu Jeano yang nyenyak tertidur. Jayden melamun mencoba mengumpulkan nyawanya kemudian menatap Jeano.

Sejauh ini dia yang paling beruntung menurutnya karena berhasil mempertahankan hubungannya bersama Jeano dan tidak perlu mencarinya jauh-jauh hingga luar negeri.

Dia tidak pernah mempedulikan hubungan dengan ayahnya yang rumit, memilih lebih fokus kepada janji kakeknya dan walaupun lebih memilih bertahan bersama ayahnya.

Jayden sangat menyayangi Jeano bukan hanya karena janji kakeknya, seperti yang dibilang sebelumnya, Jayden sangat menyayangi Jeano lebih dari jiwa raganya sendiri.

Jeano melenguh tidak nyaman saat sandarannya bergerak, Jayden berhenti sesaat saat Jeano terbangun, sedikit panik.

Pemandangan yang indah di pagi hari, apalagi disambut dengan sinar matahari yang cerah dibalik gorden yang tertutup. Jeano terlihat sangat manis dengan wajahnya yang sedikit kusut.

BOYFRIEND - JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang