BAB 19. SESAK

33.7K 7.1K 2K
                                    

28 JULI 2022

ASSALAMU'ALAIKUM🤍

HAI HAI HAI🤸🤸

APA KABAR YEOROBUNN?🦋

GIMANA KEADAAN SUASANA HATI HARI INI?💔❤️

JAM BERAPA KAMU BACA PART INI?

MAKASIH UDAH SELALU STAY YA🙏

JANGAN LUPA KASIH VOTE DAN KOMENTAR JUGA HIHIHI😁

DAH SIAP?

LET'S GO!

-HAPPY READING-

40 menit sebelumnya.

"Utara!" seru Om Anggara terlihat senang melihat Utara hadir dalam acara perusahaan kali ini.

Utara tersenyum tipis. "Om," sapa cowok itu menyalimi omnya.

Om Anggara menggetok kepala Utara gemas dengan tangannya. "Dasar kamu ini. Coba itung udah berapa lama kamu gak muncul di depan Om," ujarnya gemas.

"Gak tau." Utara mengedikkan bahunya acuh.

Om Anggara berdecak kemudian menarik tangan Utara masuk lebih dalam ke tempat acara tersebut. "Ikut Om. Kamu harus ketemu tante kamu biar kamu diceramahin dia nanti," kata Om Anggara.

Utara mendengus. Apalagi saat dia tahu Om Anggara membawanya ke tempat Tante Emi dan Taksa.

"Astaga!" Seorang wanita dengan penampilan kasual itu melihat Utara dengan mata yang berbinar.

"Utaraaa! Apa kabar, nak?!" pekik Tante Emi yang langsung menghambur ke pelukan Utara.

"Baik tante," balas Utara pada Tante Emi.

"Dasar anak bandel. Kenapa kamu gak pernah ngabarin atau dateng ke rumah tante hah! Tante kan jadi sedih, Uta!" omelnya.

"Jangankan nyapa ke mama atau papa. Nyapa Taksa aja dia males," celetuk Taksa yang kini sibuk dengan minuman di depannya.

"Gak usah ngomong," balas Utara cuek pada Taksa.

"Tapi gue pengen ngomong, masalah buat lo hah?" Taksa menatap Utara kesal.

"Iya."

"Kenapa?"

"Gonggongan lo gak pernah penting."

Taksa langsung bangkit. "Bajingan!" geramnya.

Om Anggara langsung menahan putranya itu. "Aduuhh! Kalian ini kenapa gak pernah akur si!" Om Anggara menatap Taksa dan Utara bergantian.

"Papa juga selalu dapat laporan kalau kamu selalu gangguin Utara, Taksa! Berhenti bertingkah seperti anak kecil. Kalian kan udah gede," omel Om Anggara pada keduanya.

Taksa langsung berdecih mendengar ucapan papanya.

Tante Emi ikut menyaut. "Kalian ini emang bener-bener ya!"

"Kalian kan sodaraan. Sebagai sodara selain kita harus ngehindarin keributan kaya gini. Kalian berdua tuh harus hidup rukun. Saling tolong menolong. Harus saling ngebantu kalau ada yang kena musibah atau kesulitan. Jangan pada ngelempar api ke satu sama lain. Jangan pada acuh atau terus berantem. Jangan-"

"Iya iya, Ma iya," potong Taksa kembali duduk di kursinya.

Tante Emi menghela napasnya. Kemudian meminta Utara untuk duduk bersama.

"Maafin sepupu kamu itu ya, Uta. Dia emang minta di sunat lagi kayaknya," ujar Tante Emi membuat Taksa bergedik.

Utara berdehem sebagai balasan.

UTARA: ES DAN BUNGA TERATAI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now