Bab 15 Ketahuan

5.2K 204 0
                                    

"Anu apa hayoo..." Ledek Gean.

"Itu loh!" Bingung Adinda. "Ben, bantuin jawab!" Bisik Adinda.

"Kita lagi belajar bareng, " jawab Ben datar.

"Sejak kapan Adinda belajar bareng sama Crush nya?" Tanya Dean.

"Anu... Mau memperbaiki nilai, " gugup Adinda.

Dean pun membuka plastik kresek yang sejak tadi di pegang nya. Dean memberikan masing-masing kotak untuk Adinda dan Ben.

"Apaan nih?" Tanya Adinda.

"Selamat menempuh hidup baru!" Ucap Lena dan Gean.

"Sorry kemaren nggak bisa dateng, " sela Dean.

"A-apa ini?" Bingung Adinda.

"Buat apa?" Tanya Ben.

"Halah... Gak usah sok nggak tau, kita udah tau kalo kalian udah nikah, " sela Dean.

"Da-dari mana kalian tau?" Tanya Adinda menatap Lena sinis.

"Loh beneran udah nikah? Padahal kita niatnya cuma mau ngetes doang, " ujar Gean.

"Kampret! Kalian jebak gue pake pertanyaan!" Kesal Adinda.

Ben melirik sinis ke arah Adinda yang mudah terjebak dengan pertanyaan tapi pernyataan.

"Kalian tau dari Lena ya?" Tanya Adinda.

"Kok jadi gue? Eh, Lo harusnya bersyukur gue nggak kasih tau satu sekolah soal kalian..." Ujar Lena

"Tante Rere, " jawab Gean.

"Lo udah baikan sama Tante Rere?" Tanya Adinda.

Dean hanya diam tak menjawab, alasan mereka berdua tau tentang pernikahan Adinda karena Rere datang untuk melihat Dean. Lalu tak sengaja mengatakan tentang pernikahan Adinda dan Ben.

"Udah-udah, ngapain dulu yuk! Ntar kalo udah mau masuk, kita balik ke sekolah, " ucap Gean.

"Keseringan bolos itu nggak baik, " sela Ben.

"Mumpung Lo nggak ada di sekolah, jadi ada keramaian buat bolos. Lagian kita juga sering bolos sama Din.." ucap Dean terpotong.

Belum menyelesaikan kalimatnya, mulut Dean sudah di bungkam oleh tangan Adinda. Kalau sampai Ben mengadu ke Mamanya mengenai Adinda yang sering bolos, bisa berabe.

"Hehehe... Yang bolos cuma mereka, gue nggak ikut-ikutan, kan sebagai Bendahara yang baik, gue kasih contoh yang baik dong, " elak Adinda.

"Udah jadi istri gue nggak udah macem-macem di sekolah kalo nggak mau gue aduin Lo ke mama!" Ancam Ben.

Ni orang belum pernah di tampol pake sendal. Apa-apa di aduin ke Mama! Untung Mama gak tarik uang jajan! - batin Adinda kesal.

"Nggak kok Ben, Dinda bakal jadi anak baik kok!" Ucap Adinda.

"Yuk main, " ajak Dean.

"Main apa cuy?" Tanya Lena.

"Ya join yuk!" Ajak Gean.

"Nggak, gue mau baca buku, " jawan Ben sambil berlalu untuk kembali duduk di sofa.

"Udah nggak usah di perhatiin, kutu buku biar makan buku sampe kenyang!" Cibir Adinda.

"Main apaan woy?" Tanya Dean.

"Ntar, gue ambil poker coy!" Ucap Adinda.

"Perasaan poker Lo udah di pernah di sita deh Din?" Tanya Dean.

"Punya bapak gue kan ada, " jawab Adinda.

"Nyetel tu anak, " cibir Lena.

Adinda pun mengambil kartu mainannya di laci kamarnya. Tak lama Adinda kembali turun untuk bermain, memang saat Adinda sakit karena tamunya, ia akan mencari kegiatan agar bisa sedikit mereda sakit nya.

"Nih..." Ucap Adinda sambil melemparkan sekotak kartu.

"Wah... Kocok-kocoh!" Ucap Gean.

Dean mengocok kartu dan mulai membagikan kartu nya, kalo ini hukuman nya yang kalah traktir makan.

"Nih gue K!" Ujar Dean.

"Gue Q!" Ujar Lena.

"Haha.. gue J!" Sela Gean.

"Anjir Lo pada!" Kesal Adinda.

Adinda tampak mengerutkan dahinya, sementara ketiga teman nya sudah tersenyum penuh kemenangan karena sudah merasa akan makan gratis.

Pakk..

Adinda membanting salah satu kartunya ke atas karpet, dan ketiga teman nya melongo tak percaya.

"Gue AS vroh!" Ucap Adinda dengan senyum penuh kemenangan.

"Kampret, ketipu kita!" Ujar Dean.

"Yah gue kita, " sahut Gean.

"Siapa nih yang traktir jadinya?" Tanya Lena.

"GEAN..." semua orang menjawab kecuali Ben.

"Ah bangkrut gue lama-lama!" Kesal Gean.

"Aelah Gen... Gen... Lo kasih makan anak satu sekolah pun nggak bakalan bangkrut lah, " cibir Adinda.

"Tau tu, harta se abreg gitu bilang bangkrut, " ledek Dean.

"Katarak ya Lo?" Tanya Lena.

Tak seperti aturan main poker yang sebenarnya? Memang di buat seperti itu karena, walau mereka berempat terkenal sebagai berandal sekolah, mereka tetap bisa jaga diri. Mereka menganggap kalau hal tersebut bisa menyesatkan, jadi ya sewajarnya saja.

"Aelah! Mau makan apa?" Tanya Gean dengan nada sedikit kesal.

"Apa ya..." Pikir Adinda.

"jangan yang mahal-mahal, duit cash gue abis!" Peringat Gean.

"Enaknya makan apa nih?" Tanya Adinda.

My Crush My Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now