Bab 38 Perhatian

2.9K 140 0
                                    

"Din... Bangun lah, makan... Masa dari kemarin cuma makan apel doang? Makan nasi lah Din.... Atau Lo pengen makan apa? Gue beliin, gue cariin walaupun itu susah. Tolong Din, Lo ngomong dong Din... Ngomong, Lo pengen apa... Lo kenapa? Gue siap jadi sandaran Lo..."

"....."

Adinda beranjak duduk, Ben begitu senang melihat nya. Namun Adinda masih mengabaikan nya.

"Ini makanannya, " ujar Ben.

Adinda tak menggubrisnya, ia berjalan mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi tanpa melihat Ben. Ben menghela nafas nya, ia bingung dengan semua ini.

"Din... Kapan lo mau buka mata dan lihat semua kenyataan ini!" gumam Ben.

(◕ᴥ◕)

Di kamar mandi.

Adinda belum melepaskan pakaian nya, tapi ia sudah menyalakan shower hingga seluruh tubuhnya terbasahi air.

"Mama... Dinda pengen ngusul mama papa, " gumam Adinda.

Adinda menyalakan kran air lalu berendam di bathtub. Ia tidak bisa merasakan senang dan santai. Padahal biasanya, berendam adalah hak yang paling Adinda sukai. Namun saat ini hatinya seperti benar-benar kosong tanpa perasaan.

"Kenapa nggak nafsu makan? Nggak merasa lapar sama sekali, dan aku tidak bisa senang. Pengen teriak tapi nggak ada suara, " gumam Adinda sambil mengaduk-aduk air di bathtub.

Merasa mulai dingin, Adinda menyudahi acara berendam nya dan memakai kimono handuk keluar. Baru membuka pintu, Adinda memegangi kepalanya.

"Aw..."

Brukk...

Adinda jatuh pingsan, Ben yang masih ada di dalam kamar pun panik. Ia langsung berlari untuk menolong Adinda.

"Astagfirullah Adinda... Kamu kenapa lagi sih..." panik Ben.

Ben langsung membopong Adinda menuju ranjang dan menelfon dokter. Rafid belum tau karena belum pulang dari restoran.

Setelah dokter datang dia langsung memeriksa keadaan Adinda dan memasangkan infus di tangan Adinda.

"Om... Ini kenapa lagi sih? Kok pingsan lagi?" tanya Ben.

"Dari kapan belum makan?"

"Dari kemarin cuka makan apel 1 doang om, " jawab Ben.

"Astaga Ben! Orang nggak makan sehari penuh aja bisa pingsan, dan ini dari kemarin cuma makan apel? Pantes aja kondisinya langsung drop!"

"Om bilang nggak boleh maksa, ya udah aku siapin doang makanan nya, "

"Ya enggak gitu juga! Walaupun orang itu tertekan, ia tetap butuh makanan! Adinda beruntung banget nggak kenapa-kenapa. Dia punya maag kan? Kalau maag sudah akut, bisa-bisa kena kanker lambung! Jadi tolong Adinda di jaga, jangan ceroboh!"

"Iya om maaf, "

"Udah... Om pergi dulu, kamu jaga dia baik-baik! Nanti kalo infusnya mau habis, telfon Om aja, biar om kirim salah satu perawat. Atau perlu bawa aja ke ruang sakit?"

"Nggak usah om... Adinda nggak suka rumah sakit, kenangannya paling menyakitkan selalu di rumah sakit, "

"Ya sudah... Nanti om kirim perawat buat rawat dia, "

"Iya om, "

(◕ᴥ◕)

Malam hari.

Saat Ben sedang tertidur, Adinda terbangun. Ia melihat wajah Ben yang tengah terlelap dan terlihat begitu kelelahan.

Pagi hari sekolah, sore hati mengurus persiapan HUT sekolah, dan malam hari masih harus mengurus nya. Adinda tak bisa membayangkan betapa lelahnya itu.

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang