O1

3K 303 19
                                    

"Sasaeng?"

Sunoo terpaku. Pikirannya mulai kalut, mengapa dia bisa melupakan satu hal itu.

Benar tidak salah lagi 'PSH' adalah Sasaeng.

"Hey sunoo kau masih disana?"

Seakan terhipnotis Sunoo segera berdehem singkat, bermaksud menyadari diri bahwa dia tengah bertelepon dengan sang manajer.

"Ehem, ma- maaf Jin Hyung tadi aku berfikir sejenak"

"Hmm, aku paham kau pasti terkejut tidak apa-apa sun, ada Hyung di sampingmu. Inilah duniamu sekarang, dunia peridolaan." Suara tawa orang diseberang membuat dahi mulus sunoo berkerut heran.

"Beberapa orang mungkin berasumsi, bahwa menjadi orang yang dikenali masyarakat sangat menyenangkan. Mendapatkan banyak cinta, hadiah, di dukung setiap ingin melangkah, dapat pujaan/pujian, dan punya uang banyak. Tapi tidak selamanya hal bagus menimpamu, ada konsekuensinya.

"a-aku mengerti Hyung."

"Jangan terlalu kau pikirkan sun, terimakasih telah bercerita tentang ini pada Hyung. Tenang saja oke? Hyung akan memperketat penjagaan mu mulai sekarang."

Beruntung sekali memiliki manager sepengertian HyunJin, dia merasa tak enak hati atas kebaikan sang manajer, selama ini selalu menyusahkan orang setulus itu, bagaimana pun seharusnya dalam keadaan seperti ini dia tidak kembali menambah beban kerjanya.

"Aku yang seharusnya berterimakasih padamu Hyung, karena sudah mendengarkan keluhan ku, terimakasih Hyunjin Hyung" Sunoo memberi senyum manisnya meski orang di sana tidak melihatnya.

"Sudah jadi kewajiban ku sebagai manajermu Sunoo, sekarang mandilah aku akan menjemput mu untuk pemotretan hari ini."

"Baiklah" panggilan itu terputus, kini dia hanya dapat menatap lembut pantulan mukanya di cermin kamar.

Sekarang sudah pukul sembilan pagi, dia sudah rapih dengan pakaiannya. Tinggal polesan singkat diwajahnya. Setelah memikirkan mengenai perkataan Hyunjin dia jadi merasa perasaan waspada terhadap apartemennya.

Sunoo paham setiap idol pasti memiliki satu atau lebih Sasaeng, namun bukankah umur debutnya masih terlalu dini untuk mendapatkan'nya'. Seperti banyak informasi yang belum Sunoo ungkap dalam interview anggaplah informasi tentang Sunoo masih samar-samar di internet. Dia masih seperti bayi di dunia peridolaan.

Apa yang Sasaeng itu harapkan dari dirinya? Bisa saja dia melakukan sesuatu di masa lalu atau masa depan dan berujung ke kasus besar, tidak kah Sasaeng itu akan rugi nantinya?. Bagaimanapun dia tidak se'sempurna yang mereka lihat di layar.

Teringat sesuatu yang pernah Sunoo alami moodnya jadi buruk, insecure.

Lupakan kim, lupakan, kau sempurna!

Berusaha meyakinkan diri, dia mengalihkan jemari lentik itu menarik pelembab bibir berwarna pink, lalu mengarah pada bibirnya yang pucat karena tidak ada polesan make-up disana. Setelah merasa cukup dia lantas kembali menatap wajahnya.

Klang!

Wajah cantik tercengang..

Suara apa barusan?

Mencoba untuk tenang, Sunoo berusaha tarikan nafasnya pelan tapi sayang justru bibirnya yang sekarang panik. Dia mengigit bibirnya keras, menelan ludah saja terasa sulit dilakukan, seperti ada sesuatu mengganjal tenggorokannya.

Kaleng? Entah mengapa ada suara kaleng terjatuh dari ruang tv, dia menelan ludah dengan susah payah, wajahnya berusaha berbalik pelan untuk menatap penuh waspada pada pintu kamar.

MilikkuWhere stories live. Discover now