07. Mampir

16.5K 1.6K 83
                                    

Telunjuknya menyentuh setiap jajaran buku yang tersusun rapi di rak. Matanya sibuk mencari-cari buku yang menurutnya menarik.

Lera sedang di perpustakaan. Lebih tepatnya di perpustakaan kampus di salah satu universitas tempat ia mencari ilmu sebelum menjadi alumni. Ia kemari bukan hanya untuk berkunjung ke kampusnya lagi, melainkan sedang menunggu sahabatnya yang sedang menemui dosen pembimbing.

Tak apa ia menunggu sedikit lama, lagi pula ia juga tak memiliki kesibukan lain. Tugasnya sebagai istri juga sudah ia laksanakan, sembari menunggu suaminya pulang ia kemari untuk mencari kegiatan lain.

Lera duduk disalah satu bangku yang disediakan, membuka buku yang telah ia pilih lalu mulai membacanya.

Tuk tuk

Lera mengalihkan perhatiannya, melihat pulpen kecil itu di ketukkan didepannya. Ia mendongak.

"Hai." sapa Bagas. "Boleh ikut duduk?" tanyanya.

Lera terdiam sejenak, sudah lama ia tak melihat dosen pembimbing nya dulu. "Iya, boleh."

Bagas mengangguk, ia duduk berhadapan dengan Lera. "Apa kabar?"

"Seperti yang bapak lihat" ucap Lera sembari tersenyum kecil.

Pria itu manggut-manggut. "Lama ngga ketemu ya Ra, terakhir ketemu kayanya waktu kamu sakit dulu itu." ujar Bagas disertai senyuman manis nya. "Btw ada apa kesini? Ada urusan atau...?"

"Nemenin Eva bimbingan pak" ucap Lera.

"Loh? Nemenin Eva bimbingan gimana maksudnya?"

"Tadinya Eva cuma ngajak saya ngambil barangnya yang ketinggalan di kampus, tapi tiba-tiba dosennya bilang kalo dia harus bimbingan hari ini biar cepet di acc nanti" jelas Lera.

"Ohh gitu." Bagas mengangguk-anggukkan kepalanya, ia menatap Lera lamat. Sepertinya pria itu sadar jika ada perubahan pada Lera. "Dilihat-lihat kamu makin berisi ya Ra, maksudnya lebih seger aja gitu. Pipi kamu keliatan chubby banget." ujar Bagas sembari tersenyum manis.

Lera mengangkat sebelah alisnya, ia tersenyum kaku.

"Maklum pak, kalo bumil emang gitu. Makannya banyak jadi tambah berisi." suara itu berasal dari cowok yang menenteng tas kosongnya sembari duduk disebelah Lera.

Begas sedikit membelak, ia menatap Farhan dan Lera bergantian. "Kamu... Hamil Ra?" tanya Bagas.

Lera mengangguk.

Jantungnya berdegup kencang, ia kira rasa itu sudah hilang. Tapi sepertinya belum sepenuhnya, hatinya sedikit nyeri ketika mendengar jawaban Lera.

Bagas tersenyum kecut. "Saya doain kamu sama bayinya sehat-sehat terus sampai lahiran. "

"Aamiin" ucap Lera dan Farhan bersamaan.

Kemudian suasananya mendadak hening sejenak. Bagas sibuk dengan pikirannya yang mulai galau, secepatnya ia akan menghapus rasanya pada Lera hingga. Tak mungkin ia biarkan perasaan itu terus ada apa seorang wanita itu sudah bersuami, apalagi sekarang wanita itu tengah mengandung.

"Oh iya, ngomong-ngomong kamu ngga ada niatan lanjut S2 gitu?" tanya Bagas.

"Gimana pak? S2? Astaghfirullah pak ini mau lulus S1 aja rasanya kayak ngeden modol, skripsi lemot banget ngga di acc. Gakuat saya kalo-" ucapan Farhan terpotong.

Jodohku Polgan 2 (HIATUS)Onde histórias criam vida. Descubra agora