14 Rooftop

8.3K 943 24
                                    


Aku merasa bad mood hari ini karena report-ku belum di review oleh Tuan Arka sejak kemarin. Bilangnya sibuk tetapi bisa mondar-mandir keluar kantor seenaknya, bebas kongkow di basement dan sekarang kayaknya nih—kalau tebakanku tidak salah—dia lagi asyik main game di dalam ruangan ovennya atau nonton YouTube. Streaming apalah.

Setelah Arka mengalami sakit tifus waktu itu dan ia kembali kerja lagi, hampir saban hari mejanya penuh dengan bunga Aster dan Lily. Ada juga yang mengirim makanan seperti buah dan paket sehat porsi makan siang, lalu jenis vitamin pun berjubel di atas mejanya. Satu pekan berlalu, hingga hari ini kabarnya Arka masih mendapat bingkisan, entah dari fans manalagi.

Nggak kebayang dia masih sepopuler itu di kantor ini. Mungkin karena dia masih single dan belum taken sama siapa pun, juga termasuk leader termuda di sini karena masih di bawah 30 tahun. Bisa jadi barang tentu. Tapi, dia nggak bisa seenaknya sendiri dong sehingga menyepelekan pekerjaanku, kok belum dia sentuh sama sekali sih? Sengaja?

Pusing memikirkan kesemena-menaannya denganku, si junior di kampus dan di kantor juga. Sikapnya akhir-akhir ini memang agak baik, kurang lebih saat jam istirahat dan jam-jam lain—di luar masalah pekerjaan. Kalau sudah urusan kerja, dia bisa mendadak tega lagi, seperti sekarang ini.

Demi mengusir kepusinganku, aku sibuk berselancar di dunia maya. Jam istirahat masih berlangsung dan suasana kantor sepi, aku tadi bawa bekal dari rumah dan makan di meja kerja setelah menolak ajakan Fajri pergi ke restoran siap saji yang nggak sehat itu. Tanganku mulai mengetikkan kata motivasi for ladies di browser, tunggu beberapa detik, munculah ini.

Better to be strong than pretty and useless. -Lilith Saintcrow

Lebih baik menjadi kuat daripada cantik dan tidak berguna. Benar banget! Aku setuju!

"Kuat dari apa nih maksudnya?"

Suara Arka mengejutkanku, sejak kapan dia berdiri di belakang kursiku, sudah lama? Mati. Dia tahu dong dari tadi aku searching apa saja, termasuk mengintip film romance yang sedang diputar di bioskop saat ini, novel-novel best seller yang juga ber-genre romance.

Aku berusaha bersikap tenang, seolah yang barusan kulakukan memang tidak ada yang salah, bukan sebuah dosa, lagian ini jam istirahat. "Kuat dari tekanan, Ar." Kataku tanpa harus menoleh, dia duduk di kursi Fajri lagi tanpa izin.

"Oh, memangnya kamu tertekan?" matanya menyipit memerhatikanku.

Aku ingin sekali meneriakinya, "iya lah, lo yang selalu nekan gue dan kritik ini itu." Karena malas membuat ulah, aku hanya tersenyum—yang sebenarnya terpaksa.

"Iya, kamu tertekan?" Arka mengulang pertanyaannya lagi, dengan nada sinis.

"Sedikit." Akhirnya kujawab setengah jujur.

"Karena saya?"

Kalau boleh jujur sih aku mau jawab "iya" saja. Apalagi kalau mengingat kemarin malam, saat dia mentraktirku makan di restoran rooftop terkenal di antero Jakarta, dan harganya juga nggak murah lho itu. Nekat bener sih dia sampai mau traktir bawahan sepertiku segala, aku kan jadi tidak enak, apalagi sering banget memanggilnya "kampret".

Sudah di mobil tertekan canggung, lalu tiba-tiba dia juga menarik lenganku saat selesai shalat di sebuah mushalla sebelum ke gedung restonya. Kalau semua bisa diputar ulang dari awal, mungkin aku akan cari beribu-ribu alasan supaya bisa menolak ajakan traktirannya itu. Sudah begitu dia memilih tempat duduk yang ada lampu-lampunya, dedaunan dari pohon entah apa dan spot-nya terkensan romantis, seperti orang sedang kencan saja! Makanan yang masuk ke mulutku tidak lembut aku kunyah karena ingin segera pergi dari sana. Dia sih terlihat santai sejak masuk mobil, tapi aku canggung setengah mati. Leader yang biasanya kelewat semena-mena padaku mendadak baik, bahkan superbaik. Dia mengajakku ngobrol, seolah-olah bukan atasan dan bawahan, bukan musuh bebuyutan yang tidak pernah adu mulut atau ingin mencakar satu sama lain, juga bukan dua orang yang terlibat dendam kesumat apapun. Hmmm ... semalam Arkana jadi siapa? Masih tak habis pikir kepalaku ini.

THE ADMIRER (End)Where stories live. Discover now