Part 28

7.5K 357 7
                                    

Brak.

Sabrina tersentak kaget ketika mendengar suara pintu dibanting. Ia diam saja melihat bos nya membawa seorang wanita ke dalam ruangannya.

"Itu sekretaris kamu?" tanya Alianna, tadi dia sempat melihat wanita berhijab didepan ruangan Elang.

"Gausah mengalihkan pembicaraan sayang, duduk kamu. Aku mau bicara" titah Elang.

Aliana menurut, dia duduk lalu Elang duduk dihadapannya. Alianna gigit bibir bawahnya saat matanya bertatapan langsung dengan tatapan tajam Elang.

"Aku gasuka liat kamu begitu akrab sama pria lain termasuk pak Kenandra tadi. Bisa-bisanya kamu sapa dia duluan daripada aku, mau buat aku cemburu?"

Alianna menggeleng "Gak sayang, aku sama sekali gada maksud buat kamu cemburu sama om Ken. Tadi aku reflek aja langsung sapa om Ken sampai lupa sama kamu"

Selama mereka berpacaran, Alianna berusaha tidak membuat Elang cemburu. Tapi tanpa disengaja siang ini Alianna buat Elang cemburu. Alianna genggam kedua tangan Elang, dia tatap Elang dengan penuh cinta.

"Kamu tau kan sayang kalo aku cuma cinta sama kamu?" Elang mengangguk.

"Aku tau usia aku lebih tua dari kamu tapi soal cinta jangan kamu ragukan kesetiaan aku, sayang. Selama 5 tahun aku menjanda dan selama itu juga aku gak dekat dengan pria manapun. Tapi setelah kamu bilang kamu mencintai aku, aku berusaha untuk membuka hati dan membalas perasaan cinta kamu karena aku pikir kamu adalah cinta terakhir aku" lanjut Alianna sambil tersenyum lebar.

Elang balas genggaman tangan Alianna dengan erat, hatinya tersentuh saat Alianna berusaha meyakinkan dirinya kalo cuma dia yang Alianna cinta.

"Aku minta maaf kalo aku terlalu cemburu sama kamu tapi aku begitu karena aku gamau kehilangan kamu. Sebentar lagi kita menikah, membina rumah tangga bersama-sama sampai kita tua" ucap Elang sambil mengecup punggung tangan Alianna.

"Coba kamu bayangin sayang betapa seru nya di masa tua nanti aku dan kamu kedatangan anak, menantu dan cucu kita" kekeh Alianna.

Elang ikut tertawa pelan "Pasti sayang apalagi kalo nanti aku dipanggil Opa sama cucu-cucu kita terus kamu dipanggil Oma"

Alianna pindah duduk disamping Elang, dia peluk Elang dan dia sandarkan kepalanya di dada bidang Elang. Rasanya sangat nyaman. Elang kecup pucuk kepala Alianna bertubi-tubi.

"Iya tapi pastinya aku bakal tua duluan mungkin rambut aku udah putih kamu masih hitam. Aku udah keriput, kamu masih ganteng" ucap Alianna cemberut.

Jujur Alianna kadang takut sendiri jika membayangkan bagaimana dia dan Elang di masa tua nanti. Apa Elang akan berpaling darinya saat dia sudah tua dan tidak cantik lagi?.

"Di mata aku, kamu tetap cantik. Kamu jangan pernah punya pikiran kalo aku akan berpaling dari kamu, sayang. Mau rambut kamu udah putih, udah keriput aku tetap cinta dan sayang sama kamu" ucap Elang sungguh-sungguh.

Alianna mendongak menatap wajah tampan Elang "Beneran kayak gitu? Kamu janji bakal setia sama aku?"

Elang tersenyum lebar lalu mengangguk, dia elus pipi Alianna dengan lembut "Janji sayang. Kalo aku ingkar janji suruh Arka buat tembak kepala aku biar aku langsung mati"

"Awh sakit sayang!!..." Elang meringis kesakitan saat Alianna gigit bahu nya lumayan kencang.

"Enak aja bilang mati-mati begitu, aku bakal sedih kalo Arka tembak kepala kamu terus Arka juga bisa masuk penjara loh" dumel Alianna.

