For My Dear Sister { 22 }

728 50 11
                                    

Ceklek!

Pintu ruang rawat terbuka. Chika bersama Shani masuk ke dalam ruangan itu. Chika menggunakan kursi dorong.
Chika tak tega, saat melihat Christy terbaring tak sadarkan diri di atas brankar. Wajahnya pucat dan Christy menggunakan selang oksigen yang terhubung dengan hidungnya.

Chika menghampiri Christy. Pelan, ia mengambil tangan Christy yang terhubung dengan selang infus.

Ia cium punggung tangan Christy, air matanya mulai berderai. "Dek. Kambuh lagi kanker kamu. Jangan cepet pergi yaa, Kakak masih gak siap kamu ninggalin Kakak suatu hari nanti," ucapnya seraya menangis.

"Karena, Kakak sayang banget sama kamu. Kakak gak ada cara lain lagi, Dek, supaya kamu bisa sembuh kecuali kemoterapi. Terus, Kakak semakin kasian sama kamu, rambut kamu makin lama makin rontok. Kakak gak berhenti berdoa sama Tuhan biar kamu cepet sembuh.."

Shani berlutut menghadap Chika. Shani usap kepala dan rambut Chika. "Sesayang itu kamu sama Christy?" Chika mengangguk.

"Iyaa. Aku sayang banget sama Christy, bahkan dari dia baru lahir pun aku udah sayang bangett.."

"Aku masih gak siap, Ci..."

"Siap gak siap. Itu udah takdir Tuhan, kita serahkan semuanya ke Tuhan ya? Kalo itu udah terlanjur, coba ikhlaskan. Kalo kamu gak ikhlas, kasian juga Christy nya.."

"Iya, Ci."

"Aku sebenarnya juga udah sayang sama Christy. Aku kaget banget pas kamu cerita kalau Christy punya leukimia. Aku udah berusaha cari pendonor untuk kesembuhan dia tapi gak ada yang cocok sama sekali. Maaf, Chik."

Chika menggeleng. "Gak papa, Ci."

"Dia pasti bisa sembuh.. kalau gak, aku hanya bisa pasrah.."




°°°



"Kak C-Chika.." Christy membuka kedua matanya perlahan. Tubuhnya lemas, pandangannya buram, pusing masih mengelilingi dikepalanya.

"Kakk.." Chika terbangun. Ia sudah hampir 2 jam tertidur karena menunggu Christy siuman.

"Dekk.." Chika menggenggam tangan Christy kuat.

"Kak. Aku m-mau berterima k-kasih sama kakak. Udah ng-ngejaga aku d-dari kecil, mau ng-ngedidik aku.."

"Dek! Jangan ngomong kayak gitu," potong Chika. Ia takut jika apa yang ia takutkan terjadi di hari itu.

"Tolong, Kak. Beri k-kasih sayang b-buat Zee. Sebagai m-mana seperti k-kakak sayangin a-aku. Sayangi k-keluarga kakak s-sendiri.. jangan ng-ngekhianatin Ci Shani, d-dia sayang b-banget sama k-kakak.."

"Iya, Dek," Chika mencoba menahan  tangisannya.

Christy mencoba menunjuk ke depan ruangannya, sangat lemah dan susah untuk menunjuk. "Mama sama papah u-udah disitu, m-mau ngejemput a-aku, Kak.." air mata Chika sudah menetes, sakit sekali rasanya.

"Dadah, Kak. I.. love.. you.." matanya terpejam, nafasnya terhenti. Garis di layar monitor yang sedari tadi melonjak naik turun menjadi lurus horizontal, gadis itu sudah seperti tertidur pulas. Chika merasakan Christy tak menggenggamnya lagi.

"Dedeekkkk.." lirihnya. Bersandar di tangan Christy, beberapa kali ia mengguncang tubuh Christy. "Christyy.."

Ia mencoba tersenyum walaupun hati sangat sakit. "I.. love.. you.. too.."














"Christyy!!" Chika terbangun. Rasanya lega, ini hanya mimpi. Nafasnya tersengal. Kemudian, ia menyentuh pipinya. Ternyata ia menangis saat mimpi.

