RedRose 41

237 39 18
                                    

Spam komennya dong :)

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Spam komennya dong :)



-home isn't just a place, it can be a feeling-

***

"Aku senang kau mau datang di acara nanti malam," ucap Gene menatap Asher yang sedang mematut diri di depan cermin wastafel sembari mencukur jambang di sekitar dagunya.

"Aku sudah berjanji pada ibuku untuk datang. Sepertinya dia juga tidak menyerah untuk memperkenalkanku dengan beberapa perempuan. Kali ini siapa lagi yang akan dia bawa."

Gene menatap punggung tegap Asher. Meski tidak lagi hidup dalam kesedihan, Gene tahu bahwa Asher masih belum sepenuhnya melupakan Ann, mantan kekasihnya itu. Waktu memang dapat menyembuhkan luka. Tapi beberapa diantaranya akan menimbulkan bekas untuk seumur hidup.

Meski tidak tahu persis apa yang terjadi, tapi Gene paham betul luka itu amat menyakitkan bagi Asher. Terlihat bagaimana bos serta teman dekatnya tersebut menderita.

"Apa kau ingin aku antar?"

"Tidak perlu Gene. Aku bukan anak kecil." Asher selesai dengan aktivitasnya dan berbalik menepuk pundak Gene, "lagipula itu sudah lewat dari jam kantor. Lebih baik kau pulang atau menghabiskan waktu dengan berkencan." Asher berjalan menuju walk in closet. "Aku juga ingin sesekali berkendara dengan sepeda motor," lanjut Asher sembari memakai leather jacket yang diambilnya dari salah satu lemari.

"Tapi Ash, itu agak sedikit---"

"Kenapa? Meski datang ke acara menggunakan motor, tapi aku punya banyak uang untuk kusumbangkan, Gene." Asher berjalan keluar kamar menuruni tangga diikuti oleh Gene dibelakangnya.

"Memang sih, tapi yasudahlah. Aku tidak ingin ikut campur jika ibumu mengomel."

Asher mengambil kunci motor dari tangan kepala pelayan mansion. Sejak keadaannya jauh dapat menerima, Asher kembali tinggal di mansion miliknya. Meski sesekali ia berkunjung ke apartemen jika merindukan Ann.

Asher melajukan motor di jalanan kota Barcelona. Deru mesin kendaraan yang saling bersahutan dijalan membuatnya sedikit tenang. Setidaknya disekitar Asher keramaianlah yang dapat memecah segala pikiran yang berkecamuk selama ini.

Mencoba mengikhlaskan kepergiaan Ann, Asher berupaya untuk kembali menata hidupnya. Meski terkesan dipaksakan, dia berusaha untuk menyibukan diri dan selalu berada disekitar banyak orang. Karena hanya itulah fokusnya teralihkan.

Asher memarkir motornya dan berjalan menuju balroom hotel yang merupakan tempat acara charity, dia disambut oleh para wartawan dan paparazi. Dengan hanya mengenalan stelan casual serta jaket kulit yang tersemat di tubuhnya, membuat penampilan Asher menjadi pusat perhatian.

Asher berdiri menerima jepretan dari berbagai macam kamera yang menyala. Ini pertama kalinya dia tampil secara umum setelah insiden yang cukup menggemparkan warga Barcelona. Dimana Karl Vrishin Arcene tertembak dan kematian mawar merah dalam pelarian. Nama Asher terseret karena sebelumnya wartawan mengendus hubungan asmara putra keluarga Arcene tersebut dengan seorang wanita. Menghilangnya Asher sejak kejadian itu membuat asumsi publik mencuat. Bahwa kekasih Asher meninggalkannya dan membuat pria itu terpukul hebat ditengah peristiwa nahas yang menyeret sang ayah.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Mar 13, 2023 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Red RoseDonde viven las historias. Descúbrelo ahora