32. Sobber

5.2K 528 16
                                    

"Kamu gimana bisa kesini?"

Jeano bertanya pada Jayden, bagaimana bisa sudah bisa bangkit dari kasur dan melepas infus sekarang padahal baru seminggu.

"Katanya keadaan aku udah baik-baik aja, tinggal nunggu bisa jalan mungkin bentar lagi." Jelas Jayden sambil menerima suapan kentang dari Jeano.

Mereka sekarang sedang makan di sebuah restoran usul Jeano pertama katanya ingin merayakan kejuaraan nya bersama Jayden.

"Berarti udah boleh pulang belum?" Tanya Jeano intinya membuat Jayden gugup, Jayden selalu memaksa.

"Belum, aku yang maksa." Jawab Jayden jujur, meyakinkan Jeano jika keadaannya sudah membaik.

Jeano menghela nafas, sudah menebak. Baru seminggu tidak mungkin keadaan Jayden langsung membaik apalagi luka di punggungnya, dokter bilang butuh waktu minimal satu bulan.

"Bandel terus kenapa sih?" Tanya Jeano menatap Jayden datar.

"Aku ga betah, mau pulang tapi nanti ga ketemu kamu." Jawab Jayden lesu.

"Kamu mau di rumah sakit sampai sembuh?" Jayden mengangguk menjawab, pasti ayahnya tidak akan mengizinkan orang masuk ke rumah sembarangan nanti.

"Ya udah di sana aja, dokter juga belum ngasih izin, Jayden! Kalau punggung kamu kenapa-kenapa gimana?!" Omel Jeano.

Jayden hanya terdiam mendengar omelan Jeano, kemudian teringat kepada Saka yang hilang entah kemana.

Jayden mengintip hpnya, ada pesan dari Saka kalau dia sudah pulang. Lantas menghela nafas kecil supaya tidak terdengar Jeano.

"Jayden! Denger enggak?!" Jeano masih mengomel tapi sepertinya tidak di dengar Jayden.

"Iya, maaf. Aku cuma mau liat kamu turnamen tadi, you look so hot af."

Perkataan Jayden membuat wajah Jeano memanas, salah tingkah dengan perkataan Jayden yang terlihat bersungguh-sungguh.

"Apa sih?! Aku lagi marah, ga lucu!" Jeano masih tetap kesal walau wajahnya memerah.

"Ga ada yang ngelucu, beneran. So se-" Jeano cepat-cepat menyumpal mulut Jayden dengan kentang yang banyak supaya tidak berbicara lebih jauh.

"Diem, ga usah di lanjutin!" Kata Jeano dengan telinganya yang memerah.

"Mau lanjut di apart aja?" Goda Jayden iseng, wajah Jeano semakin memerah namun tiba-tiba teringat dengan kondisi Jayden.

"Emang bisa sama punggung kamu kek gitu? Masih ga bisa jalan juga." Tantang Jeano, Jayden hanya mengangguk paham dengan perkataan Jeano.

"Punggung bisa diatur, tenaga ranjang masih ada kok, babe." Jelas Jayden malah membuat Jeano terjebak di lubang dalam.

Jayden terkekeh ringan melihat Jeano sudah tidak ada argumen lagi melawannya, akhirnya ia membiarkannya diam saja supaya bisa menghilangkan warna telinganya yang memerah.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ***ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"I like your style." Reyhan menoleh pada Hazel yang memuji pakaiannya yang ia pakai.

"Thanks? Tumben muji."

Reyhan melihat bajunya, hanya kaos putih yang dilapisi kemeja kotak-kotak yang mendominasi warnanya, terbuka tidak dikancingkan.

Karena teman-teman yang lain memutuskan untuk jalan sendiri-sendiri, akhirnya Reyhan dan Hazel memutuskan untuk jalan berdua saja berkeliling mall.

Baju yang Reyhan pakai memang bagus tapi itu hanya cara Hazel mencari topik saja karena mereka berdua saling berdiaman, canggung.

"Lo mau makan apa?" Tawar Hazel, Reyhan menoleh sekitar melihat apa yang bisa dimakan disini.

BOYFRIEND - JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang