10. Menjauh atau Menjaga jarak

1.1K 74 0
                                    

Mimpi....?

Ghanis bisa melihat wajah nya yang terlihat dewasa kini ditarik oleh seseorang. Lelaki tampan dengan rahang tegas.

"Saya sudah katakan padamu! Apa kau tuli?!" Bentak lelaki tersebut dengan tangan mengapit pipi milik wanita tersebut.

"Aku gak tuli! Aku juga ga buta...! Kenapa kau selalu menyalahkan aku....? Aku cinta kamu Gezan....!!!" Teriak wanita itu dengan tatapan tak terimanya.

"Cinta?" Lelaki itu tertawa dengan keras "...kau bilang cinta? Gimana dengan saya sendiri? Saya mencintai Illena. Apa yang harus saya lakukan...?" Tanya lelaki itu. Ghanis bisa melihat wanita tersebut diam, seakan bibir nya terkunci untuk menjawab pertanyaan dari lelaki tersebut.

"Jawab! JAWAB GHANIS....!!!" Bentak lelaki tersebut tepat di depan wanita yang sudah duduk di lantai.

"Apakah tak ada aku, meskipun hanya sedikit tempat untuk di hati mu?" Tanya wanita itu dengan suara lelah nya.

"Kau ingin tau jawabannya...?" Seringai muncul di wajah Ghanis. "....bahkan kau telanjang sekalipun di depanku. Akan tetap terlihat menjijikkan."

Ghanis yang melihatnya merasa terenyuh. Dadanya sakit melihat pemandangan yang mengenaskan di hadapannya. Apakah selama ini ia tak pernah merasakan bahagia....?

"Mimpi...." Gumam Ghanis yang baru saja tersadar dari tidur nya. Ghanis melihat jendela menunjukkan cahaya, hari sudah pagi.

____

Ditempat yang berbeda Gezan merenungi kejadian semalam. Ghanis, gadis cantik yang menguasai pikiran nya kini bermimpi buruk dan membenci dirinya.

Pada akhirnya. Apakah aku akan kehilangan mu?

Tatapan Gezan jatuh pada bingkai foto yang menampilkan foto kendit Ghanis. Saat itu Gezan memilih keinginan memfoto Ghanis tanpa sang pemilik sadar jika dirinya sedang di foto.

Mengingat kejadian itu, Gezan tersenyum pada bingkai foto tersebut. Deringan telepon mengalihkan atensi Gezan. Sorot matanya menajam tak kala sebuah nama muncul di handphone nya.

"Illena pingsan, ia di bully oleh Zaskia.  .  ."
Telepon terputus. Lebih tepatnya Gezan memutuskan panggilan nya. Lelaki itu segera cepat mengambil kunci motornya dan segera pergi sekolah. Niatnya untuk mendatangi Ghanis teralihkan dengan keadaan Illena.

______

"Zan..." Suara lemah milik Illena membuat lelaki itu segera mendatangi gadis yang terbaring di bangkar UKS.

"Kenapa kamu kesini.  .  .?"

"Ssttt. Kamu jangan banyak bicara yah, aku tau tenggorokan kamu sakit." Gezan menyerahkan air putih untuk Illena.

"Makasih yah..." Senyum tulus ia berikan untuk Gezan.

Di lain sisi seorang lelaki berdiri tak jauh dari posisi mereka. Tatapan tak suka ia layangkan pada Illena yang tertidur lemah di bangkar. "Bodoh." Umpat lelaki tersebut sebelum pergi meninggalkan 2 sejoli yang sama-sama bodoh dalam urusan cinta.

____

"Pagi ku cerah...
Matahari bersinar...
Ku tanam bunga.
Di kebun...

.....Jangan lupa di siram
Agar bunga nya tak layu...
Biar tumbuh besar...."  Senandung Ghanis seraya tangannya tak berhenti menanam beberapa bunga kesukaan nya.

"Kira-kira Nessa lagi apa yah...? Apa dia kangen nggak sih sama gue? Secara kan gue ngangenin...." Gumam Ghanis dengan percaya diri.

Sedang asik asiknya menikmati aktivitas nya. Ghanis di kejut kan oleh seseorang, tamu tak di undang yang kini berdiri di hadapannya.

"Oh. Jadi kamu bersembunyi disini? Engga nyangka. Kegiatan loh kaya babu."

Deg

Ghanis menggeram marah. "Apa yang Lo lakuin Di sini Sherin?" Iya. Nama baru yang muncul selalu membuat Ghanis terpancing emosi.

"Hahaha.  .  .  .tentu saja menemui mu. Kamu kira dengan kabur gini. Orang-orang bakalan simpati dengan mu?" Senyuman mengejek terlihat jelas di wajah Sherin.

"Tapi, gue juga ga butuh simpati. Ups. Atau jangan-jangan Lo sendiri yang harus diberi simpati. Secara kan Lo numpang." Sindir Ghanis yang berhasil memancing emosi wanita dihadapan nya.

"Nikmati aja penumpang" setelah mengatakan itu Ghanis segera mengambil langkah memasuki rumah nya dan meninggalkan Sherin yang terbakar emosi.

"Sialan!" Umpat Sherin

______

"Apa-apaan ini tuan Kelvana. Saya sudah menyumbangkan saham yang besar untuk proyek anda. Dengan catatan bahwa Ghanis harus berada didekat putra saya. Tapi kenapa yang saya lihat, Ghanis sendiri seakan mau memutuskan pertunangan nya?"  Reynan Flyod Orlando menatap sinis ke arah lelaki yang kini berlutut kearahnya. Reynan sangat paham dengan otak mata duitan dari keluarga besar Kelvana sendiri. Selain ahli dalam menjilat nyatanya, mereka mampu bersilat lidah.

Oleh karena itu lelaki yang sekaligus menjadi ayah dari gadis yang dicintai oleh putranya harus diberikan penekanan agar dirinya tidak dirugikan.

"Maafkan saya tuan besar. Saya berjanji akan membuat Ghanis kembali patuh pada Gezan. Tapi tolong jangan anda tarik investasi anda." See  bahkan lelaki dibawahnya dengan sangat tega menjual putrinya untuk kepentingan perusahaan. Sudah pasti Reynan membenci nya.

"Saya akan memikirkan lagi. Setelah saya melihat hasil dari usaha mu." Setelah mengatakan itu Reynan segera pergi. Ia juga tak ingin berlama-lama disini yang pasti membuatnya berhadapan dengan orang yang menjijikkan.

"Sialan kau Ghanis"

_____

"Cepat temukan anak brengsek itu sekarang.   .   .!" Perintah Bram Kelvana pada seseorang.

"Ada apa sih pa. Datang-datang ko langsung marah-marah.   .   ." Listiani istri dari Bram segera mengelus pundak sang suami.

Lelaki paruh baya tersebut menatap kesal kearah Listiani "kamu tau ma. Tadi Reynan datang di kantor mau cabut semua saham di perusahaan kita dan ngancam papa. Gara gara siapa coba kalo engga Ghanis." Cerita Bram dengan menggebu nya.

"Coba ajarin anak itu supaya nurut aja. Gedeg lama-lama kalo gini caranya" setelah mengatakan itu Bram segera berlalu dari sang istri.

"Sialan. Kalo gini lama-lama keluarga Kelvana akan bangkrut." Desis Listiani

_____

The Dream Of Death (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang