Bab 48 Sepintar Albert Einstein

2.3K 132 1
                                    

Adinda kesal sendiri dan memilih untuk mengambil sepedanya agar bisa segera pulang. Di jalan ia mengayuh sepedanya agak cepat untuk membarengi Ben.

"Ben... Katanya nungguin gue, kok balik duluan? Mau ada acara di rumah ya?" tanya Ben.

"Eh? Iya, gue balik dulu!"

Ben buru-buru pulang agar tidak semakin salah tingkah. Wajah imut Adinda masih membayangi otak Ben, itu membuat nya cukup stress dan sulit konsentrasi.

"Emang muka gue ada apanya ya... Kok dia sampe gitu banget dah, " Adinda bingung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

(◕ᴥ◕)

Di rumah.

Sampai di rumah pun Adinda tidak melihat Ben, ia bingung sekali. Ia malah bertemu mertuanya di ruang tamu.

"Eh bunda... Kayak nya sibuk banget, mau kemana bun?" Adinda bertanya.

Bunda menghentikan langkahnya. "Eh, kebetulan ada kamu. Kamu ada acara nggak? Ikut bunda yuk!"

"Emang mau kemana bun? Ada acara?"

Bunda celingukan untuk melihat situasi. "Cari kado buat Ben, ayo ikut!"

"Kado? Buat apa? Ben ulang tahun?"

"Lah... Masa kamu lupa? Bentar lagi Ben itu mau lomba basket mewakili sekolah di Porseni Kabupaten, kamu nggak cari kado?"

"Hah pertandingan basket? Trus apa hubungannya sama kado?"

"Loh, kamu gak tau. Hampir setiap pertandingan, Ben selalu memenangi pertandingan basket. Jadi bunda mau kasih kado spesial buat dia, "

"Bukannya nggak tau bun, tapi baru nyadar aja. Aku ikut Bun, tunggu ya, Dinda mau ganti baju!" Adinda berbohong.

"Oh oke, Bunda tunggu di luar!"

Masa Ben mau pertandingan sih? Mana gue tau, kapan ulangan aja gue nggak tau, apalagi jadwal anak basket. Kalo ditanya kapan rilis game online baru, baru gue tau! - batin Adinda.

Adinda naik ke atas untuk segera ganti baju, hanya memakai celana pendek ¾ dan Hoodie berwarna dusty pink. Ia dan Bunda pergi ke salah satu mall besar.

(◕ᴥ◕)

Di Mall.

Mereka berputar-putar sambil berpikir kado apa yang harus ia berikan pada Ben. Mereka pergi ke salah satu toko peralatan olahraga.

"Eh lihat... bola basket nya bagus ya! Gimana kalo kita beli ini buat dia tambah semangat latihan nya?" tanya Bunda sambil menunjukkan salah satu bola basket.

"Boleh Bunda, ide bagus!"

"Tapi yang ini bagus, yang ini juga bagus. Jadi beli yang mana dong?" tanya Bunda yang bingung karena ada banyak bola yang menarik.

"Ehem... Yang kanan itu kayaknya bagus deh Bun, " Adinda menunjuk salah satu bola di tangan kanan Bunda.

"Eh iya ini bagus! Ya udah, mas bungkus dua-duanya ya!" pinta Bunda pada salah satu pegawai mall.

"Iya ibu, di tunggu sebentar ya. Pembayaran di lakukan di kasir sebelah sana ibu..."

"Ok, Adinda... Ayo ke sana!" ajak Bunda.

"Hah? Iya Bunda..."

Adinda bingung dengan mertua nya, meminta pendapat, Nerima pendapat lalu memilih dengan pilihan nya sendiri. Lalu apa gunanya bertanya pendapat orang lain. Adinda hanya membiarkan dan mengikuti langkah Bunda saja.

(◕ᴥ◕)

Di toko baju.

Sehemat-hematnya perempuan, tetap tidak bisa berjalan lurus begitu saja saat di kanan kirinya terdapat tulisan 'Diskon' . Bunda langsung menarik Ben secepat kilat menuju lokasi diskon.

