07

15.1K 998 65
                                    

"Kak Fifi, kita mau kemana dulu?"tanya Cia setelah keduanya bersiap-siap. Cia mengenakan pakaian milik Fika yang sedikit kebesaran di badannya.

"Adek maunya kemana dulu?"ucap Fika balik bertanya.

Cia berfikir sebentar.

"Cia pengen ke Taman kota, Kak Fifi."

"Baiklah kita akan ke Taman kota setelah sedikit siang kita berlanjut ke Mall, bagaimana? Adek mau?"

Cia menganggukkan kepalanya girang dengan tersenyum senang, Fika mengusak rambut Cia lantaran gemas.

Setelah siap keduanya segera keluar dari rumah, Fika tak lupa mengunci rumahnya mengingat kedua orangtuanya sudah berangkat kerja, akhirnya keduanya tancap gas menuju taman kota seperti keinginan Cia.

***

Disisi lain keluarga Kingston tengah berkumpul di ruang keluarga. Mereka semua kalangkabut saat tidak menemukan keberadaan Cia didalam kamarnya atau diseluruh ruangan di Mansion.

Naya sudah menangis dipelukan Fero.Naya masih tidak menyangka putrinya yang polos dan lugu itu nekat kabur dari mansion.

"Mas, bawa adek pulang, aku khawatir dengannya."pinta Naya dengan sesegukan.

"Hm"dehem Fero dengab wajah datarnya.

Tak jauh berbeda Helda, Ken serta Arlan mereka sama emosinya saat tahu Cia berani kabur dari mansion. Arlan terus ditenangkan oleh Megan, karena megan tahu jika suaminya marah dia akan melakukan hal yang nekat.

"Mas, bagaimana jika kejadian di masalalu terulang kembali?! Aku tidak mau kehilangan Adek untuk yang kedua kalinya...Bawa adek pulang sekarang mas !!"tangisan Naya semakin menjadi ketika kejadian masalalu terulang kembali di otaknya.

Fero menghela nafas berat dan memeluk Naya dengan erat, Fero merogoh sakunya mengeluarkan suntikan. Fero menyuntikkan suntikan tadi ke leher Naya, hingga beberapa saat kemudian tangisan Naya melemah dan berakhir menutup matanya. Fero menyuntikkan obat penenang kepada Naya, karena Fero tahu trauma Naya kambuh.

Helda dan Ken memejamkan matanya ketika melihat benda runcing itu menembus leher ibunya. Sebenarnya mereka berdua tak tega melihat Naya disuntik obat penenang seperti itu, tapi jika tidak disuntikkan obat penenang Naya akan terus mengamuk sebelum melihat Cia benar-benar ada dihadapannya.

Fero memindahkan Naya kekamarnya dan mengecup dahi Naya singkat."Aku tidak akan membiarkan kejadian masalalu terulang kembali sayang, tapi biarkan Baby menikmati kebebasan terakhirnya."Setelah membisikkan itu Fero keluar dari kamar tak lupa mengunci kamarnya dari luar.

Fero berjalan dilorong ruangan dengan rahang mengeras."Kamu benar-benar membuat Daddy marah, Baby. Padahal Daddy sudah berbaik hati akan menemani weekend mu dengan pergi keluar mansion."

"Sekarang, hukuman apa yang pantas untuk anak nakal sepertimu."

Flashback.

Dari malam hingga subuh ini Fero belum sempat tidur karena dia akan menyelesaikan pekerjaannya agar dapat menghabiskan weekend bersama keluarga kecilnya.

Fero tersenyum tipis saat melihat foto dia bersama keluarganya berlatarkan pemandangan pantai. Itu adalah piknik terakhir mereka sebelum kejadian yang membuat trauma besar keluarga Kingston terjadi.

"Hari ini kita akan menghabiskan waktu bersama Babygirl"gumam Fero.

Pandangan Fero teralihkan saat melihat alarm kamar Cia berbunyi. Pintu kamar Cia memang didesain khusus oleh Fero yaitu akan terdengar bunyi alarm di ruang kerja Fero jika Cia keluar kamar lebih dari jam tidurnya.

OverprotectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang