[2-17] The Fact Behind The Door

10.1K 925 155
                                    

Jelita merasa ada yang hilang saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jelita merasa ada yang hilang saat ini. Saat ketika kardus-kardusnya yang tersegel siap dibawa keluar dari ruangan. Saat menyadari suatu hari nanti akan ada orang lain yang mengisi meja kesayangannya itu. Dan mengingat hari pertamanya dulu, yang datang seolah seperti mahasiswa baru ingusan yang menjalani ospek di hari pertama. Langsung mendapat cemceman yang kini jadi suaminya. Tapi untuk sampai di tahap ini dia menemui banyak hal. Dan mendadak melepaskan rumah keduanya ini, terasa sangat berat.

Royhan akan kehilangan teman bertengkarnya. Dan Kinna akan kehilangan partner ngopi, jajan, sekaligus drakornya.

Oh, Jelita bukan Kinna... yang bisa masuk kantor sesukanya dan mendapat dispensasi sebagai seorang istri Boss besar. Dia hanyalah pegawai biasa yang sama dengan ribuan perempuan di luaran sana. Sedang berjuang mewujudkan mimpi dan karir.

Jelita tidak ingin pergi dari rumah keduanya. Tapi Jelita tidak mau egois dan mengesampingkan anak mereka. Jordan sudah berjuang sejauh ini demi keluarga mereka. Jadi Jelita tidak mau semakin mengutamakan egonya.

Dan menyadari air matanya yang membanjir, Jordan buru-buru mengulurkan tisu untuknya. Seharusnya dia tidak menangis dan tersenyum bahagia karena hidupnya mulai ke depan akan jauh dari beban pikiran dan tekanan di kantor. Tapi mengapa rasanya tetap berat.

"Je, barang-barangnya langsung aku taruh mobil, ya? Kamu masih ada nyimpen barang lagi nggak di ruangan?" Jordan meliriknya yang masih sesenggukan. "Hei, Cantik..."

Mau tak mau Jelita mengangguk saat Jordan mengelus punggungnya.

"Aku tahu, pasti berat. Kalau kamu memang nggak mau, don't do that. Aku bakal bilang sama Pak Niko."

Jelita buru-buru menggeleng. "Nggak, ini udah keputusan aku. Demi Mas Jo dan adek. Aku nggak mau menduakan kalian sama karier aku yang nggak pernah habis ini."

Mau tak mau Jordan terenyuh mendengarnya. "Makasih, ya, Je, udah mentingin kami. We really thanks for you."

"Udah, buruan angkutin kardusnya, Mas. Kok stop, sih?" protes Jelita gemas.

"Okay. Ayo Roy, bantu!" Dan dikomandonya bala bantuan untuk unjuk diri.

Royhan malah masih sesenggukan. "Apaan nih, Je? Lo main kabur gitu aja. Angka lo belum beres. Ntar pasti gue yang rampungin. Kejam lo tinggalin gue.." meweknya.

Jelita menyeka air matanya. "I will miss you, Roy."

"Ntar gue berantem ama siapa dong, Je?" protes Royhan tidak terima.

"Masih ada Kina, Roy! Calm..."

Kinna terkekeh. "Istri Boss, nih, masih di samping lo, always!"

"Kenapa, sih, lo bukan istri Boss juga, Je?" tandas Royhan.

Jordan langsung mengirimkan glare tidak terima. "Kenapa kalau gue bukan Boss?!"

Jetty JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang