3. Butik

5.5K 486 40
                                    

Kalau ada typo, dikoreksi ya

Gana memegang ponsel Dana yang tertinggal di rumah orang tua mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gana memegang ponsel Dana yang tertinggal di rumah orang tua mereka. Ia sebenarnya ingin membuang ponsel itu tetapi ini merupakan kesempatan emas supaya dirinya bisa menghubungi Irene, lalu mengatakan kepada kekasih saudara kembar adiknya itu kalau dirinya mau menganti nomor. Setelah itu, ia hancurkan sim card Dana.

"Gana, dari tadi kamu terlihat senang sekali? Beberapa kali aku melihat kamu tersenyum? Apa yang membuatmu sesenang itu?" tanya Adeline penasaran.

"Sebentar lagi aku akan menikah," balas Gana santai.

Adeline yang meminum jus mangganya langsung tersedak. Ia memukul pelan dadanya.

"Kalau minum pelan-pelan, tersedak kan," ujar Gana seraya menuangkan air putih untuk Adeline.

"Kamu mengagetkanku. Tidak ada angin, tidak ada hujan kamu mau menikah. Bukannya kamu ingin melajang seumur hidup?"

"Aku berubah pikiran. Melajang seumur hidup sepertinya sangat menyedihkan."

"Terus gadis seperti apa yang membuatmu berubah pikiran?"

"Irene Kartika."

Adeline melotot. Ia memastikan telinganya tidak salah mendengar. Pasalnya nama perempuan itu tak asing untuknya. Setahunya itu nama model yang sekarang tengah menjadi kekasih saudara kembar Gana.

"Irene pacarnya Dana?"

"Iya."

"Kamu sudah gila, ya? Itu kan kekasih adikmu sendiri. Apa kalian bertaruh lagi? Kenapa sering merebutkan apa pun seperti rival, padahal kalian saudara?" cerocos Adeline dengan nada kesal.

"Aku menyukai Irene. Lagipula, mereka belum menikah masih ada kesempatan untukku."

"Shit, sekali iblis tetap iblis. Dana dan Irene saling mencintai, tapi kamu ingin menikahi Irene. Di dunia ini banyak perempuan, kamu bisa memilih yang lain."

"Kamu cemburu, ya. Adeline Anastasya cemburu karena aku--" Belum selesai Gana bicara, Adeline sudah melemparkan bantal sofa ke Gana. Adeline lalu memukul Gana menggunakan bantal sofa.

"Dasar brengsek, hidung belang, om-Oom genit, rasakan ini."

"Kalau aku om-om, kamu nenek-nenek."

"Kamu genderuwo."

"Sudah-sudah, sakit tahu." Gana memegang bantal sofa, lalu menariknya dan membuangnya sembarang. Namun, Adeline tak ingin menghentikan aksi memukulnya. Ia pukul Gana dengan tangannya, tetapi tangan itu dipegang etat oleh Gana.

"Gana, lepasin."

"Enggak, cium dulu baru kulepas."

"Enggak sudi."

"Aku juga enggak mau nyium kamu. Kamu bukan tipeku." Gana melepaskan tangan Adeline.

Adeline hanya diam. Ia tahu tipe gadis yang Gana sukai, gadis yang cantik, putih, tinggi, langsing, rambutnya lurus, dan pintar. Tidak seperti dirinya yang memiliki kulit gelap, rambut ikal, berisi, dan ceroboh. Makanya ia bisa berteman lama dengan Gana karena tidak ada cinta di antara mereka.

Unpredictable NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang