Bab 29 Susu

4.3K 166 0
                                    

"Lah... Aneh deh, " ujar Adinda tak peduli.

Kalo gue pergi, trus Lo bisa mesra-mesraan sama Maxime gitu?  - batin Ben.

Lena, Dean dsn Gean mulai memainkan alat musiknya, Adinda hanya melihat, Ben fokus dengan bukunya dan Maxime yang menikmati lantunan musiknya agar bisa memberi masukan.

"Gimana Max?" tanya Dean.

"Udah bagus, cuka buat Lena... Coba nikmati lagi musiknya buat tau pas ketikan nadanya, " jelas Maxime.

"Dean... Udah bagus sih. Gean... Buat interval antara Reff sama Pre Chorus, coba tambahin selingan nada gitu biar nggak terlalu kosong, " jelas Maxime.

"Oke Max!!"

"Kok ada yang kurang ya... Tapi apa? Oh iya, vokalisnya mana?" tanya Maxime.

"Dulu ada anak di Band kita namanya Rio, dia vokalis utama band. Cuma sekarang dia udah pindah sekolah, dan biasanya Adinda yang jadi vokalis pengisi, " jelas Dean.

"Oh ok! Kalo gitu kalian sesuaikan nadanya sama tinggi nada suaranya Adinda. Kalo yang nyanyi cowok, kalian bisa pake not yang rendah. Tapi karena yang nyanyi cewek, buat Bass sama gitar bisa pake Frett biar musiknya nggak terlalu rendah buat suara Adinda, " jelas Maxime.

"Siap bos!"

"Oh iya... Band kalian ini band apa?"

"Rock, "

"Kalian nggak pengen guru keluar dari Cover Zone kalian sendiri?" tanya Maxime.

"Maksud nya?" tanya Adinda.

"Ya... Nggak pengen guru nyanyiin lagi yang agak slow atau yang beda dari biasanya, " jelas Maxime.

"Kalo dulu sudah karena suara Rio itu nge-rock, tapi kan sekarang vokalisnya Adinda. Bisa lebih gampang deh, " sahut Lena.

"Nah itu... Coba yang beda, sialnya itu bisa jadi nilai plus kalo kalian ikut lomba band. Awalnya kalian bisa musik rock, terus bisa juga musik slow, " jelas Maxime.

"Oke-oke! Ide bagus!" jawab Gean.

"Gue seempat, " sela Dean.

"Setuju beybeh... Setuju, " ralat Adinda.

"Nah itu maksud nya..." jawab Dean.

"Hahahaha..."

Mereka berbincang-bincang sambil sesekali latihan Band dan bercanda, setelah hari mulai sore, setelah ashar mereka pamit untuk pulang.

"Makasih ya Beb, udah beliin kita alat musik, " ujar Gean.

"Kok Beb?" tanya Lena.

"Masa 'makasih ayang'? Ayang nya Andin?" tanya Gean.

"Ciee nonton Ikatan cinta, " ledek Dean.

"Masa seorang Gean lihat Kuasa Illahi?" tanya Gean.

"Siapa tau setelah itu tobat... Hahahaha, " ledek Adinda.

"Din aku pamit dulu... " ujar Maxime.

"Iya, makasih ya buat hari ini, " ucap Adinda.

"Iya sama-sama, aku pulang dulu ya Din... Assalamualaikum, " ucap Maxime.

"Waalaikumsalam, "

Adinda melihat ke arah Maxime sampai Maxime hilang dari pandangan nya.

"Udah liatinnya jangan lama-lama, durhaka Lo sama suami, " ujar Dean.

"Buat marah suami ntar nggak di kasih jatah loh..." gurau Lena.

"Kebalik Len, yang bener itu buat marah istri nanti nggak di kasih jatah, " ralat Gean.

"Nah bener! Hahahah..." tawa Lena.

"Ah somplak semua lu pada! Sono balik ke habitat masing-masing, " kesal Adinda.

Sedangkan Ben hanya cuek tak menanggapi.

"Ah jahad!!! Gue pulang...". ujar Dean.

"Ya balik saja sono..." ujar Adinda

"Pamit dulu ya Tuan dan Nyonya Cameron, " ledek Lena dan Gean.

"Ih... Gue korbanin juga kalean buat lebaran Idul Adha, " kesal Adinda.

"Balik dulu.... Assalamualaikum, "

"Waalaikumsalam, "

Adinda dan Ben pun masuk kembali ke dalam rumah, di dalam rumah, Ben meminta pada Adinda agar di buatkan makanan.

"Eh masak gih... Gue agak laper, " pinta Ben.

"Kan ada Bi Iyem, " jawab Adinda.

"Istri gue itu Lo apa Bi Iyem?" tanya Ben.

"Masak apa?" tanya Adinda.

"Masak makanan lah, " jawab Ben.

"Gue bisanya masak air, "

"Payah banget sih Lo jadi cewek!" ledek Ben.

"What!!! Lo ngomong apa tadi? Sekarang ngomong pengen apa? Gue buatin!" tegas Adinda.

"Mie kuah rasa soto ayam, pake telur 1, sawi di banyakin, cabeknya banyakin, kasih seledri di atasnya, kuah nya 2¼ gelas 250 ml-an, taruh mangkok warna coklat, kasih juga kota di atasnya, " pesan Ben.

Adinda terdiam sejenak untuk mengingat pesanan Ben barusan. Setelah cukup yakin, barulah Adinda pergi ke dapur.

"Tunggu bentar!" jawab Adinda.

Ben menunggu di kamarnya sambil melihat berita di TV, sedangkan Adinda sedang bertempur dengan alat-alat dapur dan menolak bantuan Master Iyem.

"Tadi cabeknya betapa ya? Ah semua aja deh, "

Selesai memasak, Adinda meminta tolong Bi Iyem agar membawakan mie miliknya, sedangkan tangan Adinda membawa semangkuk mie milik Ben.

(◕ᴥ◕)

Di kamar Ben.

Cklek...

"Nih mie Lo...," ujar Adinda sambil menaruh mie Ben di atas meja.

"Ok thanks, Lo nggak makan?" tanya Ben.

"Makan lah, " jawab Adinda.

Ben melihat tampilan mie nya yang tidak meyakinkan, berharap rasanya memenuhi standar nya. Tak lama Bi Iyem menaruh semangkuk Mie dan segelas susu di meja.

"Ini punya siapa?" tanya Ben.

"Punya gue lah, " jawab Adinda.

"Kok bagus banget pengajian nya? Punya gue mbuluk?" tanya Ben.

"Punya Lo, gue yang masak. Punya gue, Bi Iyem yang masak, " jawab Adinda santai.

Tak menghiraukan Ben, Adinda makan terlebih dahulu. Sedangkan Ben mulai menyeruput kuah mienya.

"Haahhh... Pedes!!! Na minta susu!" ucap Ben.

"Susu? Susu apa?" tanya Adinda bingung.

"Susu Lo lah! Buruan!" kesal Ben.

"Susu gue?" tanya Adinda.

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, DAN VOTE 🙏

My Crush My Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now