10. On Date

7.6K 729 6
                                    

Mereka sekarang sedang berada di resto terdekat dari sekolah, restoran kesukaan Jayden dan kebetulan Jeano sering kesini kalau bosan atau makan bersama temannya.

"Makanan disini emang ga pernah mengecewakan." Kata Jeano antusias sambil mengunyah makanan favoritnya, ayam dengan bumbu yang berbeda seperti ayam kecap atau saus.

Sementara Jayden hanya memakan toast namun cukup kenyang dengan kopi di genggamannya. Jayden sedang tidak diperbolehkan makan yang berlebihan atau nasi dalam porsi yang berlebihan mungkin hanya roti, sayur, buah saat pagi hingga malam.

Minumannya pun hanya susu dan kopi, jangan lupakan air putih yang harus di minum satu liter dalam sehari, Jayden harus menjaga bentuk tubuhnya serta menuruti larangan ayahnya pada jadwalnya.

Jayden yang mendengar itu hanya tersenyum, berharap Jeano mencoba mengingat sesuatu dari restoran ini.

"Lo makan itu doang kenyang?" Tanya Jeano dengan noda belepotan di pinggir mulutnya.

Jayden mengangguk menjawab lalu mengambil selembar tisu, mengusap noda di pinggir mulut Jeano.

"Makan aja yang banyak, lo mau es krim vanila nya?"

Jeano mengangguk cepat ingin sekali makan es krim sebagai makanan penutup.

Jayden berdiri menuju kasir untuk memesan es krim Jeano sekaligus membayar, sementara Jeano berberes lalu membuka hp nya untuk mengabari temannya bahwa dia sedang jalan-jalan bersama Jayden.

Selesai membayar, Jayden berjalan menuju Jeano dengan es krim di tangannya membuat Jeano tersenyum senang dan mengambil es krim itu perlahan.

"Makasih!" Kata Jeano sambil tersenyum manis dan memakan es krimnya kesenangan.

Jayden terkekeh gemas lalu mengusak rambut Jeano membuat empunya kesal namun tersenyum lagi saat menyuapkan es krim ke mulutnya lagi.

"Ayo, makannya sambil di jalan aja." Ajak Jayden diangguki oleh Jeano.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ***ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"Pemandangannya bagus banget sekarang." Ujar Jeano sambil menutup matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya

Mereka sedang duduk disebuah bangku kayu panjang dibawah rimbunnya pohon, Jayden memandang Jeano saat Jeano menikmati angin sejuk disini, manis. Bahkan pemandangan disini pun kalah.

"Lo ga pernah kesini?" Tanya Jayden memecah keheningan.

"Udah jarang, sekarang malah lebih sering nongkrong atau ke arena."

Jeano memang jarang sekali kesini, hanya ketika pergi keluar saat pagi sekolah kemudian saat malam akan pergi nongkrong bersama teman-temannya.

Saat siang terkadang Jeano tidak berada di rumah atau Jeano memilih pergi ke rumah temannya saat tidak ada jadwal berlatih basket, menumpang tidur siang di rumah Hazel ataupun Marvel saat orang tua mereka tidak di rumah.

Jeano masih kesenangan menikmati angin sejuk disini sampai tanpa sadar sudah menyender di pundak Jayden, tanpa menyadari juga jantung Jayden yang berdetak kencang ingin keluar dari tempatnya.

Jayden mengendalikan dirinya kemudian merangkul pinggang Jeano supaya menyender lebih dekat agar Jeano merasa nyaman, Jeano tentu menerima dengan senang hati.

"Gue masih penasaran kenapa lo ngajak gue pacaran." Tanya Jeano yang masih bingung sekaligus penasaran.

"Masih penasaran soal itu?"

"Iya lah! Masih banyak tantangan lain yang bisa dilakuin dan lo malah milih pacaran sama gue."

Jeano tetap mengoceh, "Apa bagusnya pacaran sama gue padahal banyak cewek diluaran sana." Unek-unek Jeano yang selama ini ia pendam akhirnya keluar juga.

Sementara Jayden hanya mengelus rambut Jeano perlahan kemudian mendongak melihat awan-awan diatas langit.

"Karena lo spesial."

Jeano tidak puas mendengar jawaban itu, "Gue serius!" Omel Jeano membuat Jayden menoleh ke Jeano,

"Yang bercanda siapa?"

"Dih? Ya udah sih." Ambek Jeano mengerucutkan bibirnya ke bawah karena Jayden.

Sementara Jayden hanya terdiam bingung namun masih mengusap rambut Jeano menenangkannya. Jayden memegang tengkuk Jeano supaya menatapnya

"Serius, my sweetheart. Gue ga bohong." Ucap Jayden menenangkan bayi tiba-tibanya ini.

"Hmmm" Jawab Jeano singkat lalu menyamankan dirinya lagi di pundak Jayden sambil menikmati usapan di rambutnya.

"Lo punya temen ngga Jay? Kenapa gue selalu liat lo sendirian?" Tanya Jeano tiba-tiba.

"Punya, temen gue di luar negeri semua itupun cuma satu." Ucap Jayden sambil tersenyum miris, terlalu terbatas kegiatannya, temannya pun sangat terbatas.

Jeano yang mendengar itu sontak mendongak menatap Jayden dengan tatapan heran sekaligus iba, "Gapapa, ada gue kok disini." Ucapnya menghibur Jayden.

Jayden hanya tersenyum kemudian menunduk mengendus rambut Jeano yang wangi membuat Jeano merengek kegelian.

"Iya ada lo sebagai pacar gue."

Jeano hanya diam tidak menjawab namun masih membiarkan Jayden mengendus rambutnya seperti anjing.

.

.

.

.

[29.06.2022]

To be continued..

N. Rame banget btw makasih semua, jangan lupa vote dan komennya luv u all!!

BOYFRIEND - JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang