Jetty Journal

[1-5] Play Me Like A Piano

Kepindahan Heru, salah satu pegawai dari divisi lain ke divisinya hari ini membuat Jordan kebas. Selain karena Heru mantan bawahan kadiv yang kurang disukainya— atau mungkin kurang menyukainya? Jordan juga tidak tahu. Hanya saja kepala divisi sebelah yang bernama Sakalla itu pasti tidak menyukainya. Itu pendapatnya. Entah... Jordan selalu menangkap mata Kalla seperti melemparkan tatapan perang padanya tiap dia lewat.

Apa salahnya? Apa yang pernah dia lakukan? Jordan tidak tahu mengapa Kalla menatapnya penuh kebencian begini. Jordan mengedikkan bahu. Memilih tidak peduli. Lebih dari itu, Jordan mungkin lebih tidak menyukainya. Bukan... Bukan karena dia iri Kinna lebih menyukai Kalla. Itu wajar karena dari gosip yang sering didengarnya mereka memang bersahabat dari jaman bahulak. Kalla pasti benci melihatnya dekat-dekat dengan Kinna.

Tapi, Jordan punya segudang alasan lain mengapa dia tidak menyukai Kalla. Sifatnya yang sok berkuasa, bersikap sesukanya di kantor. Hanya karena dia anak salah satu pemegang saham tertinggi sekaligus secara tidak tertulis keluarganya memiliki 75% Group lalu dia bertindak bebas dan suka-suka? Well, tidak ada yang berani menentang. Tapi, dalam dunia bisnis yang sebenarnya, manusia seperti itu akan tersingkirkan dengan mudah. Seperti bermain bowling. Tak.

Jordan selalu mengingat kata-kata Joshia— yang tajam tapi ada benarnya. Perusahaan toxic itu... Well, Jordan hanya ingin melihat Kinna. Tapi mengapa Kinna harus jatuh pada manusia sekasar Kalla? Mengapa rasanya Jordan tidak rela melihatnya? Kinna boleh menyukai siapapun, itu haknya. Tapi bisakah, jangan Kalla... Kinna terlalu manis dan imut. Jordan tidak akan marah jika perempuan itu lebih memilih orang lain. Tapi manusia yang tidak tahu diri seperti Kalla— yang bergonta-ganti cewek sepekan sekali seperti mainan— yang bulan lalu santer didengarnya putus dari seorang anak kuliahan, dan kini memacari gadis pintar lulusan Aussie— tidak pantas mendapatkan hati Kinna-nya.

Kinna terlalu berharga. Hanya untuk seorang Kalla. Jordan ingin mengatakannya tepat ke muka Kinna ratusan bahkan ribuan kali agar Kinna sadar... Bahwa Kinna sangat berharga. Bahwa untuk mendapatkan cinta hanya perlu menjadi diri sendiri. Dan Jordan mencintainya, karena memang begitulah Kinna adanya... Bahwa Jordan ada di sini. Mencintai Kinna dengan tulus. Tapi, perempuan itu bahkan tak pernah melihatnya. Hal yang dibahas Kinna tiap makan ketoprak hanyalah seputaran Kalla saja. Kadang Jordan ingin menyerah...

"Weits... ternyata bener, Mas Jor! Awakmu bucen Mbak Kinn to, Mas?"

Jordan melotot, buru-buru menutup pigura poto Kinna yang dipajang di atas mejanya. Wow, sejak kapan manusia itu muncul di sini? Jordan baru ingat kalau ada manusia pindahan ke ruangannya. Jadi, meja sebelah tidak kosong lagi.

"Yah, udah kelihatan pake ditutup segala, Mas! Laporin Mbak Kin, eyaaa..."

"Awas, ya, lo, Her! Lamtur," Jordan melengos, baru sadar tumpukan kardus yang diseret Heru kemari. "Lagian lo pindah ruangan apa pindah rumah, sih, Her?"

"Ampun, Mas Jor! Bantuin ngapa? Awakmu diem aja liat temen kesusahan gini?"

