5

351 152 51
                                    

"Ar, bangun Ar."

"Arka, bangun woi..."

"Heh, Ar... Orang orang dah pada balik, lo malah makin nyenyak tidur disini." Harsa berkacak pinggang sambil menatap heran Arka yang masih belum membuka matanya.

Tak ada sahutan.

"Arka... lo tidur apa mati sih?" Reva ingin sekali menjambak rambut Arka dan menyeret cowok itu keluar dari kelas.

Sandi menatap Arka yang masih tertidur pulas diatas meja, sedangkan jam sekolah telah selesai dan saat kini koridor kelas mulai sepi karena para murid sudah pulang satu persatu.

"Ngantuk berat kayaknya, gak tidur apa dia semalem?" Sandi menatap Harsa meminta jawaban pada cowok itu.

"Mana gue, emang gue emaknya?!" sewot Harsa.

"Ar, bangun bego!" Reva menggoyang-goyangkan bahu Arka tanpa beban, ia merasa jenuh karena sudah lama menunggu cowok itu bangun.

Sandi dan Harsa membulatkan mata mereka, untung Reva yang melakukannya. Dan hanya gadis itu yang berani bersikap seperti itu pada Arka. "Brutal."

Merasa tidurnya terganggu, Arka perlahan membuka matanya dan menatap sekitar. Ia mengangkat kepalanya dari lipatan tangan lalu merenggangkan otot lengannya. "Kenapa sih, Va. Berisik banget lo." ucap Arka dengan suara serak khas bangun tidurnya.

Reva berkacak pinggang, bisa bisanya cowok itu bertanya seperti itu. Tidak tahukah dia bahwa Reva sudah begitu lapar? Makanya gadis itu langsung mengambil cara ambruk ambrukan seperti tadi.

"Nanya lagi, pulang ayok!" Reva menarik paksa tangan Arka, tapi cowok itu tidak bergeming. Tenaga Reva tidak membuat tubuh Arka tergerak sedikitpun.

Arka menggaruk kepalanya, nyawa cowok itu belum kembali sepenuhnya. "Lo pada tunggu di parkiran aja sana, gue harus beresin ini dulu." Arka menunjuk mejanya yang berserakan dengan buku buku pelajaran.

"Kalo sampe lama kita tinggal, ya?" ancam Harsa menunjuk Arka.

Arka berdecak dan menepis tangan Harsa, ia tidak suka ditunjuk tunjuk seperti itu. "Iya, sana cabut!"

"Abis beresin langsung keluar, jangan malah lanjut part dua." ucap Dewa diakhiri dengan tawaan kecil lalu ia membalikkan badan dan melangkah keluar dari kelas Arka diikuti oleh Reva, Harsa dan Sandi.

"Ngantuk banget lagi," Arka mengucek matanya.

Setelah kepergian teman temannya, Arka bergegas membereskan buku bukunya ke dalam tas meskipun matanya masih terasa berat. Setelah selesai, Arka memakai tasnya di pundak kanan dan melangkah keluar dari kelas.

Di tengah koridor kelas yang sepi, Arka terus menguap karena mengantuk. Bahkan jalannya saja sampai sempoyongan, ia terlalu lelah hari ini. Mungkin sekarang cowok itu sedang demam ringan karena sejak pagi tadi ia tidak menggantikan seragamnya yang basah akibat dihukum mengepel lantai koridor.

Di kelas XI IPA 1

"Ra, nanti tolong kirimin soal kimia tadi, ya."

Amara menoleh kearah Reska yang tengah menghapus papan tulis. "Oke, Res." kemudian Amara melanjutkan tugasnya menyapu lantai kelas.

DEAR, BABU!Where stories live. Discover now