Episode 38 : Pretty Please

89 15 4
                                    

Dita melihat Sang Hyuk yang diam. Dia, Sang Hyuk dan Suci makan dalam keheningan. Memang tidak pernah ada kenyamanan antara dirinya dan Sang Hyuk. Tapi entah kenapa semenjak kemarin dirinya tidak tersenyum. Waktu itu setelah kembali dari suatu tempat, dirinya disuruh mencopot pakaian pengantinnya lalu langsung menyuruhnya ke kantor untuk bekerja.

Pretty Please pun heran melihat Dita yang awalnya sudah diberitahu oleh Sang Hyuk bahwa dia cuti sehari, muncul di siang hari. Lalu Sang Hyuk kembali menelpon dirinya untuk mempersiapkan Pretty Please dalam waktu 2 hari untuk memilih lagu dan rekaman.

Keputusan yang tiba-tiba, tapi itu membuat Pretty Please sangat senang. Mereka melompat-lompat dan berpelukan. Dita meminta izin kepada Sang Hyuk untuk menginap di kantor tapi dilarang. Dia kemudian izin ke kantor pagi buta. Itu juga dilarang . Dia tidak mengerti mengapa Sang Hyuk kehilangan kendali atas moodnya. Demi Pretty Please dia harus mengatasi hal ini.

"Are you alright? (Apa kamu tak apa?)," tegur Dita

*Semua percakapan bahasa Inggris akan diterjemahkan langsung ke bahasa Indonesia

Sang Hyuk masih diam. Matanya fokus pada sarapannya. Salmon asap dengan telur rebus setengah matang, jamur dan pasta yang diberi taburan herbs, sedikit lada hitam dan garam.

"Sang Hyuk." Dita mencoba menegurnya sekali lagi.

Sang Hyuk tersadar. Tidak menyangka bahwa Dita memanggilnya.

"Kau tidak terlihat baik dari kemarin."

Raut wajah Sang Hyuk berubah. Kata-kata Dita seperti sekrup yang dilonggarkan di dadanya. Dia ingin berkeluh kesah. Melihat wajah calon istrinya yang sangat imut. Melihat tangannya yang mungil. Sang Hyuk tidak tahan untuk menyentuh telapak tangan itu.

Sementara Dita menahan dirinya agar tidak menarik tangannya.

"Terima kasih telah mengkhawatirkanku." Lalu Sang Hyuk menggenggam tangan Dita.
"Hanya masalah kecil." Bahunya dinaikkan sedikit sembari tersenyum. "Masalah pernikahan kita."

Sendok Suci menggantung di udara. Hendak dimasukkan ke mulut, namun Suci malah memutuskan untuk menaruhnya kembali di atas piring.

"Kok berhenti? Itu belum habis," ucap Sang Hyuk melihat Suci turun dari kursinya.

"Sudah kenyang ayah Sang Hyuk." Suci berdiri menjawab, wajahnya seperti menahan emosi.

"Panggil ayah saja. Jangan dengan tambahan nama. Aneh sekali. Aku kan ayah kandungmu."

Suci menunduk lalu mengangguk. Berbalik dan berjalan ke arah ruang tamu, mempercepat langkahnya.

Melihat hal itu Dita menarik tangannya. "Aku susul dia dulu sebentar." Lalu bergerak menyusul Suci.

Dita melihat Suci berjalan menuju gerbang. Sepatunya dipakai ala kadarnya seperti sandal. Talinya dibiarkan tak terikat sambil menggendong tasnya.

"Nak! Mau kemana?! Talimu belum diikat nanti jatuh!" Dita memanggil Suci dengan bahasa Indonesia.

Suci berjalan terus tak menoleh. Dita berlari, menangkap tangan Suci. Tindakan itu membuat Suci berhenti berjalan.

Kemudian Dita berjongkok di hadapannya. "Nak. Ayo kembali makan dulu." Dita terkejut melihat wajah Suci yang basah karena air mata. Lalu Dita memeluk Suci.

"Papa Suci bernama Jihoon, Ma," ucap nya sambil sesegukan. "Mama ayo kita pulang ke rumah papa." Sesegukannya makin tak tertahankan. Suci mulai menangis keras.

"Anakku sayang dengarkan," bisik Dita. Lalu melepaskan pelukannya, memandang wajah Suci. "Mama tidak akan menikah dengan Sang Hyuk. Mama janji."

Mata Suci membesar. "Benar Ma?"

Mistake in Love (Sudah Terbit. Pemesanan lihat halaman terakhir.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang