Part 54

5.1K 272 7
                                    

Alianna pov.

Hari ini, hari ketiga aku mendiami Elang karena masalah kemarin, aku sengaja melakukan itu biar dia sadar kalo keberadaan aku sangat penting di dalam hidupnya. Aku ini istrinya dan wajib tahu kemana dia akan pergi begitu juga dengan aku. Setiap aku mau keluar rumah pasti aku izin dulu padanya dan beritahu dia kemana aku akan pergi karena aku sadar kalo aku ini sudah menikah dan punya suami bukan janda lagi.

Aku membatasi komunikasiku dengan Elang, aku tidak pernah bicara duluan sama dia, dia tanya baru aku jawab. Untungnya anak-anak tidak ada yang sadar kalo aku dan Elang sedang ada masalah. Didepan anak-anak, aku harus berpura-pura baik sama Elang padahal aslinya aku masih marah sama dia. Sedikit segan untuk bicara atau mengobrol sama Elang.

Setelah malam itu, aku menelepon Mama dan menceritakan semuanya pada Mama karena aku butuh teman curhat dan cuma Mama yang bisa mengerti aku. Aku meminta Mama untuk tidak beritahu soal ini sama Ali karena Ali itu orangnya agak gegabah, aku takut Ali akan menghajar Elang karena Elang sudah menyakiti hatiku.

Setelah Mama mendengarkan curhatan hati aku sebagai istri yang tersakiti, Mama memberi nasihat untukku.

"Mama tahu bagaimana perasaan kecewa, marah, kesal kamu sama Elang. Kalian sama-sama saling memberi waktu untuk introspeksi diri dan Mama sarankan agar kamu memaafkan Elang dan memberinya kesempatan. Alianna, janganlah kamu hanya melihat satu kesalahan yang Elang lakukan tapi lihatlah kebaikan yang Elang kasih untuk kamu selama ini... Rasanya gak adil buat Elang kalo kamu gamau maafin dia dan kasih dia kesempatan karena satu kesalahan itu, dia sudah mengakuinya dan dia menyesali perbuatannya"

Karena ucapan Mama malam itu, aku memilih memaafkan Elang dan selama 3 hari itu juga aku memantapkan hatiku kalo yang aku pilih ini tidak salah. Jujur, aku juga tidak mau berpisah dengan Elang, dia pria yang sempurna untuk menutupi kekurangan aku, dia menerima aku apa adanya tanpa memandang status jandaku saat itu. Bahkan dia sangat menyayangi Arka seperti anak kandungnya sendiri dan itu yang buat aku makin jatuh cinta padanya.

Ceklek.

Aku menoleh ke arah pintu ketika Elang membuka nya dari luar, setelah makan malam selesai dia izin ingin menyelesaikan pekerjaan nya dulu dan aku izinkan. Kadang aku kasihan melihat dia terlalu sibuk bekerja dan waktu istirahat nya jadi berkurang tapi mau bagaimana lagi itu sudah jadi tanggung jawab Elang sebagai bos.

"Langsung istirahat, Mas. Akhir-akhir ini kamu lembur terus walaupun ya lembur nya di rumah sih" ucapku.

Aku menahan tawa ketika dia tiba-tiba cemberut saat aku menyuruhnya istirahat padahal tadi saat masuk ke dalam kamar suamiku sudah senyum-senyum sambil memandangku.

"Gak seru kamu, sayang" decaknya.

"Tidur, Mas" balasku sambil menarik selimut, aku sudah siap untuk tidur.

"Jangan tidur dulu, tadi sore kamu janji sama aku. Kamu lupa?" tanya Elang sambil menarik selimut yang aku pakai.

"Janji? Janji apa?" tanyaku.

"Janji mau kelonin aku, kamu suka gitu deh, suka pura-pura lupa. Kamu gak kasian sama Elang junior, sayang?"

Aku memandangnya sinis.

"Awh sayang!!"..."

Teriak Elang ketika aku meremas miliknya. Memang sih sudah 3 hari ini aku tidak melayani nya di ranjang karena aku masih kesal sama dia, biarin miliknya jadi karatan.

"Aduh sayang! Jangan remes-remes gitu dong kalo bangun gimana? Kayak kamu mau tanggung jawab aja" dumelnya.

"Kalo bangun ya tinggal tidurin" balasku cuek.

POSESIF BRONDONG [ON GOING]Where stories live. Discover now