Elang unyel-unyel pipi Alianna, dia gemas sekali dengan wanitanya itu. Di depan orang mungkin Alianna bersikap tegas dan dewasa tapi jika didepan Elang, Alianna bisa berubah menjadi wanita yang manja dan menggemaskan.

"Ohiya kamu belum jawab pertanyaan aku, tadi siapa? Sekretaris kamu?" tanya Alianna.

"Iya sayang, aku udah tolak tapi papa tetap paksa memperkerjakan dia selama 3 bulan disini. Gimana menurut kamu?"

"Ya gapapa, kita liat aja sampai 3 bulan kedepan semoga dia bisa bekerja dengan baik, benar-benar membantu kamu urus pekerjaan sayang" balas Alianna.

Alianna bangun dari duduknya, dia liat sekeliling ruangan kerja Elang yang lebih dominan ke warna hitam dan putih. Warna kesukaan Elang.

"Disana ada kamar sayang, mau liat?" ajak Elang, Alianna mengangguk. Mereka berdua masuk ke dalam kamar yang nanti nya menjadi tempat istirahat Elang.

"Wow!! Lengkap banget disini, kalo begini sih bisa-bisa kamu betah di kantor sayang. Gak mau pulang" ucap Alianna sambil melirik ke Elang.

"Ya gak dong, sayang. Rumah akan tetap jadi tempat aku pulang apalagi di rumah ada kamu sama Arka kalo disini sepi gada siapa-siapa" balas Elang sambil memeluk Alianna dari belakang dengan erat. Dia kecup leher Alianna.

Alianna tertawa kegelian "Sayang jangan nakal!"

"Nakal gimana hm?" bisik Elang sensual di telinga Alianna. Alianna berusaha melepaskan diri dari pelukan Elang tapi Elang malah mempererat pelukannya.

"Lepasin dong sayang" rengek Alianna.

"Gamau, aku kangen sama kamu. Pengen peluk kamu terus" gumam Elang.

Pipi Alianna merah merona, untung saja Elang memeluk nya dari belakang jadi pria itu tidak bisa melihat wajahnya sudah merah padam karena malu.

"Kita setiap hari ketemu sayang masa kamu kangen terus sama aku"

"Ya gapapa daripada aku kangen sama wanita lain nanti kamu cemburu terus marah sama aku, sayang" ucap Elang.

"Aku cemburu waktu kamu datang ke restoran sama temen kuliah kamu itu. Genit banget peluk-peluk kamu"

Elang letakkan dagu nya di bahu Alianna, tangannya mengeratkan pelukan di pinggang Alianna.

"Leticia? Kamu gak perlu cemburu sama wanita seperti dia, di kampus semua cowok famous dideketin sama dia termasuk aku. Aku risih setiap dia datangin aku, deketin aku. Tapi untungnya sekarang aku udah punya calon istri secantik kamu jadi Leticia gak bisa ganggu aku lagi" ucap Elang.

Alianna balik badan menghadap Elang, dia peluk leher Elang dan Elang peluk pinggang Alianna. Mereka berdua saling tatap satu sama lain, tatapan yang mengisyaratkan bahwa mereka berdua saling mencintai.

"Aku gak sabar menanti hari bahagia kita berdua, disaat kamu ijab kabul dan menyebut nama aku" ucap Alianna.

"Asal kamu tau sayang, dari kemarin aku udah latihan ijab kabul sama papa dan bang Alaska. Mereka gamau aku salah sebut nama kamu" kekeh Elang.

Sekali latihan ijab kabul Elang pasti sudah bisa tapi Adam dan Alaska memaksa dia untuk latihan berkali-kali agar Elang paham betul ijab kabulnya.

"Latihan dimana?"

"Diruang kerja papa, papa jadi pak penghulu sedangkan bang Laska jadi saksi. Mama sama bang Arlan jadi penonton"

Alianna tertawa. Dia membayangkan betapa lucu nya Elang latihan ijab kabul disaksikan keluarganya sendiri.

.
.
.

Yg punya saran untuk mahar pernikahan Alianna dan Elang tulis di komen yuk. Yg sederhana dan memiliki makna ya jangan asal-asalan 😭😭. Aku minta tolong banget terutama buat readers yg udh pernah menikah, kali aja saran mahar dari kalian aku pilih.

Aku pusing bnget mikirin mahar doang, kalo ada typo langsung tandain yaa. Makasih.

POSESIF BRONDONG [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang