9. Kecelakaan

863 96 14
                                    


Berita soal Marcus kecelakaan sudah menyebar ke seluruh sekolah bahkan berita itu sampai ke telinga Vernon ataupun Ethan.

Tampak Mario berlari seperti seorang yang tengah kecolongan, menghiraukan orang-orang yang menatapnya aneh ia terus berlari menuju tempat teman-temannya berkumpul.

"WOI GUE PUNYA BERITA PENTING!" ucap Mario terengah-engah.

"Soal Marcus?" tanya Vernon.

Mario mengangguk, semua orang mendelik malas. Bahkan satu kota pun tau berita viral ini.

"Kalian tau siapa yang udah bikin dia kaya gitu?"

"Aliva." semua orang langsung terdiam menatap Mario dengan tatapan serius.

"Maksud lo apaan bawa-bawa dia?" ujar Vernon berdecak.

Mario memberikan beberapa lembar poto kepada mereka. Di poto tersebut mereka melihat Marcus yang tengah makan bareng dan jalan bareng Aliva, lantas kecurigaan pun terjadi.

"Selama ini Aliva bekerja sama dengan Marcus buat nyelakai Elina. Kalian tau siapa dalang dari kejadian kemaren? Ya Aliva!"  jelas Mario.

Valentino berdiri dari duduknya. "Kalau mereka bekerja sama terus kenapa Aliva bikin Marcus kecelakaan? Gak masuk akal bro." ucapnya masih tak percaya.

"Lo liat poto ini baik-baik! Kalau mereka gak saling kenal kenapa jalan bareng? Kenapa makan bareng?" decak Mario kesal.

Mario melirik Vernon yang sudah mengepalkan tangannya, ia jelas tau kalau lelaki itu sudah tersulut emosi. Mario tersenyum miring melihatnya.

Tatapannya beralih kearah Valentino. "Gue berasumsi mungkin Marcus gagal jalani perintah nya jadi ia bikin Marcus kecelakaan." tutur Mario.

Tanpa menunggu lebih lama Vernon bangkit dari duduknya lalu berjalan tergesa entah kemana, tetapi mereka yakin kalau Vernon tidak akan diam saja kepada Arena.

Sedangkan di sisi lain Arena tengah tidur di kursi taman belakang sekolah, tidur di kelas hanya akan membuatnya pusing karena berisik jadi ia memilih mencari tempat sepi.

Pikirannya menerawang kepada seseorang yang ia temui malam itu, Marcus. Entah kenapa setelah di lihat dari dekat wajahnya merasa tak asing.

"Perasaan dulu waktu pertama kali lihat dia kayak nya biasa aja deh, tapi kenapa sekarang wajahnya gak asing?" gumamnya berpikir.

"ALIVA!!"

Arena terlonjak kaget mendengar suara menggelar itu, ia menolehkan pandangannya mencari sesosok yang sudah berteriak kepadanya.

Terlihat seorang princess dengan ke-enam pengawalnya. Berjalan mendekat ke arahnya, ia menebak pasti akan ada masalah yang menyangkut dirinya.

Arena menghela nafas berat. "Ada ap-"

PLAK..

Suara tamparan itu tercetak jelas di pipi mulus Arena, ia mendongak menatap pelaku tersebut, Elina. What? benarkah ini? Seorang princess budiman menamparnya?

"Aku salah apa kak? Kenapa kakak sangat benci sama aku?" tanya Elina berlinang air mata.

Arena mengerjap bingung tangannya masih memegang pipinya yang terasa panas. Sedangkan ke enam lelaki itu masih diam, membiakkan Elina meluapkan semuanya.

"Kenapa kak Aliva terobsesi buat nyelakai aku? Apa salah aku kak? Bilang sama aku!" ucap Aliva kesal.

"Gue? Emnganya gue ngapain?" tanyanya menunjuk dirinya.

"Aku hampir celaka kemarin gara-gara Marcus," jawab Elina.

"Gue gak ikutan soal masalah ini, kenapa lo ngomong kek gitu sama gue?" tanya Arena tak mengerti.

PRIKWhere stories live. Discover now