•Chapter '31•

16.8K 2.1K 30
                                    


Yenji bertepuk tangan dengan keras ketika girl group The Belle selesai menari di ruang latihan. "Kalian hebat!" Kata Yenji seraya mengacungkan jempolnya.

Jessie menyimpan tangannya di depan dada, tangannya ia buat seperti bunga yang baru berekaran. Pose akhir dari lagu yang mereka bawakan itu sangat cantik, Jessie berada di tengah dengan wajah sempurnanya, mirip seperti mahkota bunga.

Lilie dan Luna berada di belakang Jessie, mereka menyatukan tangannya, membelit dengan tubuh yang agak merentang, membuatnya seperti kelopak bunga yang indah. Emily juga mengakhiri tariannya dengan pose setengah duduk, gadis itu merentangkan tangannya ke atas, seperti sambungan kelopak bunga antara Lilie dan Luna.

Rachel bertepuk tangan dengan heboh, di sebelahnya ada Elion yang memegang sebuah kamera, merekam latihan yang sahabatnya itu lakukan.

"Jessie!!" Teriak Rachel di lanjut tepuk tangan yang keras oleh dirinya sendiri.

Jessie berusaha tersenyum sebelum ia menjatuhkan dirinya, "Huh, huh," nafas memburu yang terdengar sesak itu memenuhi ruangan. Jessie masih tersenyum dengan bibir pucatnya.

Rachel dan Yenji cepat-cepat menghampiri Jessie, membantu wanita itu bangun dan meminum air yang ia berikan. "Makasih Rachel, kak Yenji." Ucap Jessie setelah dirinya selesai meminum air putih.

Elion mendekat lalu mengusap peluh yang berada di kening Jessie, "Udah lima kali kamu latihan, udah dulu." Peringat Elion.

Jessie menyengir lucu seraya menggaruk pipinya. "Maafin, hehe," ucap Jessie menyesal.

Lilie terduduk di dekat Jessie, "Dua jam lagi!" Serunya lalu membaringkan tubuhnya di lantai bersih ruang latihan itu.

Emily terkekeh lalu mengusap kening milik Lilie dengan gemas. "Gemez," ucapnya. Lilie hanya berdecak kesal.

Luna mendekat dengan handuk kecil yang tergantung di lehernya. "Spoiler udah di sebar kan?" Tanya Luna, gadis itu terduduk tepat di belakang Jessie, ia memijit pundak Jessie dengan lembut.

Jessie terkikik lalu tersenyum manis, "Baik banget," katanya berkomentar.

Yenji mengagguk, "Udah, dari minggu kemarin." Ucap Yenji, ia lalu memperlihatkan handphonenya yang berisi jumlah penayangan spoiler untuk girl group The Belle.

Jumlah penayangan spoiler lagu The Belle di aplikasi itu mencapai delapan puluh juta views, dengan berbagai komentar di dalamnya. Sebagai MV teaser, itu adalah hal yang luar biasa. Mungkin karna dalam MV teaser, sebagai girl group, mereka berempat sangat berbeda. Auranya terlihat dengan jelas, dan di tambah girl group itu dari perusahaan besar milik Jamie.

"Kece banget Luna di situ," ucap Rachel. Luna hanya tertawa seraya mengibaskan tangannya. Alasan Rachel memuji Luna itu sudah jelas, Rachel suka gadis berponi dengan mata tajam dan aura kejam, terlihat lebih cocok dengan apa yang ai sukai.

"Jessie lebih cakep!" Kata Lilie menyaut, Luna menjentikkan jarinya, "Setuju!" Katanya menyauti.

Emily terlihat mengobrol dengan Elion, mereka tampak lebih akrab dari yang Jessie kira. Keduanya cocok dan mungkin akan ada sesuatu yang baru untuk kedepannya.

Jessie tersenyum seraya menatap MV teaser di handphone milik Yenji, sejujurnya Jessie tak menyangka jika dirinya bisa bergabung dengan girl group ini. Ini seperti mimpi, namun ini adalah kenyataan.

*****

Jennie melihat handphonenya lalu tersenyum lebar, "Adik gue," katanya pada Jamie.

Jennie dan Jamie sedang berada di bukit, keduanya menikmati sunset dengan Jamie yang memberi kejutan. Kejutannya sederhana, hanya hal kecil saja, tapi bisa membuat Jennie kembali tersenyum dan menangis bahagia.

Jamie mengambil pundak Jennie, lelaki itu memeluk Jennie dari pinggir. "Makasih Jamie, hikss, makasih udah bikin adik aku bisa wujudin mimpinya, hikss, hikss." Tangis Jennie tak terbendung, gadis itu malah membalas pelukan dari Jamie.

Sepertinya cinta yang sudah terpendam untuk Jamie kembali mekar, cinta di masa KKN memang ada.

*****

Arthur menyesap kopi yang baru saja ia beli, kini ia di dalam mobil ini, masih teringat jelas bagaimana dirinya dan Jessie hampir berciuman, padalah kejadian itu sudah berhari-hari yang lalu. Saat bibir keduanya hampir bertemu, Arthur sudah mengingat dengan jelas bagaimana deru dari nafas Jessie.

Arthur ingin merasakan nafas itu, lagi. Wangi harum itu seakan membuatnya candu, Arthur tak bisa melepasnya begitu saja.

Arthur melajukan mobilnya dengan tenang, kini ia hanya harus pergi ke perusahaan Jamie. Untuk menjemput kekasihnya di sana.

Lelaki itu tiba-tiba terkekeh saat memikirkan sesuatu, bagaimana reaksi Jessie ketika dirinya tau jika ia mengulangi waktu? Apakah akan terkejut, pingsan atau hanya tertawa karena menganggap itu lelucon? Apapun itu Arthur senang, ia hanya perlu jujur dan tak peduli akan reaksi dari Jessie.

Jangan salah, dirinya sangat-sangat menginginkan Jessie. Meski di kehidupan sebelumnya Arthur memakai cara kotor untuk mendapati Jessie, sekarang dirinya tak mau memakai cara kotor itu. Arthur ingin Jessie jatuh hatinya padanya, membuat gadis itu tak bisa pergi darinya, karna Arthur ingin Jessie bergantung pada dirinya.

Arthur ingin Jessie tak bisa lepas darinya. Membuat gadis itu sakit dan hanya dirinya obatnya, itu yang Arthur mau.

*****

My Jessie Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt