13rd - It's Not Okay

217 73 72
                                    

"Tidak semua pria itu sama, semua orang mengecewakan dengan caranya sendiri" - J of STAYC

---------------------------------------------------------

Hana keluar dari kosnya sekitar jam 7 pagi, ia berniat sarapan nasi uduk dulu di pertigaan dekat minimarket. Nasi uduk Bu Imah itu sudah terkenal dimana-mana, selain karena harganya yang murah, rasanya juga manjiw banget, alias mantap jiwa.

"Bu Imaaaah!" seru Hana dari kejauhan.

"Eh anak gadis ibu udah cantik, mau berangkat ya?"

"Iya hehehe, aku mau nasi uduk dong, Bu pake telor balado, makan di sini aja."

"Minumnya air putih aja ya, nanti kamu sakit perut kalo pagi-pagi udah minum nutrisari."

"Iya, Ibu."

Hana senang berada di dekat Bu Imah, ia merasa diperhatikan layaknya ibu kepada anaknya. Bisa dibilang, Bu Imah yang mengisi kekosongan hati Hana ketika dirinya rindu dengan Ibuk.

"Pacarmu mana yang ganteng itu? Siapa tuh namanya, Ibu lupa." tanya bu Imah sembari meletakkan piring di depannya.

"Kama, Bu. Dia lagi sakit dari kemarin, biasalah flu."

"Owalah, dia itu gak kuat dingin ya, mesti hati-hati itu kalo hujan harus dobel pakai bajunya."

"Iya, Bu, tapi dia mah suka ngeyel, susah dibilanginnya."

"Siapa yang ngeyel?" suara yang tidak asing itu tiba-tiba menyahut.

"Lah? Kamu ngapain di sini? Udah sembuh emangnya?"

"Flu doang, dibawa tidur juga enakan. Bu, aku juga mau nasi uduknya, samain aja kaya Hana." cakapnya.

"Kamu gak bilang-bilang kalo mau jemput."

"Kenapa harus bilang-bilang, biasanya juga enggak."

Hana hanya mengedikkan bahunya, ia memperhatikan tiap lekuk wajah Kama, merasa seperti ada yang berbeda.

"Kamu belum shaving ya?" ujar Hana sembari mengusap pelan dagu kekasihnya.

"Iya, belum sempat. Kenapa? Looks terrible ya?"

"No, kalo kamu mau manjangin janggut juga gapapa, nanti tinggal dikepang kaya yang di tv itu hahaha."

"Iya, nanti dibuat mainan sama Kean," Kean itu anaknya Kak Tya, alias keponakan Kama. "Kamu nanti jadi kan ke rumah?"

Hana mengangguk, "Semalam Kak Tya chat aku, kita mau baking cookies, kalo aku ajak Erika boleh gak? Dia kan excited banget kalo soal bikin adonan."

"Ajak aja, nanti aku bilang Riko," ada jeda beberapa detik sebelum Kama melanjutkan ucapannya, "Oh iya, ngomong-ngomong soal Erika, dia kemarin chat aku."

"Chat gimana?" Hana bertanya hati-hati, ia takut Erika cerita ke Kama perihal yang terjadi kemarin antara dirinya dengan Adisti.

"Dia manggil doang, pas aku bales cuma dibaca sama dia. Kemarin gak ada apa-apa kan?"

Hana terdiam dengan mata yang menatap ke arah sepiring nasi uduknya.

"Yas, kalo gue boleh ngasih saran, baiknya lo cerita ke Kama."

"Cerita apa?"

"Tentang lo sama Adisti."

Haruskah ia menceritakan semua ke Kama apa saja yang terjadi kemarin di kampus? Dari dirinya yang ditampar Adis sampai dirinya yang hampir tertabrak mobil di depan Pinus.

How It Ends | Mark LeeWhere stories live. Discover now