O7

1.9K 217 16
                                    

"kau tidak pulang?"

"Ah? aku menunggu jin hyung" jawab Sunoo dengan senyum manis yang dia selalu pancarkan.

Sunghoon mengangguk mengerti, matanya kemudian kembali terfokus pada berkas di tangannya.

Sunoo memperhatikan itu, sendari tadi dia hanya duduk tenang di sopa ruangan Sunghoon. Dia benar-benar dicuekin oleh pemilik ruangan tersebut, sepertinya Sunghoon lebih tertarik memperhatikan kerjaannya ketimbang sosok Sunoo.

Meskipun Sunoo bisa saja membuat Sunghoon terahlikan dari pekerjaannya, tapi Sunoo lebih memilih membiarkan dirinya di abaikan.

Sebenarnya akhir-akhir Sunoo merasa tidak enak karena selalu menganggu Sunghoon. Dia sering mengajak Sunghoon berbicara, makan bersama, dan jalan-jalan. Padahal saat itu Sunghoon memiliki banyak kerjaan, Sunghoon bahkan rela mengskip pekerjaannya demi memenuhi keinginan Sunoo.

Betapa baiknya Sunghoon pada orang biasa sepertinya.

Awalnya Sunoo menikmati hal tersebut, sebelum dia sadar, Sunghoon sering terlihat mengguap atau tertidur ditempat bioskop seperti waktu itu. Setelahnya Sunoo tau bahwa Sunghoon mengambil jadwal lemburnya untuk menyelesaikan pekerjaan yang dia skip setiap Sunoo ajak jalan. Sunoo tidak mengerti kenapa Sunghoon senurut itu jika menyangkut tentang dirinya.

Seorang Park Sunghoon rela menomer duakan kerjaannya demi Sunoo.

Deg deg

Perasaan nyaman dan hangat itu kembali singgah. Kali ini membuat jantungnya berdetak 2x lipat lebih keras dari biasanya. Sunoo menyukai sensasi aliran darahnya yang memanas setiap mengingat interaksi manis antara dia dengan Sunghoon akhir-akhir ini. Seakan tubuhnya mengerti hal yang membuatnya bahagia, yaitu dengan bersama Park Sunghoon.

Ah Sunoo teringat sesuatu yang mengganjal hatinya akhir-akhir ini.

Dia ingat kata seseorang jangan melihat orang lain, dari apa yang dilihat orang-orang. Sunoo merasa apapun yang katakan hyunjin tentang Sunghoon atau gosip-gosip yang suka beredar entah dari mana asalnya kebanyakan selalu tidak benar.

Sunghoon itu orangnya baik, ramah, manis, pintar, sopan, tenang, dan gentle. Sangat berbanding balik dari yang diceritakan hyunjin, yang berkata kalau Sunghoon itu dingin, tidak punya belas kasih, sombong, tidak suka tersenyum, kejam, dan egois. Sunoo juga bingung dari mana hyunjin yakin kalau Sunghoon orang yang buruk, menurut Sunoo malah sebaliknya.

Kemudian pemikiran melayang pada ingatan tempo hari. Jika dia membandingkan antara dirinya dengan Yerim yang merupakan salah satu orang penting untuk perusahaan Sunghoon, membuat Sunoo menggeyit bingung.

Yerim adalah sekretaris Sunghoon yang termasuk pada orang yang penting, namun tidak pernah sekalipun dirinya melihat Sunghoon berbicara lembut dengan Yerim atau bahkan melihat Sunghoon tersenyum untuk Yerim sekalipun. Tampaknya Sunoo tidak pernah melihatnya.

Sunghoon selalu berbicara menggunakan nada datar yang terkesan malas, setiap berbicara dengan oranglain atau Yerim sekalipun. Apa itu berarti Yerim tidak spesial?

Namun berbanding balik jika itu saat bersamanya. Mengapa hanya dia orang yang dikasih sikap lembut, perhatian, dan senyuman dari Sunghoon. Secara tidak langsung dia dapat mengartikan bahwa hanya dia yang di perlakukan spesial oleh Sunghoon.

Tapi kenapa aku?

Pertanyaan itu melintas begitu saja membuat pikiran Sunoo menjelajah lebih jauh, dia bahkan sampai tidak menyadari kalau Sunghoon tak lagi melanjutkan pekerjaannya, melainkan sibuk memandang Sunoo yang asik dengan pikirannya.

Tok tok tok

Sunoo tersadar dari lamunannya begitu mendengar suara ketukan pintu ruangan Sunghoon. Seakan paham Sunghoon memencet tombol yang bisa membuat pintu ruangannya terbuka otomatis.

MilikkuWhere stories live. Discover now