Episode 60 : Going Home

82 15 2
                                    

"Terima kasih banyak!" Choon He beserta para member Pretty Please membungkuk memberi hormat kepada para penonton yang bersorak histeris. Pretty Please undur diri setelah menyelesaikan performance-nya di atas panggung Festival Ansan.

"Hei kalian keren sekali," ucap salah satu senior pria solois yang akan naik panggung berikutnya. Seorang penyanyi Trot yang sangat terkenal. Penggilanya adalah para ibu-ibu yang rela meninggalkan cucian atau masakan yang sedang dimasak saat dirinya tampil di TV. Jadi Festival Busan ini terkesan istimewa karena menggabungkan momen putra / putri beserta para ibu.

"Terima kasih Kim sunbaenim." Pretty Please membungkuk hampir berbarengan. Dita berlari dengan tumpukan handuk di tangannya. Cuaca agak gerimis dan dingin. Pretty Please senang sekali akhirnya bisa memeluk sesuatu yang hangat dan lembut. Menjadi Girlgroup lebih menantang daripada Boygroup karena pakaian mereka lebih terbuka terutama di bagian kaki. Mereka harus mau memakai pakaian seperti itu di musim salju sekalipun.

"Unnie. Bagaimana?" tanya Gi yang menyangka Dita pasti melihat penampilan mereka di YouTube live.

"Sempurna." Dita tersenyum bangga.

"Ah haha syukurlah. Setelah ini mau makan mie ramen." Perut Gi sudah terdengar berbunyi.

"Heh kau bilang kau sedang diet," sindir Byeol.

"Bodo ah. Sejuk-sejuk gini enaknya makan mie ramen."

Choon He mentowel-towel perut Gi sambil bernyanyi "lemak lemak lemak". Gi membalasnya dengan mengapit kepala Choon He dengan ketiaknya.

Byeol dan Ara yang melihat mereka berdua tertawa. Dita senang sekali melihat pemandangan itu. Sudah tidak ada lagi kecanggungan di antara mereka dibanding awal mereka bertemu.

Lalu Dita merasakan smartphone-nya bergetar. Sebuah nomor asing. Dita segan tapi optimis, mungkin itu adalah peluang untuk Pretty Please.

"Halo?"

"Halo sayang. Ini aku. Sudah lama ya."

Petir menyambar. Mendung mulai menyelimuti kota Ansan. Badan Dita membeku. Dadanya terasa sesak. "Sa ... Sang Hyuk?"

"Iya sayang. Aku sudah menjemput Suci di sekolah. Ayo kita bersama-sama lagi. Aku kangen."

***

"KOK BISA BEGITU?! OTAK KALIAN DITARUH DIMANA?!"

"Maafkan kami Gyojang seosang-nim ... Maafkan kami!" Dua orang itu membungkuk dalam. Air mata mereka menetes ke lantai penuh penyesalan.

Sang kepala sekolah memarahi dua orang petugas keamanan. Dirinya tak habis pikir bagaimana seseorang bisa masuk ke pagar sekolah tanpa diperiksa terlebih dahulu.

"Kalau nak Suci kenapa-kenapa kalian mau tanggung jawab hah?! Orang tuanya belum tau. Tapi polisi akan kemari! Akan kuserahkan kalian pada mereka!"

"Maafkan kami Gyojang seosang-nim. Saya pernah bicara kepada orang itu dan tahu dia orang tua salah satu murid. Dia sangat ramah ..."

"IYA TAPI DIA NARAPIDANA!"

"Kami tidak tahu Gyojang-"

Gong Tae dari jauh berlari menemui sang kepala sekolah. Nafasnya tersengal-sengal, semenjak kesibukan kantor yang sangat, dia tak pernah sempat berolahraga.

"Bagaimana?" tanyanya kepada sang kepala sekolah.

"Maafkan kami atas keteledoran kami. Security berkata bahwa dia melihat ayah Suci masuk ke dalam dan dia tidak menaruh curiga ..."

Mistake in Love (Sudah Terbit. Pemesanan lihat halaman terakhir.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang