BAB 26. DIA YANG PANTAS TAU

32.7K 6.8K 3.1K
                                    

06 SEPTEMBER 2022

HALLO🌛

BII DATANG LAGI PREN🐣

MASIH NUNGGU KELANJUTAN UTA KAN?

JAM BERAPA KAMU BACA INI?

HARI INI ORANG TERDEKAT BII MENINGGAL DUNIA. DO'AIN SEMOGA AMAL IBADAH BELIAU DI TERIMA OLEH ALLAH SWT YA. AMIN 🤲

JANGAN LUPA KASIH VOTE DAN KOMENTAR DI BAB INI🤍

SELAMAT KETEMU AYANG LAGI:)

LET'S GO!

-HAPPY READING-

"Ra?"

Syaira membuka matanya mendengar panggilan Gisa di sampingnya.

"Ya?" tanya cewek yang tengah duduk sambil menidurkan kepalanya di atas meja itu.

"Mau ke kantin gak? Laper nih gue," kata Gisa sambil menatap jam di tangannya yang menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit .

Syaira menggeleng. Kemudian menarik kotak bekalnya di kolong meja miliknya.

"Aku buat nasi goreng dari rumah. Ini makan aja barengan. Sengaja aku buat banyak buat kamu juga," kata Syaira.

Gisa langsung tersenyum semeringah "Baik banget manusia yang satu ini," ujar Gisa memeluk Syaira gemas.

Syaira terkekeh pelan. Kemudian bertanya tentang hal lain. "Mama kamu gimana keadaannya, Sa?" tanya cewek itu.

"Puji Tuhan, udah mendingan, Ra. Tapi masih harus ngejalanin kemoterapi sambil terus bolak balik rumah sakit buat cek up," ujar Gisa.

"Do'ain ya, biar pas mama udah sembuh kita bisa liburan bareng," lanjut Gisa sambil menyuapkan satu sendok nasi goreng ke mulutnya.

Syaira mengulas senyumannya. "Selalu, Sa. Semoga cepet sembuh ya."

"Amin," kata Gisa.

Di tengah obrolan mereka. Seseorang masuk ke dalam kelas XII IPA 1. Cowok dengan baju seragam yang sengaja di keluarkan dengan dasi yang sedikit melonggar itu berjalan ke tempat Syaira dan Gisa berada.

"Ra," panggil cowok itu dengan suara khasnya.

"Uhuk!" Gisa langsung tersedak mendapati kehadiran Utara.

Cewek itu cepat-cepat meraih botol minum milik Syaira untuk dia minum. Kemudian menatap Utara dan Syaira bergantian dengan bingung.

Syaira hanya diam tak menjawab panggilan Utara. Begitupun dengan Utara yang kini fokus pada netra milik Syaira. Merasa mungkin keduanya tengah membutuhkan ruang untuk bicara. Gisa dengan cepat bangkit dari kursinya.

"Gue ke kantin deh, Ra." Cewek itu menepuk-nepuk bahu Syaira. "Mau beli jus tomat, bye!" tambahnya nyengir kemudian langsung berlari dari sana.

Syaira menghela napasnya melihat kelakuan Gisa. Kemudian cewek itu meraih kotak bekal ke hadapannya.

"Kenapa?" tanya cewek itu sambil menyuapkan nasi goreng ke mulutnya, tanpa melihat Utara.

Tapi bukannya menjawab pertanyaan Syaira. Tangan Utara malah terulur ke depan. Menyelipkan helaian rambut milik Syaira ke telinga cewek itu. Membantunya agar makan dengan nyaman.

Syaira terpaku untuk beberapa saat.

"Lo ngehindarin gue? Chat gue gak di bales," ujar Utara pada Syaira.

"Aku gak punya kouta," jawab Syaira jujur.

"Telepon gue gak di angkat."

"Hpnya di silent."

UTARA: ES DAN BUNGA TERATAI [SUDAH TERBIT]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora