Bab 7

3.9K 176 2
                                    

Maaf jika terjadi kesamaan cerita,alur,tokoh,nama dll

*
Berasal dari kehaluan saya

*
Real dari pemikiran saya juga

*
Happy reading😊
*
*

Sesampai di markas, Andre duduk di samping Rangga.

"Cie yang baru nikah akhirnya kesini juga" ujar Ridho.

"Kenapa ada masalah sama bini lo? Tumben ke sini" ucap Rangga

" Gak ada. Gue cuma kangen aja kumpul sama kalian" jawab Andre sambil melihat-lihat sekitar.

"Gimana malam pertamanya bos?" tanya Ridho dengan wajah penasarannya.

"Boro-boro malam pertama,gue aja belum pernah nyium dia" ucap Andre dengan wajah datar

"WHAT? kok bisa?" tanya Rangga heran

"Dia belum siap. Toh kita belum saling mencintai" ujar Andre santai.

"Oooo gitu" menjawab secara bersamaan dan mengerti

"Cuma gue aja yang cinta" Andre memelankan suaranya,namun mereka masih mendengar. Dan berhasil bikin teman-temannya melongo.

"Apa? Lo udah cinta? Sejak kapan?" tanya Arkan

"Sebenarnya gue tu udah suka sama dia dari dulu kelas 10. Tapi gue gak punya nyali buat ngungkapin ke dia. Gue milih mendem aja perasaan ini. Gue milih gangguin dia doang supaya bisa akrab" Andre membaringkan tubuhnya di kursi panjang.

"Seorang leader LAKSAMOGE gak berani ngungkapin perasaan ke cewe? Nyali lo ciut amat" ujar Robi mengejek Andre yang sedang menceritakan masa lalunya.

"Bukan gue gak berani yaa. Gue jaga dia biar gak pacaran. Dia gak mau zina!" Andre mengambil posisi duduk.

"Zina? Emang lo mau ngelakuin yang aneh-aneh ke dia?" dengan polosnya Ridho bertanya kepada Andre. Andre hanya diam karena malas menjelaskan kepada Ridho yang pikirannya agak lola.

"Maksud Andre itu. Rahma takut mendekati zina. Karena dalam Islam pacaran itu gak boleh" dengan sabarnya Robi menjelaskan kepada Ridho.

"Dahlah mending kita makan aja" ajak Rangga karena sudah menahan lapar dari tadi.

"Yook" jawab mereka bersamaan.

Kini Rahma sedang menunggu bus di halte. Sebenarnya tujuan main ke rumah sahabatnya itu karena tak mau di rumah sendirian. Namun karena pertanyaan sahabatnya yang bikin ia ingat tentang perjodohan itu,ia malas mendengar dan membahasnya. Rahma pun memilih pulang.

Setelah 1 jam menunggu bus. Cuaca semakin sore dan matahari tertutupi awan hitam. Bus yang ia tunggu sudah tidak ada. Mau pesan taksi online ia tidak ada uang lebih. Uangnya yang ia bawa hanya tersisa untuk naik bus.

Perasaannya mulai gelisah. Petir mulai bergemuruh. Hujan pun sangat deras. Waktu pun semakin gelap. Rahma duduk di halte dengan tangan mengelus tubuhnya sendiri. Ingin rasanya menghubungi Andre, namun ia teringat kejadian tadi pagi. Andre menyuruhnya untuk tetap di rumah tapi dirinya malah keras kepala dan keluar rumah tanpa izinnya.

Dengan banyak pertimbangan. Akhirnya Rahma mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya dan mengirim pesan kepada suaminya untuk di jemput.

Kang Nyebelin😠

Anda
Ndre jemput gue dong😔
Hujan nih gue takut 😟
Maafin yang tadi pagi ya🙏🏻
Pliss ndre maaf🙏🏻
Jawab dong
Gue share lock ya gue tunggu lo disini!
Lokation

Tidak ada balasan dari Andre. Ia mulai gelisah. Ia takut akan mengingat kejadian dulu. Petir terus menyambar dan hujan semakin deras. Ditambah listrik padam di sekitar sana. Rahma jongkok dengan kedua tangan menutupi telinganya. Ia menangis ketakutan.

"Hiks...mama..Rahma takut....hiks"

Jam menunjukkan pukul 19.30 Andre masih berada di markas. Ia mengambil ponsel yang dari tadi di charger. Ia mengaktifkan data. Muncul notif ikon berwarna hijau. Setelah membaca pesannya, Andre mengambil jaket yang ia taruh di kursi dan bergegas menjemput Rahma. Ia sangat khawatir dengan istrinya.

"Gue cabut dulu ya" Andre memakai jas hujan berwarna hitam.

"Mau kemana lo? Masih ujan juga" tanya Robi kepada Andre yang terlihat tergesa-gesa.

"Gue mau jemput istri gue dulu. Dia terjebak hujan" Andre menaiki motornya.

"Suruh istri lo neduh dulu aja" ucap Rangga

"Gue takut dia kenapa-napa. Sekarang juga udah malam" jawab Andre.

"Yaudah hati-hati" teriak Robi.

Andre tak menggubris perkataan Robi. Ia membelah jalan dengan kecepatan seperti pembalap. Ia menghiraukan sekitarnya. Tak peduli hujan yang lebat. Meskipun jalan macet ia tetap menerobos di sela-sela kendaraan. Yang ia pikirkan hanya satu. Rahma. Istrinya.

Sesampai di lokasi yang Rahma kirim. Ia mencari keberadaannya. Ia melihat seorang gadis yang jongkok ketakutan. Kedua tangannya memegang lututnya. Kepalanya ditundukkan. Siapa lagi kalau bukan Rahma.

Andre menghentikan motornya. Bergegas turun dan medekati Rahma.

"Hiks....mamaa...hiks Rahma takut Ma...hiks"

Sedari tadi Rahma jongkok dengan kedua tangan menutupi telinga, mata terpejam, perasaan takut,dan pikirannya dihantui oleh kejadian masa lalunya.

Ia hanya pasrah dan berharap akan ada seseorang yang membantunya.

Andre yang melihat Rahma ketakutan. Ia langsung mendekapkan Rahma di pelukannya. Mencoba menenangkan Rahma.

"Ada gue disini. Gak usah takut lagi" Andre mengusap kepala Rahma dan memeluknya erat.

"Hiks .. takut...hiks" Rahma masih menangis

"Udah ya gak usah nangis lagi. Ada gue. Sekarang kita pulang ya" Andre melepas pelukannya. Menempelkan kedua tangannya di pipi Rahma. Dan mengajaknya pulang.

"Atau mau menunggu hujannya reda dulu?" Lanjut Andre.

"Sekarang aja. Tapi pelan-pelan nyetirnya" jawab Rahma.

Rahma memakai jas hujan yang Andre berikan. Mereka pulang dengan keadaan hujan-hujanan. Andre yang tadi khawatir dengan keadaan Rahma kini sudah reda. Ia mengendarai motornya pelan sesuai yang diminta Rahma.

Penasaran dengan cerita selanjutnya?

*
Stay tune terus akun saya kawaan

*
Jangan sampai terlewatkan part selanjutnya

*
Jangan lupa follow akun saya

The Fated Foes (END)Where stories live. Discover now