Bab 22

2.9K 123 4
                                    

Alangkah baiknya, sebelum membaca follow dulu kawaan

*
Happy reading😊
*

"Andre mana?" Tanya Robi kepada Rahma.

"Lagi mandi" jawab Rahma.

"Nih kita bawain buah-buah an" Robi menyodorkan parsel yang berisikan buah-buahan. Sebelum ke rumah Andre, Robi dan teman-temannya mampir ke supermarket untuk membelikan buah-buahan.

"Makasih" Rahma mnerima parsel tersebut dan ia taruh di meja yang ada di depannya.

"Udah lama?" Tanya Andre yang baru saja datang dan terlihat segar karena habis mandi.

"Baru aja nyampek" jawab Rangga.

"Ngegame yuk" ajak Arkan pada teman-temannya.

"Ogah" tolak Andre cepat.

"Tumben nolak. Kenapa?" Ujar Arkan.

"Ntar kalo kita ngegame pasti berisik. Kasian bini gue" ucap Andre seraya duduk di samping Rahma.

"Cie yang tambah bucin" goda Ridho.

"Eh kalian tau gak? Ada yang bucin selain mereka" ucap Kina.

"Tau lah" jawab mereka bersamaan kecuali Andre dan Rahma.

"Emang siapa?" Tanya Andre.

"Tuh" tunjuk Lina kepada Mei dan Robi yang duduk sebelahan.

"Kok gue baru tau sih" ucap Rahma.

"Kudet banget gue" ucap Andre.

"Gimana ceritanya" ujar Andre penasaran.

"Kita juga gak tau" ucap Lina.

"Rahasia" ucap Mei dengan drama songong.

Ketika mereka sedang asik mengobrol, orang tua Andre dan Rahma datang. Mereka membawakan buah-buahan juga untuk anak man menantu kesayangan mereka.

"Eh ada teman-temanya" seru Mama Liora melihat keadaan rumah anak dan menantunya ramai.

"Iya tante" ujar Lina.

"Udah lama?" Tanya Bunda Rita.

"Lumayan tante" jawab Mei.

"Ya udah kalo gitu. Kami pamit aja ya" pamit Robi karena takut menanggu keluarga sahabatnya.

"Loh kok buru-buru" ucap Bunda Rita.

"Kita gak ngusir lo" ujar Mama Liora.

"Main-main sini aja dulu"ujar Papa Kevin.

"Hehehe" teman-teman Andre dan Rahma tersenyum kikuk.

Akhirnya mereka tidak jadi pulang. Teman-teman Rahma mengobrol dengan Mamanya Rahma dan Andre. Sedangkan para jantan atau teman Andre, mereka mengobrol asik dengan Papanya Rahma dan Andre. Terlihat disini mereka sedang asik mengobrolkan hal-hal yang random.

Sore pun datang. Mereka berpamitan untuk pulang dan meninggalakn sepasang suami istri kembali berduaan di rumahnya.

"Makasih ya sudah mau kesini" ucap Rahma.

"Iya sama-sama. Cepet sembuh yaa" ujar Mei.

"Kan udah sembuh" ujar Rahma.

"Ya pokoknya tambah sehat lah hehehe" ucap Mei.

"Iya. Makasih semuanya" ucap Rahma ramah.

"Duluan yaa" ujar mereka bersamaan dengan menaiki motor mereka masing-masing.

"Iya hati-hati" ucap Rahma.

"Duluan bos" ucap Rangga.

"Iya. Thanks ya" ujar Andre.

"Yoi" ucap Rangga.

"Mama sama Papa duluan ya nak. Jangan suka berantem" ucap Mama Liora.

"Ayah sama Bunda juga pulang dulu ya. Jangan diri baik-baik" ujar Ayah Alvi.

"Iya" jawab Andre dan Rahma bersamaan.

Setelah mereka pulang. Andre dan Rahma menuju kamar mereka.

"Main yuk" ajak Rahma

"Gak" tolak Andre. Ia jelas menolak permintaan Rahma karena Rahma baru saja sakit. Dan belum sembuh total.

"Kenapa?" Tanya Rahma.

"Kamu belum sembuh total. Besok aja kalo kamu udah sembuh total ya" bujuk Andre.

"Iya deh"

Kring kring

Bunyi dering ponsel Rahma dan menunjukkan nomor yang ia kenal.

"Bentar ya aku angkat telpon dulu" ujar Rahma untuk mengangkat telpon dan jauhan dengan Andre. Ia menuju balkon kamarnya.

"Ya" ujar Andre sedikit merasa curiga,namun ia juga akan ke toilet. Jadi ia membiarkan istrinya untuk menerima telpon di balkon.

Rahma melihat keadaan sekitarnya. Sekiranya aman, Rahma langsung menerima telpon tersebut.

"Halo" ucap Rahma.

"Kapan kita mulai rencananya" ujar seseorang diseberang sana.

"Secepatnya"ucap Rahma.

"Lo udah tau siapa ketua geng itu?" Tanya seseorang di seberang sana.

"Gak penting siapa orangnya. Yang jelas dia udah ngebunuh kakak gue" jawab Rahma penuh penekanan dan raut wajah penuh dendam.

"Siap bos"

Tak banyak orang tau bila Rahma memiliki dendam dengan orang yang membunuh kakaknya. Ia menyembunyikan jati dirinya dengan orang-orang disekitarnya. Kedua orang tuanya juga tidak mengetahui akan hal itu. Memang Rahma pernah mengatakan jika ia akan membalas dendam, namun kedua orang tuanya melarang.

Rahma menutup telponnya. Ia kembali ke kamar dengan wajah ramahnya kembali.

"Udah telponnya" ujar Andre keluar dari kamar mandi.

"Udah kok" jawab Rahma sambil meletakkan ponselnya di nakas.

"Siapa yang telpon?" Tanya Andre.

"Temen" ujar Rahma asalan.

"Kenapa katanya" tanya Andre dan duduk di samping Rahma.

"Ngucapin cepat sembuh. Dia minta maaf gak bisa kesini" ujar Rahma bohong.

"Ouh gitu. Nanti malem aku mau ke markas sebentar ya" pamit Andre.

"Iya gak papa" jawab Rahma.

Biasanya jika Andre meminta izin ke markas malam-malam, Rahma pasti menolak dengan alasan takut sendiri. Namun, kali ini Rahma memberikan izin kepada Andre. Apakah ada yang disembunyikan Rahma dari Andre?.

"Tumben kamu ngizinin" selidik Andre.

"Kamu maunya aku gak ngizinin emang?" Ujar Rahma.

"Ya enggak juga"

"Yang penting jangan terlalu malem ya" ujar Rahma tersenyum. Di dalam hatinya, ia merasa ada kesempatan untuk keluar malam dan menjalankan rencanya.

Maaf yaa karena menunggu update annya lama
Akhir-akhir ini lagi sibuk hehehe
*


Jangan lupa bintangnya🤗


The Fated Foes (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang