•Qodarullah 42•

19 14 9
                                    

»»——⍟——««
HAPPY READING!
⋇⋆✦⋆⋇

🌼🌼🌼

Hari keberangkatan sudah di depan mata, tapi Azka sama sekali tidak beranjak dari kamarnya barang seinci pun. Di luar sedang ramai mempersiapkan keberangkatan Abizar dan Azka, sedangkan Azka malah mondar-mandir tidak jelas di depan kamarnya.
Sungguh Azka merasa cemas sekarang, bukan apa-apa, pasalnya Ama memberitahu lomba itu seminggu sebelum pelaksanaan di mulai. Otomatis Azka hanya belajar sekadarnya untuk ini. Berbeda dengan evaluasi, ini adalah ajang bergengsi. Azka tidak bisa semaunya, setidaknya Azka harus punya persiapan yang matang. Punya persiapan matang pun belum tentu Azka bisa mengalahkan anak As-shogiri yang namanya selalu sampai ke telinga santri disini itu. Belum lagi ada Abizar yang selalu juara umum disini. Jika biasanya Azka selalu optimis entah kenapa kali ini Azka merasa pesimis.

Suara pintu yang di buka membuat Azka mengangkat kepala. Itu Alan.

"Lan, gimana katanya? Gue masih bisa mundur kan?"

Alan menggeleng lesu. "Kata A Abi, A Abi juga gak bisa ngelakuin apa-apa. Walaupun dia megang jabatan tertinggi tapi tetep aja yang punya pondok 'kan bukan dia."

Azka menghela nafas lesu. Tadinya Azka meminta tolong pada Alan untuk membujuk Abizar supaya bisa bilang pada Ama Azka tidak bisa ikut. Tapi ternyata Abizar pun tidak bisa melakukan apa-apa.

"Malah A, sekarang saya di suruh Ama jemput A Azka."

Azka berdecak dengan penuturan Alan.

"Udahlah, A, lahaula aja. Percayakan semua sama Allah, makanya A Azka gak bisa mundur dari sini, itu berarti udah ketentuan Allah. A Azka harus terima. Kalo misal gak menang juga gak papa, gak bakal di kasih hukuman juga'kan?"

Azka seketika terdiam menyadari kekeliruannya, sedaritadi Azka hanya mengandalkan kemampuannya saja, Azka lupa ada Allah yang akan membantunya. Benar kata Alan lahaula saja. Apa yang harus Azka takut 'kan? Lagipula ada Allah kan? Azka buru-buru ber-istighfar.

"Lo bener, Lan."

Dirasa Azka sudah tenang, Alan buru-buru menarik Azka. "Ayok, A. Dua jam lagi lombanya bakalan di mulai."

"Bentar-bentar." Azka segera mengambil tas berisi pakaian ganti di kasurnya. Azka menghela nafas sesaat. "Bismillah. Ayok!"

***
  Dihapus karena kepentingan penerbitan

Qodarullah [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now