let's get started it

11.9K 672 19
                                    

© engkongsunda

Sebagai salah satu anak fakultas olahraga sosok lelaki yang tengah melenggang keluar dari kelas itu cukup menjadi buah bibir kala masa ospek dulu.

Jelasnya bukan tanpa sebab, tetapi dalam sejarah perolahragaan di universitas ternama itu biasanya memang diisi oleh lelaki yang cukup bugar dengan badan atletis nan kekar juga sangar.

Sedangkan build pattha malah memecahkan persejarahan itu, wajah yang tidak ada sangar sangarnya malah terlihat manis dengan lesung pipi yang melengkapi apalagi kulit putih yang ikut mengambil bagian.

Ya walaupun badannya tak kalah tegap dari mahasiswa yang lain, namun sangat mencolok dengan wajah cantiknya itu.

Cafetaria, tidak jauh dari kelasnya tadi tampak cukup ramai mungkin hanya diisi oleh mahasiswa yang ada kelas siang saja karena yang kelas pagi sepertinya sudah pada pulang.

"Biu sayang, tumben engga langsung pulang"

Build atau lebih akrabnya di panggil biu itu merotasikan matanya jengah. bagaimana tidak, hampir seisi cafetaria menatap penuh selidik ke arahnya.

"Sayang sayang pala lo kuyang!!" Kesalnya, menarik kursi dan ikut duduk selepas melempar tas gendongnya asal.

Bas, lelaki yang menyaksikan kericuhan singkat dari kedua temannya itu akhirnya membuka mulut kala melihat biu menopang dagu dengan mimik wajah cemberut.

"Ck, nih minum dulu. Jangan cemberut gitu jadi males ngeliatnya" ujar Bas.

Lelaki yang tadi menjahili biu lantas bertanya "Lo ada masalah apa lagi?" Tanya nya heran.

Temannya ini memang selalu ada saja yang di permasalahkan, lebih tepatnya banyak orang yang mencari gara gara kepadanya.

"Coba bayangin, gimana gue gak kesel kalo dikatain sama adek sendiri" jelasnya.

"Ya kenapa dulu sampe bisa di katain gitu, gak mungkin asal jeger ngatain juga" gemas job.

Build dilema antara ia harus berterus terang atau memilih tidak memberi tahu kedua temannya.

Setelah menghela nafas Build berujar dengan suara kecil " disuruh belajar motor—"

Amat sangat lirih.

Mendengar itu lantas Job dan Bas tertawa puas, fun fact nya adalah lelaki tegap seperti Build ini sedikit trauma dan tidak berani menyetir motor.

"Kan apa kata gue, males banget lo berdua malah ketawa" bukannya merespon yang positif ini malah di tertawakan membuat mood nya semakin turun saja.

" Lagian gue heran kenapa sih gak berani bawa motor, waktu itu udah gue latih sama job. Baru ngegas dikit malah loncat dari motor" heran bas.

"Orang lain pencet klakson ini malah manual teriak 'Tin Tin' Hahahha" imbuh job dan kembali tertawa.

Ingin rasanya Build menenggelamkan dua manusia rese di depannya ini. "Nyesel gue ngomong ke lo berdua, mening gua pulang"

Tak sempat menahan karena lelaki itu dengan cepat ngacir keluar dari cafetaria meninggalkan job dan bas yang masih tertawa.

***

"Lo dimana sih, cepetan jemput gue!!" Di trotoar samping gerbang universitas terlihat lelaki yang tengah emosi dengan hp yang menempel ditelinganya.

"Ah elah, baru juga sampe tempat nongkrong. Lo pesen online aja sana"

Orang disebrang sana pun nampaknya sama sama kesal, biu menghela nafas mencoba mengumpulkan kesabaran

"Heh!! Siapa yang ngizinin Lo nongkrong? Ini jamnya sekolah bukan main"

"Sekolah gue pulang setengah hari kali, makanya gue nongkrong"

"Gak bisa, bunda gak izinin kalo tau juga. Kalo lu gak jemput gue sekarang, bakal gue laporin ke bunda. Bye!!"

Menunggu hampir 10 menit namun sang adik belum juga datang, malah keributan dari gerbang yang menarik perhatian nya.

Disana banyak sekali mahasiswa yang Build terka adalah katingnya, berbondong bondong meninggalkan daerah kampus dengan mengendarai motor saling berboncengan.

"Kenapa sih anak Teknik dimana mana rusuh mulu, padahal cuman keluar ngelewatin gerbang aja hawanya kaya mau demo" Build menatap heran sambil bermonolog melihat kearah gerombolan yang perlahan hilang di tikungan jalan.

Tanpa sadar seorang remaja dengan seragam SMA nya sudah anteng duduk di motor samping biu berdiri.

"WOIII"

sontak Build tersentak dengan mata yang melotot, bagaimana tidak kalo tadi ia sedang fokus malah di kejutkan seperti itu.

"Bisa gak jangan ngagetin gitu, Lo mau jadi anak tunggal?!" Kesalnya dan tanpa basa basi sudah duduk di jok belakang

" Gue udah panggil panggil dari tadi, Lo nya aja budeg!!"

Setelah cek cok singkat, keduanya mulai meninggalkan area kampus. Di tengah perjalanan pun tak hentinya meributkan hal yang tak perlu. Sampai akhirnya mereka sampai di rumah yang cukup besar.

"Berisik banget dah, kalo gue gak mau ya gak mau!!" Kesal biu sambil membuka pintu rumah

"Ya gue juga gak mau antar jemput Lo mulu kali" balas adiknya.

Mendengar keributan yang semakin terdengar jelas dan kencang membuat wanita yang sibuk dengan setoples kacang itu menoleh ke arah suara.

" Ya ampun, masuk rumah itu jangan sambil ngoceh ngoceh gitu" peringatnya, lalu beralih menonton serial tv dan melanjutkan nyemil tadi.

"Bun tolong dong bilangin Kaka buat belajar motor, aku bukan gak mau nganter tapi ya gak tiap hari juga" mendengar itu Build semakin emosi.

Dengan tak berperasaan ia lempar tas yang sedari tadi ia tenteng ke arah sang adik yang masih membujuk bunda dengan tipu muslihatnya.

"Congor lo emang minta gue parut ya"

"BUN!!!"

TBC

© engkongsunda

Saran adiknya Biu siapa ya

kecantol anak Teknik Where stories live. Discover now