30. kasus berlanjut

3.1K 323 48
                                    

2 bulan. Itulah waktu yang ashel lalui sampai sekarang tanpa adel. Sulit? Tentu saja. Bahkan sangat menyakitkan. Ashel kira adel akan menghubunginya setelah kejadian malam-- ralat, pagi itu. Namun tidak. Perempuan itu tidak menghubungi ashel bahkan menyapa sekali pun saat bertemu.

Seperti sekarang ini, ashel sedang berada di pinggir lapangan menonton adel yang sedang mengikuti lomba basket antar kelas. Oh iya, setelah adel sembuh dari kebiasaan minumnya, dia sekarang sedang memiliki minat di kegiatan basket.

Ashel menghela nafasnya, berpikir mengapa ia disini? Seharusnya dia menghabiskan waktu 'hari tanpa pelajaran' ini untuk bermalas-malasan di rumah.

Ashel menghela nafas lagi, tatapannya mengarah ke para siswi yang sedang bersorak riuh ke arah permainan adel. Ck.

"Heh, bengong mulu" Lamunan ashel terbuyarkan oleh marsha yang baru saja tiba dengan membawa minuman dingin.

Ashel menerimanya, lalu meneguk minuman itu dengan tidak sabaran.

"Ck, orang itu ikutan lomba?" Tanya marsha dengan tatapan mengarah ke 'orang itu'

Sekali lagi ashel menghela nafas, dia beranjak dari bangkunya dan pergi entah kemana. "Heh! Mau kemana?!"







||ZOA||









Ashel menyelusuri lorong sekolah dengan langkah malas. Mukanya lesu dan tidak bersemangat di hari event sekolah ini.

Ashel mendudukkan dirinya disalah satu bangku taman belakang sekolah. Menikmati sejuknya angin.

Karena tidak ada orang disana, ashel menidurkan dirinya ke bangku itu, lalu memejamkan matanya dengan buku novel yang sedari tadi ia bawa untuk menutupi wajahnya.




"Shel, inget ga ucapan aku waktu itu yang rela naruhin nyawa aku buat kamu?"

"No adel, stop it! Semua bakal baik-baik aja" Ucap ashel dengan suara yang bergetar.

"Jangan nangis, aku pernah bilang ga? Kamu makin cantik kalo lagi nangis" Adel terkekeh, tangannya masih ia gunakan untuk menggenggam tangan ashel.

"Berhenti gombal adel, lo lagi sekarat!"

Adel ketawa, "kayaknya ini hukuman buat aku karena sering nyakitin kamu sama mama. Aku--minta maaf" Tangan adel terangkat untuk mengelus rambut ashel. Tangannya gemeter.

"Aku sayang kamu shel" Adel tersenyum tipis. Lalu tangannya yang semula berada di kepala ashel terjatuh begitu saja menghantam tanah, bersamaan dengan matanya yang terpejam sempurna.

Ashel menangis histeris. Adel.... Perempuan itu menghembuskan nafas terakhirnya tepat di pangkuannya.


"ADEL!!" Ashel tersentak, dia melihat sekitar. Ini masih disekolah.

Jadi tadi semua itu mimpi?

Nafasnya masih tersenggal-senggal, menetralkan jantungnya yang berdebar tidak karuan.

Dengan cepat ashel merapikan seragamnya dan mengambil novel yang terjatuh di rumput taman lalu dengan langkah cepat kembali ke lapangan basket.






||ZOA||




Zee Or Adel? ✔Where stories live. Discover now