16

1.3K 211 5
                                    

"Demi Merlin! Aku baru tidak memperhatikannya sebentar dan dia sudah terluka saja!" Oceh Lanielle melihat Harry terbaring lemah di Hospital Wings.

"Keep calm little girl, bisa kau lihat ia tidak patah tulang atau kehilangan nyawanya." Kata Fred terkekeh.

Harry terjatuh dari sapunya lagi saat bermain Quidditch. Tidak cukup lama bagi mereka hingga anak itu membuka matanya.

"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Hermione cemas.

"Brilliant." Jawab Harry tersenyum.

"What hapenned?" Tanyanya bingung melihat Ron, si kembar dan beberapa orang ada disana.

"Kau terjatuh dari sapumu." Jawab Ron sedangkan Lanielle hanya terdiam, dia tidak ingin terlalu banyak mengoceh mengingat ia sedang banyak beban pikiran.

"Bagaimana dengan pertandingannya?" Tanya Harry membuat Fred melirik ke Lanielle.

Fred berbisik ke gadis di sampingnya, "Dia bahkan mencemaskan pertandingan bukan dirinya sendiri. Dia mirip denganmu. Harusnya kau tidak usah cemas."

"Sulit dipercaya tapi aku setuju denganmu Fred." Balas Lanielle menghela nafas panjang.

Ron mengatakan ada hal lain yang harus Harry tahu. Setelah itu mereka menunjukkan remahan kayu- maksudnya remahan sapu terbang miliknya.

"Sapumu terjatuh di atas Whomping Willow." Jelas Ron yang melihat wajah Harry mendatar.

Lanielle mendekatkan dirinya ke Harry, Fred mempersilahkannya. Lanielle tahu sapu itu berharga bagi Harry, bukan dari segi kualitas tapi sapu itulah yang selama ini menemani perjalanan Quidditch-nya.

"Well kurasa kau tidak perlu mengkhawatirkannya, aku yakin James meninggalkan cukup banyak untuk sekedar membeli Nimbus. Kalau tidak, akan kubelikan satu yang terbaru." Bisik Lanielle membuat Harry tersenyum kecil dan mengangguk.

"Terima kasih, you make me feel better ma'am." Jawab Harry yang membuat Lanielle dan Fred memutuskan untuk keluar setelah itu.
.
.
.

Lanielle berjalan sendirian menuju perpustakan, ia benar-benar ingin sendirian. Tadinya ia ingin menghampiri Remus, tapi pria itu malah bersama Harry. Ia tidak ingin mengganggu waktu keduanya.

Baru membuka buku perpustakaan, ia dikagetkan dengan si kembar yang muncul dibelakangnya entah darimana.

"Ya ampun! Bagaimana kalian bisa menemukanku?!" Seru Lanielle jelas terkejut.

"Apa? Kami hanya tidak sengaja bertemu denganmu disini." Kata George terlihat tidak meyakinkan.

"Kalian? Ke perpustakaan? Mustahil!"

"Kami benar-benar mau kesini, bukan untuk menemuimu juga kok!" Timpal Fred membuat Lanielle curiga karena laki-laki itu menyembunyikan sesuatu di tangan kirinya.

"Apa yang kau sembunyikan Fred?"

"Apa yang kusembunyikan? Tidak ada!"

Lanielle berpura-pura percaya lalu sedetik kemudian ia merampas sesuatu di tangan Fred. Sebuah kertas, yang lumayan ia kenali bentuknya.

"Ini Peta Perampok." Ucapnya membuat Fred dan George terkejut, bagaimana gadis didepannya bisa tahu kertas apa itu.

Fred memegang kedua bahu Lanielle.

"Bagaimana kau bisa tahu?!"

"Siapa yang tertulis membuat ini?" Tanya Lanielle datar.

"Entahlah, disana tertulis Prongs, Padfoot, Moony dan Wormtail."

"Aha!"

Lanielle tersenyum mengejek, jelas ia tahu kertas itu bukan kertas biasa. Remus pernah menunjukkan kertas itu kepadanya dulu. Itu menjawab bagaimana Sirius bisa menjahili gadis itu sekeras apapun ia berusaha bersembunyi darinya.

"Remus yang membuatnya."

"Apa?!"

"Dimana kalian mendapatkan ini Fred, George?"