Jordan geleng-geleng. "Her, ini udah tahun berapa, dan lo masih manggil gue, Mas? Gue bukan abang lo."

Heru nyengir. "Gue junior yang pernah lo training kalau lo lupa... Hehe..."

"Ya... ya..." Jordan berdecak, "tapi harus banget panggil Mas-Mas gitu? Berasa abang bakso aja gue, Her."

Heru langsung cengengesan.

Mas? Jordan mendadak tersenyum. Panggilan itu terlalu spesial baginya yang berdarah campuran Indonesia-Belanda. Bukan wong Jawa asli atau Sunda lokal murni. Nama lahirnya di Belgia dulu, Raphael Jordan Van der Heuvel. Hidup dan besar di Jawa membuatnya memakai nama keluarga sang mama, Jordansyah Wijanarko. Makanan favoritnya ketoprak dan wedang ronde. Film favoritnya Kartini yang dimainkan Dian Sastrowardoyo. Hobi membaca, bacaan favoritnya adalah novel lawas karangan Sutan Takdir Alisyahbana.

Segala hal yang dia anggap unik. Seperti panggilan itu, Jordan menyukainya.

Jadi, dia ingin suatu hari ada someone special yang memanggilnya begitu juga. Mas Jordan? Mas Jo? Mas Jojo? Atau apalah. Kalau calon istrinya di masa depan mau.

Jordan tersenyum lagi. Dan pertemuan pertamanya dengan Kinna yang menjadi pegawai baru adalah tempat di mana mimpinya berlabuh. Padahal panggilan itu biasa saja, tapi kalau Kinna yang mengucapkannya terasa lain. Pagi itu terik dan dia bertugas men-training para pegawai baru, lalu Kinna datang dengan rambut boob yang berkibar cantik.

"Mas, Mas Jordan! Mas yang namanya Mas Jor—"

"Iya, saya Jordan. Kamu panggil saya?"

"Saya disuruh nemuin Mas, hehe! Saya pegawai baru Kinnanthi!"

Jadi, hari itu senyuman Jordan melebar. "So your name Kinnanthi? Ah, okay Kinnanthi? You know what time is it? I mean, are you really want to be part of this company?"

"Hehe, maaf, Mas... Saya telat, yah?"

"Iya, kamu telat... banget. But, it's okay. Welcome to our company." 

Senyuman Jordan surut saat Heru menunjuk ke luar ruang divisi. "Ya wes, tapi serius, Jor... Awakmu naksir Mbak Kinn, lihatin deh, tuh! Mbak Kinn itu milik Pak Kalla, uweslah Jor, nyerah aja!"

Untuk kesekian kalinya hati Jordan patah. Melihat senyuman Kinna yang terpatri saat membuka sebuah jaket dari dalam paperbag itu. Oh, jaket jeans itu pasti dari Kalla. Lalu, apa arti yamie dan boba pemberiannya semalam? Mungkin Kinna sudah lupa.

Heru kembali berdecak. "Hah, aneh tenan. Bukannya mereka baru berantem gede, ya? Tapi baikannya cepet amat."

Jordan hanya terdiam.

"Eh, Jor, serius... Awakmu okay, kan?"

Mau tak mau Jordan terkekeh. "Of course," membereskan dokumen-dokumennya, Jordan memilih bangkit. "Gue kamar mandi dulu, ya, Her. Lanjut beres-beres, gih."

Heru bengong. "Wah, cemburu mengurad hati."

____TBC____

Question:

1. Menurut kalian seberapa besar cinta Jordan buat Kinna? Jordan cinta banget, kan, ya berarti sama Kinna?

2. Ada yang pengennya sama kayak Jordan? 🤣 Kalau punya suami pengen panggil suaminya pake sebutan 'Mas'?

Boleh... asalkan jangan minta suami kalian panggil 'Mbak' juga ya, nanti lawaq awokwk

__________

An:

Okey, udah, gitu dulu yaa

Bantu diramaikan dong ceritanya, karena masih baru banget ini :(

Kasih komen dan votenya yaa, yang bikin semangat...

Thank youu...