14. Terkurung

348 34 5
                                    

Marcus menatap satu persatu bodyguard nya mereka semua menunduk tidak ada yang berani mengangkat kepala, terlebih lagi melihat tuan mereka tengah seperti singa kelaparan.

Masih ingatkan kalau Marcus bukan orang sembarangan ia juga tidak akan melakukan kebaikan secara cuma-cuma hal itu juga yang di lakukannya kepada Aliva ia tidak mungkin membiarkan gadis itu pulang tanpa mata-mata darinya.

Setelah mendapat laporan dari salah satu anak buahnya ternyata ada mata-mata yang mengawasi pergerakannya, hal itu di ketahui dengan adanya poto dirinya bersama Aliva di rumah sakit dan poto itu juga yang membuat keluarga gadis itu salah paham dengan kedekatan mereka.

"Selagi gue bicara baik-baik lebih baik kalian jujur! Kalau kalian gak jujur gue bakal bantai habis seluruh keluarga kalian!" ucap Marcus menatap satu persatu orang yang ada di sana.

Hingga saat ini tidak ada seorangpun yang berani mengaku, perlu di akui aura Marcus begitu menyeramkan hingga mereka semua mati kutu di buatnya.

"JAWAB ANJING! LO SEMUA PENGEN MATI HAH!?" teriak Marcus tak bisa menahan amarahnya lagi.

Marcus tersenyum miring bahkan ketika dirinya sudah marah pun mereka masih tidak berani mengaku.

"Tahan Bara sama Bruno di ruang bawah tanah! Jangan berikan mereka makanan ataupun minuman selama 7 hari." ucap Marcus berbalik pergi dari sana.

Sedangkan kedua orang itu langsung terkejut karena identitasnya terbongkar padahal mereka sangat apik dalam menjalankan tugas ini. Apa yang akan akan terjadi kepadanya jika bos mereka tahu tentang masalah ini.

"Rupanya ada orang yang mengawasi bocah itu." decak Marcus.

"Cari tahu siapa yang mengawasi gadis itu!" titah Marcus kepada Lucas asisten pribadinya.

"Saya sudah berusaha mencari informasi itu tuan tapi saya tidak menemukan apapun, Bara sama Bruno hanya mata-mata dari anak buahnya." jawab Lucas membuat langkah Marcus terhenti.

"Apa ada orang yang diam-diam menyukai gadis itu?" tanya Marcus heran.

Lucas menggeleng "Selama ini gadis itu hanya sibuk mengejar Vernon terlebih lagi dia tidak memiliki teman jadi saya merasa ragu tentang hal itu."

Marcus tersenyum menyeringai, ucapan Lucas tidak ada salahnya tetapi itu juga belum tentu benar karena mau bagaimanapun, tidak akan merubah fakta kalau gadis itu sedang di awasi.

"Cari tahu keadaan adik gadis itu." ucap Marcus memasuki kamar pribadinya.

***

Aliva menghela nafas kasar, hari sudah menunjukkan pukul 3 sore akan tetapi Ethan masih setia mengurungnya di kamarnya. Sebenarnya apa yang lelaki itu pikirkan mengapa ia mengurungnya di sini.

Kryukk

Perutnya keroncongan karena sedari pagi ia belum memakan apa-apa. Aliva tidak tahu lagi harus berbuat apa sehingga ia memutuskan tidur sebentar untuk menghilangkan rasa laparnya.

Sebelum Aliva terlelap pintu kamar itu terbuka membuatnya merasa terganggu.

"Keluar!" perintah Ethan tak terbantah.

"Kenapa baru di buka sekarang? dari tadi gue nahan lapar." bukannya menjawab Aliva malah mencabik kesal.

Ethan mendekat lalu mensejajarkan tubuhnya, tangannya terangkat mengangkat dagu gadis itu. "Lain kali jangan buat gue marah!" ucapnya seperti manahan gejolak amarahnya.

"Sekarang jawab pertanyaan gue dengan jujur, kenapa lo bisa terikat dengan Marcus? Kalian berkerjasama untuk pisahin Elina sama Vernon? atau lo mau nyelakai Elina?" tanya Ethan membuat Aliva lagi-lagi menghela nafas lelah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PRIKWhere stories live. Discover now