"Chika. Kamu kenapa?" Shani yang sedari tadi duduk di sofa langsung menghampiri Chika. "Kamu gak papa, kan?"

"Aku mimpi, Christy udah gak ada.."

"Sstt.. itu cuma mimpi, pasti gak kejadian beneran kok di dunia nyata. Percaya sama aku," Shani menatap ke arah box bayi. Rupanya Raisha menangis karena terkejut.

Shani mengangkat tubuh Raisha, ia gendong. "Kasian, Anaknya Buna. Kaget yaa, maafin Bunda kamu yaa?" Shani menyerahkan Raisha ke Chika.

Chika menggendong Raisha. "Maafin Bunda yaa? Bunda gak tau kalau kamu nangis karena Bunda.."

"Sebentar ya. Aku nanyain Zee dulu, soalnya Zee lagi ngejaga Christy," Shani mengambil ponselnya.

"Aduh masih nangis. Haus yaa?" Chika membuka kancing bajunya, kemudian memberikan asi ke arah Raisha. "Bener ternyata," Chika tersenyum.

"Udah, Chik."

"Gimana kata Zee?"

"Kata Zee. Christy masih belum siuman."

Chika menghela nafasnya. "Baguslah. Takut aja mimpi aku kejadian di dunia nyata.."

"Jangan berfikiran negatif, Chika. Rata-rata, mimpi itu gak terjadi di dunia nyataa.."

"Tapi.."

Jari telunjuk Shani menyentuh bibir tipis Chika. "Ssstt... gak ada tapi-tapian. Bunda nya Raisha gak boleh berfikiran negatif. Oke?" Chika mengangguk.

"I-iyaa.."

Shani tersenyum. Kemudian menatap ke arah Raisha yang sedang menyusu. Senyumannya luntur tiba-tiba.

"Raishaa.. nanti bagi-bagi ya sama Bunaa?"

Chika menggeleng. "Kamu ini.. kenapaa?" Ujar Chika. "Kan kalo udah pulang rumah. Terus kalo aku udah sembuh habis dari lahiran aku bolehin kok. Aku siap! Dibikin lemass!" Chika dan Shani pun tertawa.

"Pasti! Gak ada yang namanya istirahat! Sampe subuh gak mau tauu!"

"Iya iyaa. Kebelet kamu mah."

"Boleh kan?" Shani mengedipkan matanya berkali-kali.

"Iyaa," Chika mencium kening Shani sekilas. "Bolehhh... mau kamu bikin aku lemes kek, pingsan kek ya aku bolehin. Udah lamaa," Chika menaikkan kedua alisnya.

"Terus. Raisha?" Shani menunjuk ke arah Raisha.

"Nanti taruh di ranjang bayi aja. Kalau gak mau kita taruh di pinggir kasur, gak lupa dihalang pake gulingg.."

Shani menjentikkan jarinya. "Ide bagus! Nanti aku cobaa!"

"Hadeh.." Chika kembali menatap anaknya yang masih
menyusu. "Maafin Bunda sama Buna ya, Sayang? Kalau kamu harus tidur di pinggir kasur. Soalnya Bunda sama Buna main perang dulu di kasur.." Chika mengusap pipi Raisha lembut.

"Iyaa, Raisha. Sekalian bikin adek baru buat kamu," sambung Shani membuat Chika terkejut.

"Maksud kamu apa, hah? Mau nambah anak lagi? Yang ini aja masih baru brojol udah mau nambah anak lagi! Banyakin syukurr! Satu anak aja udah cukup. Mau kayak gen halilintar? Sampe 11 anak gitu, ntar kitanya yang tidurnya diluar!"

Shani berfikir kembali. "Oh, iya juga ya. Tapi, lebih bagus 2 anak loh. 2 anak cukup!" Shani menunjukkan 2 jarinya.

Chika memukul pundak Shani agak keras. "Shani Indira Natio!!"

"Maaf, Sayang. Aku cuman bercandaa!!"











































Tbc

Sad end? Or not?






Gimana pendapat kalian tentang chapter ini?

Jika ada typo/kesalahan mohon dikoreksii!!

For My Dear Sister [ Completed ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora