53

1K 139 3
                                    

"Aku menemukan ini di bukunya, kurasa surat-surat itu untukmu Fred." Ucap Ron sambil menyodorkan beberapa buah amplop kepada kakaknya itu.

Ini sudah 1 tahun semenjak peperangan itu terjadi. Perang yang diakhiri dengan kemenangan pihak kebenaran yang membunuh Voldemort hingga tidak ada lagi yang bisa membangkitkannya.

Fred menerima amplop-amplop itu tanpa membalas ucapan Ron. Tiba-tiba saja Fred Weasley yang selalu jahil dan berisik itu menjadi orang lain semenjak hari itu.

Semenjak Perang Hogwarts berakhir, laki-laki itu seakan kehilangan tujuan hidup. Jika ada yang mengajaknya bicara, ia hanya menjawab seperlunya saja. Dia tidak pergi ke mana-mana selain ke Diagon Alley. Disana pun dia tidak begitu antusias seperti dulu.

Ron yang melihat kakaknya seperti itu menjadi sangat prihatin, dia sendiri juga merasakannya, meskipun tidak separah Fred. Bagaimana rasanya kehilangan seorang sahabat, Ron merasakan itu.

Mereka sudah mencari Lanielle segera setelah perang itu berakhir. Tapi gadis itu menghilang, tidak bisa ditemukan. Karena mereka tidak menemukan mayatnya dimana pun hari itu, mereka berharap meksipun sedikit bahwa gadis itu masih hidup meski dirasa mustahil. Mengingat mayatnya sudah dibawa oleh Death eater waktu itu.

"Bisa tolong kau jaga kasirnya? Aku akan ke atas." Pinta Fred pada Ron.

Ron mengangguk, Fred pasti ingin langsung membaca tulisan tangan Lanielle.

Fred menaiki tangga toko dan pergi ke kamar paling atas, tempatnya beristirahat. Ia menyobek amplop itu satu persatu dan membaca isinya.

01

Dear Frederick.

Aku sedang bersiap bersama Harry, Ron dan Hermione untuk menyusup ke Kementerian. Kami berencana mengambil Horcrux yang ada pada Umbridge. Gila bukan?

Kalau kau tanya apa aku takut atau tidak, aku akan mengatakan aku tidak takut. Kau lah orang yang membuatku jadi seberani ini Fred, aku mengikuti setiap langkahmu yang berani itu. Ini baru beberapa hari, tapi aku sudah merindukanmu.

Fred menjatuhkan kertas surat itu, air matanya terjatuh begitu saja setelah ia menyelesaikan surat pertama. Ia membuka amplop dengan tanda nomor 2 di sudutnya.

02

Dear Frederick.

Kami memutuskan untuk bersembunyi di hutan. Ron terkena splinch saat kami keluar dari Kementrian, aku benar-benar tidak tega melihat Ron seperti itu. Kau pasti akan sangat cemas melihatnya sama seperti saat George kehilangan telinganya.

Jangan khawatir, aku akan menjaga Ronnie untukmu. Kuharap kau dan George menjaga diri dengan baik disana, menjaga Mum dan Ginny juga.

Aku merindukanmu, aku ingin memelukmu tepat saat kita bertemu nanti.

Fred terisak kali ini, ia langsung membuka amplop dengan tulisan nomor 3 dan membacanya.

03

Dear Frederick.

Ron marah dan memutuskan memisahkan diri dari Harry dan Hermione. Aku tidak bisa membiarkannya sendirian, aku tidak ingin terjadi sesuatu pada adikmu itu yang bisa membuatmu cemas dan bersedih. Jadi aku mengikutinya saja.

Dia seperti itu karena dia sangat mencemaskan keluarganya, Fred. Dia kira aku tidak mengkhawatirkanmu hanya karena aku tidak pernah mengatakannya. Padahal aku sangat mencemaskanmu dan merindukanmu setiap harinya. Aku tidak sabar lagi untuk bertemu denganmu dan melepas rindu. Aku mencintaimu, dan kurasa perasaan itu terus bertambah seiring waktu.

Fred mengusap-usap air matanya, meminta mereka untuk berhenti. Namun ia tidak bisa berhenti menangis. Ia merindukan kekasihnya itu, membaca tulisan tangan gadis itu membuatnya semakin merasakan rindu. Tapi ia ingin membaca semuanya, surat yang ditulis untuk dirinya dengan cinta disetiap katanya.

04

Dear Frederick.

Kemarin aku memasak untuk Ron, dan dia bilang itu keasinan. Hari ini aku sudah mulai bicara dengannya dan kami memutuskan untuk kembali ke tempat Harry dan Hermione.

Aku menulis surat ini di sebuah PUB yang kami temukan saat kami keluar dari hutan. Tenang saja, aku aman karena Ronnie menjagaku.

Fred, aku ingin jujur kepadamu karena kurasa aku tidak pernah bisa mengatakan ini secara langsung. Aku pernah menyukai Oliver di tahun pertama karena dia sangat keren di pertandingan Quidditch.

Aku pernah menyukai seorang anak Ravenclaw di tahun kedua karena dia sangat manis. Aku juga mengagumi ketampanan Cedric di tahun keempatku.

Tapi hal itu membuatku menyadari sesuatu Fred, aku hanya bisa sekedar menyukai dan mengagumi mereka saja. Aku tidak benar-benar jatuh cinta pada mereka. Hanya kau yang bisa melakukan itu, Frederick.

Bahkan ketika kau tidak ada di Hogwarts sekalipun, aku benar-benar tidak bisa melirik satu pun pria disana. Karena aku hanya bisa memikirkanmu.

Hal itu cukup menganggu, karena dengan itu aku tidak bisa menyangkal betapa aku mencintaimu.

"Bodoh, aku juga merasakan hal itu Nelle." Fred tersenyum kecil, mungkin ini pertama kalinya ia tersenyum setelah setahun lamanya.

05

Dear Frederick.

Aku dan Ron berhasil menemukan Harry dan Hermione. Kami berhasil menghancurkan 1 Horcrux lagi, semua ini semakin mendekati akhirnya.

Kami baru saja keluar dari Malfoy Manor setelah Snatchers menangkap kami dan membawa kami kesana. Dobby, house elf yang baik hati itu terbunuh oleh Bellatrix.

Tebak aku ada dimana sekarang Frederick? Aku ada dirumah Fleur dan Bill. Aku berbincang sedikit dengan Fleur karena besok pagi kami akan menyusup ke Gringotts.

Mencari Horcrux yang tersimpan di lemari besi Bellatrix Lestrange. Ah, aku semakin merindukanmu saja.

Mungkin ini terdengar gila Fred, karena aku yang mengatakan ini lebih dulu. Tapi.. Frederick, saat perang ini berakhir maukah kau menikah denganku?


Fred mengerjapkan kedua matanya yang masih basah itu. Air mata mengalir semakin deras setelah ia membaca surat terakhir. Ia melihat keluar jendelanya, membayangkan ia melihat wajah kekasihnya di langit biru.

"Aku merindukanmu, dan aku mencintaimu sampai kapanpun itu.. Jadi bolehkah aku terus berharap bahwa kau akan kembali ke sisiku, Nelle? Tolong, biarkan aku menunggumu.."

Dear FrederickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang