09

1.4K 222 1
                                    

Lanielle menengok ke sekeliling Great Hall mencari keberadaan ketiga temannya. Ia ingin bergabung bersama mereka.

Tapi sialnya sebelum ia berhasil bergabung bersama dengan Harry, Ron dan Hermione, si kembar menggandengnya dan memaksanya untuk duduk bersama mereka dan Ginny. Agak cukup jauh dari tempat ketiga temannya duduk.

Fred dan George duduk didepan Lanielle dan Ginny.

"Duduk dan habiskan makanannya. Jangan coba-coba kau berlari untuk menghampiri ketiga bocah itu!" Fred memperingatkannya sambil meletakkan makanan di piringnya.

"They're my friends Fred, kenapa kau melarangku menghampiri mereka?!"

"Terakhir kali kau bersama Harry, kalian berdua masuk ke ruangan kepala sekolah kan? Demi Merlin untuk sekarang jangan dekat-dekat dengannya, kau bisa kena masalah bersamanya." Jawab George yang membuat Lanielle pasrah.

Lanielle melihat Ginny hanya diam saja, tidak seperti Ginny yang ia kenal sebelumnya.

"Ginny, apa kau baik-baik saja?" Tanya Lanielle melihat Ginny tidak berekspresi.

"Aku baik-baik saja Lane." Jawab Ginny dengan tatapan kosong.

Lanielle melihat wajah Ginny, ia tersenyum. Ginny mengingatkannya kepada Lily, rambut merahnya membuatnya semakin mirip dengan mendiang sahabatnya itu.

"Lagi-lagi kau memastikan semua orang baik-baik saja. Bagaimana denganmu sendiri?" Tanya Fred memutar bola matanya malas.

"Aku selalu baik-baik saja Frederick. Tidak ada hal yang bisa melukaiku. Lagipula George selalu menjagaku, ya kan George?" Jawab Lanielle menggoda George.

George yang sedang makan kemudian membuka mulutnya lebar, tidak menyangka gadis kecil didepannya bisa mengatakan hal-hal semacam itu.

Melihat ekspresi Fred menjadi semakin kesal karena Lanielle menyebut George dan bukan dirinya, sifat jahil George nampaknya terbangun.

"Ya, ya, Lane benar Freddie. Dia aman bersamaku, aku selalu menjaganya." George menepuk-nepuk kepala Lanielle sambil tersenyum jahat ke arah Fred.
...

Setelah hari itu Fred tidak terlihat di mata Lanielle, ia jadi lebih sering menghabiskan waktunya belajar Herbology bersama Neville atau memberi makan Niffler.

Ia sendiri tidak mengerti, padahal ia hanya bercanda. Bukankah itu harusnya tidak apa-apa? Ia merasa Fred menjadi sangat sensitif.

Ia duduk dibawah pohon, pohon yang sama yang ia gunakan sebagai tempat menghabiskan waktu dulu. Pohon yang menjadi saksi betapa bodohnya ia yang mengatakan kepada Sirius ia menyukai Remus.

Orang-orang nampaknya telah pergi ke lapangan untuk menonton Quidditch. Lanielle hendak kembali ke Common Room untuk menghampiri Hermione. Sejak semalam ia tidak melihat temannya itu.

Peeves menghampirinya, ia kira Peeves akan menjahilinya mengingat hantu itu sama jahilnya dengan si kembar Weasley.

"Hei! Kau harus melihat temanmu itu! Dia membeku! Seperti Headless Nick!"

"Kau tidak bercanda Peeves?!"

"Tidak! Potter dan Weasley juga kesana!"

Lanielle segera berlari ke hospital wings, ia melihat Harry dan Ron bersama Professor McGonagall di depan ranjang seseorang.

"Dia ditemukan di perpustakaan dengan ini." Jelas McGonagall yang menunjukkan sebuah cermin.

"Hermione!" Lanielle mendekat dan menggenggam tangan temannya itu.

Ia jadi menyesal tidak bersama dengan Hermione akhir-akhir ini. Ia membiarkan Harry menyentuh tangan Hermione. Sebelum mereka kembali ke asrama untuk mendapatkan aturan baru selama serangan ini terjadi.

Dear FrederickWhere stories live. Discover now