"Ya ampun... Bajunya bagus, dan seukuran kamu. Lihat deh, kamu suka nggak?" tanya Bunda yang sibuk menunjukkan baju dengan model Girly

"Bunda... Dinda nggak terlalu suka baju cewek, enak beli di distro aja. Pastinya banyak yang cocok buat Dinda!"

"Oh no no no no no!!! Kamu udah jadi menantu Bunda, jadi harus jadi wanita yang feminim dan tercantik di sekolah supaya Ben nggak melirik yang lain! Kunci kuatnya hubungan itu juga penampilan. Boleh kita kucel, bau bawang merah, tangan banyak sabun, pake daster doang. Tapi kalo di depan suami itu harus menarik, dandan yang cantik, badan wangi, penampilan menarik. Lagipula menyenangkan suami itu dapet pahala gede loh!" bunda menjelaskan panjang lebar.

Adinda hanya menjawab dengan iya-iya saja. Padahal tidak terlalu paham.

"Jangan sampai suami bosan sama kita dan cari perempuan lain di luar. Emang suami itu ada yang setia banget, tapi bukankah suami bakal semakin sayang kita kalo kita cantik? Lagian nggak dosa kalo cewek dandan cantik di depan suami. Maka dari itu, ayo belanja!"

"Ujung-ujungnya belanja juga!" Adinda bergumam.

Bunda langsung OTW menuju toko baju, toko sepatu, toko aksesoris, toko make up, toko skincare dan lainnya. Membeli ini itu, asal ambil penting suka, Bayar tinggal gesek, definisi orang kaya sejati. Adinda sampai kewalahan kesana-kemari membeli ini itu.

(◕ᴥ◕)

Di rumah.

Adinda memijit-mijit kakinya yang kelelahan setelah estafet diskon di mall. Kotak hadiah Ben hanya 2, sedangkan paper bag belanjaan nya ada 10 lebih.

"Ya Allah... Lain kali nggak lagi deh, beli sebanyak ini itu suka sih, seneng juga, tapi pakenya kapan? Kan lebih enak mabar di rumah, "

Adinda membuka ponselnya untuk melihat apakah ada yang mengirimkan chat padanya.

(◕ᴥ◕)

GC TERCINTAH

Dean
Din... Lo di mana? Gue telfon kok nggak di angkat?

Lena
Iya nih, gue cari di rumah, kayanya Lo lagi keluar

Gean
Iya, padahal mau kita ajak latihan band

Adinda
Eh sorry, tadi gue keluar sama Bunda, sorry ya, kapan-kapan aja ya, capek bet gua!

Dean
Abis ngapain oy?"

Lena
Jangan-jangan

Gean
Anuu...

Adinda
Hush... Gak boleh nganu-nganu! Pokonya gue capek dah gua off dulu. Daahh...

(◕ᴥ◕)

Adinda berbaring dan berpikir, kado apa yang harus nya ia berikan pada Ben. Kan aneh kalo bunda nya kasih hadiah, tapi istri nya nggak.

"Beliin apaan coba? Oh beliin seblak keknya ide bagus! Eh, dia kan udah biasa beli. Apa ya? Kuota buat mabar? Atau kirimin Skin Alucard, oh Skin Lancelot. Tapi gue sendiri aja kagak pernah beli. Kasih coklat? Emang gue mau nembak cowok? Au ah, kesel gua! Kagak ada ide!"

Adinda kesal sendiri karena tdiak ada ide yang bagus di otaknya. Isi otaknya hanyalah main game. Ia berjalan menuju ruang ganti untuk mengembalikan ranselnya, lalu ia berhenti sejenak.

"Nah gue punya ide! Beliin sepatu baru! Ya, Adinda memang hebat seperti Albert Einstein! Aku memang pintar!"

Adinda kegirangan karena menemukan ide, kali ia berbalik dan melihat sebuah lemari besar yang penuh dengan sepatu Ben.

"Gue nggak jadi pinter! Pinter nya nanti-nanti aja deh..."

(◕ᴥ◕)

Ada bayangan nggak, Adinda mau kasih hadiah apa? Apakah semewah rumah Shahrukh Khan? Seindah Puisi karya Chairil Anwar? Semahal mobil Raja Arab? Semengejutkan perasaan tahun baru? Atau justru sepatah mainan Spongebob dan Patrick?

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang