36th - Bukan Tepung Terigu

125 24 6
                                    

"Don't use someone to forget someone." -Unknown

----------------------------------------------

Hari ini jadi hari pertamanya kuliah setelah liburan semester kemarin. Di hari pertama kuliahnya juga, Hana berangkat sendiri tanpa Kama. Laki-laki itu bilang dia sudah mengajukan izin selama 2 hari ke depan untuk menghabiskan sisa-sisa lelahnya karena KKN.

Hana berjalan di taman depan kampus sembari melihat banyak wajah-wajah asing yang masih sumringah, bisa dipastikan mereka adalah mahasiswa baru, serta wajah-wajah lesu dengan gurat lelah yang kentara di bawah matanya yang menandakan bahwa mereka mahasiswa tingkat akhir yang masih dipusingkan oleh skripsi, penelitian, dan lain-lain.

"Kak Yasmin!"

Seruan dari belakangnya membuat Hana menoleh. Hana tersenyum ketika Dinar berlari kecil ke arahnya,

"Gimana liburannya, Din?"

"Biasa aja, aku ke Bandung, tapi cuma 5 hari, gak seru banget."

"Ya lumayan lah segitu mah."

Mereka berjalan bersama sambil melontarkan pertanyaan-pertanyaan klasik mengenai liburan masing-masing.

"Kayaknya Kak Yasmin liburan bareng Kak Haikal ya ke Majalengka? Aku liat di snapgramnya."

Hana mengangguk, "Gak lama, soalnya aku juga harus kerja."

"Kakak berangkat sendiri? Kak Kama mana?"

"Lagi izin."

"Kalo Kak Haikal? Masuk gak?"

Hana mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa gak kamu tanya sendiri?"

"Malu. Lagian aku takut Kak Haikal lama-lama illfeel."

"Mau aku bantuin?"

"Bantuan apa, Kak?"

"Bantuin biar deket sama Haikal."

Dinar terkekeh, "Ngapain amat begituan sampe dibantuin Kakak."

"Ya gapapa, Kata Nana aku cocok jadi mak comblang."

Dinar tertawa, "Yaudah, aku ke studio dulu ya, Kak. Kapan-kapan kita ngobrol lagi."

Mereka berpisah di lorong lantai 1. Saat Hana sedang merogoh tasnya, seseorang menabrak bahunya cukup kencang dari belakang yang membuat ponselnya terlontar.

"Eeeeh! Sorry!" laki-laki itu memungut ponselnya yang terjatuh, ternyata layarnya sedikit retak, "Aduh, Kak! Maaf saya gak liat jalan. Saya bakal tanggung jawab kok! Tapi saya lagi buru-buru. Gimana ya?"

Hana baru akan membuka mulut ketika laki-laki itu justru mengangsurkan Kartu Tanda Mahasiswanya,

"Nih, Kak. Buat jaminan kalo saya bakal tanggung jawab."

"Gak usah, gapapa. Cuma retak dikit ini."

"Ih cepetan diterima, Kak. Saya harus masuk kelas."

Mau tidak mau Hana menerimanya.

"Sekali lagi maaf ya, Kak. Nanti saya cari Kakak di kantin."

Laki-laki itu berlalu dari hadapannya. Hana mengamati kartu yang kini ada di tangannya, tertulis Ghandi Arkin Cakrawala – S1 Hubungan Internasional

Hana kembali melanjutkan perjalanannya ke lantai 3, tempat kelasnya berada. Di pertengahan tangga, ponsel yang masih ada di genggamannya menyala menampilkan notifikasi pesan baru,

Kak Tya

"Han, tolong bilangin Kama ya"

"Suruh dia ke minimarket"

How It Ends | Mark LeeWhere stories live. Discover now