"Kami terkena detensi, lalu- Well dan kami masuk kantor Mr. Filch lalu saat itulah kami menemukan kertas itu." Jawab George yang nampaknya jujur.

"Jadi inilah alasan kalian selalu tahu dimana aku?"

"Hell yeah, kami selalu bertanya-tanya kenapa kau lama sekali berada di kamar mandi perempuan. Atau kau bolak-balik dari kamarmu ke Common Room-! Hmmph!"

Fred menutup mulut George dengan tangannya. Sedangkan Lanielle sudah terlihat sangat kesal, raut wajahnya tidak bersahabat. Jadi selama ini mereka memata-matainya?

Lanielle teringat sesuatu, besok adalah kunjungan ke Hogsmeade. Harry pasti akan menyelinap menggunakan Invisibility Cloak milik James.

"Bisakah kau pinjamkan peta ini ke Harry? Besok kunjungan ke Hogsmeade kan?"

Fred mengerjapkan matanya, tidak menyadari bahwa gadis didepannya punya akal licik yang lumayan juga. Dia bermaksud membiarkan Harry menyelinap ke Hogsmeade dengan peta itu.

"Oh tentu saja! Jika kau bersedia menemaniku di Hogsmeade!" Kata Fred dengan nada jahil.

"Deal!"
...

"Sedang apa kalian disana Ron, Hermione, berkencan?" Tanya Lanielle yang memang sengaja ingin melihat Shriecking Shack.

"Haha tidak lucu Lane, kau datang bersama siapa?" Balas Ron sedangkan Hermione terlihat tersipu.

"Your brother of course! Aku sedang melarikan diri darinya. Ku rasa sebaiknya kalian tidak dekat-dekat dengan bangunan itu, peringatkan juga yang lainnya. Bangunan itu lebih menyeramkan dari yang diceritakan orang-orang." Kata Lanielle sebelum ia pergi dari sana meninggalkan Ron dan Hermione.

Ron dan Hermione saling bertatapan, Ron terlihat sedikit takut.

"Siapa juga yang mau masuk kesana?" Tanya Ron dengan ekspresi aneh.

"Kau mau melihatnya lebih dekat Ron?" Ajak Hermione yang sedikit penasaran.

"Actually, i'm fine here." Tolak Ron yang membuat Hermione sadar bahwa bocah itu ketakutan.

Lanielle pikir lebih baik jika tidak ada satupun yang penasaran dengan gubuk itu. Terlalu beresiko jika orang-orang mulai penasaran dan membuat Remus kehilangan tempat persembunyiannya.

"Kemana saja kau? Aku sudah mencarimu daritadi!" Tanya Fred setengah kesal. Gadis itu tiba-tiba saja menghilang dari sisinya saat mereka sedang berbelanja di Zonko.

"Maaf Frederick, aku ada urusan." Jawab Lanielle jahil dengan nada yang dilembut-lembutkan membuat Fred refleks membuang mukanya. Fred mengatur nafasnya mencoba menghilangkan rona merah di wajahnya.

Lanielle meraih tangan Fred lebih dulu, dan Fred dengan peka menggenggamnya erat tidak membiarkan gadis itu kabur lagi darinya.

"Apa yang kau beli di Zonko?"

"Ya beberapa hal menarik tentunya. Bagaimana denganmu, apa kau mau membeli sesuatu?"

"Ayo kita ke Honeydukes!"

Fred terkekeh melihat tingkah Lanielle yang seperti anak kecil begitu memikirkan permen dan coklat. Ya, Lanielle memang anak kecil sih mengingat usianya baru 13 tahun.

Lanielle mengambil beragam jenis coklat, sangat banyak hingga Fred tidak habis pikir untuk apa semua coklat itu.

"Jangan bilang kau mau memberikan itu kepada Remus dan Harry?!"

Lanielle meringis, ternyata Fred bisa membaca pikirannya.

"Ya- bukan hanya untuk mereka kok! Aku ingin memberikannya kepada semua temanku. Oh dan bisa tolong aku titip untuk Oliv?" Tanya Lanielle mengalihkan topik pembicaraan.

"Oliv? Siapa itu Oliv?"

"Oliver tentu saja, aku ingin memberinya coklat agar ia tidak terlalu stress memikirkan Quidditch! Dia pasti sangat stress karena kalah dari Hufflepuff saat itu."

"Dulu Remus, Harry, Malfoy, sekarang Wood?!"

Dear FrederickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang