RedRose 35

357 37 19
                                    

Kalian baca cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian baca cerita ini dimana?

-it's all messy; the hair, the bed, the words, the heart. Just life-


***

Ann mengerjap ketika sinar matahari menyilaukan mata. Tubuhnya menggeliat di atas kasur dengan mengerang lirih. Tulangnya terasa remuk namun suasana hatinya begitu hangat. Pelan-pelan ia membuka mata dengan kesadaran yang masih separuh nyawa. Pemandangan yang ia temukan cukup langka atau barang kali ini menjadi awal baginya untuk menyaksikan sosok Asher berbalut handuk sebatas pinggang kebawah. Punggung pria itu dibiarkan terbuka. Bibir Ann berkedut ketika menemukan beberapa bekas cakaran dari kuku jarinya akibat pergulatan semalam.

Ann beringsut ke belakang dengan siku lantas menyandarkan punggung dikepala ranjang. Menarik kembali selimutnya untuk menutupi tubuh yang tak berbalut satu helai kain. Ia masih memperhatikan Asher dari tempatnya, menatap cara pria itu mengusap rambut basah dengan handuk kecilnya disertai beberapa bulir sisa air yang jatuh.

"Kirimkan saja padaku alamatnya!"

Nada dingin itu terdengar tak biasa di telinga Ann. Ia tidak pernah tahu sosok apa yang Asher mainkan dalam peranannya sebagai pemilik perusahaan. Tapi sepertinya informasi yang baru saja pria itu dapatkan menyulut emosi dalam dirinya karena setelah ponsel tertutup Asher menarik nafas dengan panjang.

Ann mengumpulkan selimut dalam satu genggaman lantas melilitkannya pada tubuh dan turun dari ranjang berjalan menuju Asher.

"Ada apa?"

Asher menoleh mendapati Ann berada beberapa langkah dibelakangnya, pria itu tersenyum hangat. "Hanya masalah kecil perusahaan." tangan Asher merengkuh pundak Ann dari samping lantas mengecup puncak kepala gadis itu.

Ann semakin merapat ke tubuh Asher, mendongak hanya untuk menatap senyum pria tersebut.

Cup ... Asher mengecup singkat bibirnya. "What?" kata Asher berbicara tanpa suara.

"Kita bisa pulang jika urusanmu mendesak, Ash."

Asher bergerak berhadapan dengan Ann, menyentuh bahu telanjang gadis itu lantas menatapnya lekat. Telunjuknya bermain-main dengan helaian rambut Ann, menyelipkannya dibelakang telinga.

"Ada satu urusan yang lebih mendesak." bisik Asher di telinga Ann yang menyalurkan gelombang panas di udara pagi itu. Tangannya merayap melepaskan pegangan tangan Ann pada selimut yang melilit tubuhnya hingga merosot mulus ke lantai.

Tubuh telanjang Ann langsung Asher bawa ke atas ranjang. Gadis itu beringsut dengan kedua sikunya ke atas dan Asher merangkak mengikuti. Asher membenamkan kepalanya di kedua kaki Ann yang tertekuk sementara satu tangannya menjelajah bebas ke area dada. Memberikan kenikmatan kembali pada gadis yang tengah mengerang nikmat.

Red RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang