26. tiba tiba

588 52 2
                                    


suara musik menjelajah ruangan tidur yang lumayan luas itu. kamar yang bisa di bilang bukan seperti tempat tidur, lebih tepat nya kandang kambing. bedanya ini wangi.

empat laki laki berada di dalam ruangan itu sibuk dengan urusan sendiri. hening dan tidak ada yang membuka suara, hanya saja kamar ini tidak jadi hening karna lantunan lagu yang berputar terus menerus.

"WUUU BANGSAT, MENANG KAN GUEE. GOBLOK SI"suara teriakan itu mengagetkan tiga laki laki yang juga berada di dalam ruangan yang sama.

laki laki itu tersenyum mengejek ke arah bian yang sudah mengumpat serapah ke manusia konyol di depan nya ini. Lucas yang asik berjoget itu mengabaikan umpatan dan lemparan bantal yang di berikan bian.

"Lo curang tai!"

"dihhh dihh nyalahin"

berbeda dengan dua laki laki yang sedang bertengkar itu, dua laki laki lagi hanya diam sambil memandang benda pipih di genggaman mereka. entah apa yang membuat mereka begitu fokus, sampai di mana salah satu dari mereka bersuara membuat dua orang yang sedang gaduh tadi terdiam.

"lah Jean mau kemana nih?"ucapan dari mark itu, mampu membuat jex menoleh secepat kilat.

sudah dua Minggu mereka berdua tidak berteguran setelah kejadian terakhir kali. tidak ada satu pun dari mereka yang mengajak bicara dan mengalah. padahal di sekolah mereka sudah berapa kali berpapasan, tapi hanya sekedar eye contact, tidak lebih.

"emang udah libur ya?"Mark angkat bicara lagi bertanya pada tiga makhluk yang ada di sana.

"masi lama ga sih?. emang kenapa dah?"tanya balik bian dengan kepo. memperhatikan Mark yang menunjukkan layar nya pada tiga teman nya itu. sontak setelah melihat itu mark, bian dan lucas menyadari sesuatu dan menoleh dengan serentak ke arah jex yang wajah nya sudah datar se datar datar nya.

bagaimana mereka tidak heran? di layar itu sudah tertera foto parkiran bandara di tambah caption nya yang semakin membuat mereka heran.

"jex-"ucapan yang baru saja satu kata keluar dari mulut Lucas terputus karna jex yang berdiri dan mengambil jaket, kunci motor lalu keluar begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada teman nya yang masih terdiam melihat pintu yang sudah terbuka lebar.

"firasat gue gak enak"

...

hanya bising yang terdengar di telinga laki laki bertopi dan membawa koper itu, dia duduk dengan tenang di kursi besi yang banyak sudah di duduki oleh pengunjung lain nya. tangan nya meraih sesuatu di kantong celana sebelah kanan nya dan mengambil earphone, lalu mengaitkan nya pada kedua telinga nya.

tidak ada perasaan berat atau pun gelisah di lubuk hati nya untuk meninggalkan kota penuh kenangan yang lebih dominan kenangan buruk nya dari pada bahagia nya.

di pikiran nya hanya memikirkan saat dia akan merasakan suasana yang baru dan mengenal orang orang baru yang seharusnya lebih baik pada dirinya. dan yang membuat nya tenang adalah, lepas dari rumah yang penuh dengan sejuta hal hal buruk di sana, lepas dari pria yang selama ini serumah dengan nya.

tapi tiba tiba saat sedang memikirkan tentang dirinya yang akan merasakan suasana di negara baru nya nanti otak nya malah memunculkan nama laki laki yang selama ini ia hindari. Jean malah memikirkan..

apakah laki laki itu tau?

mustahil, ia bahkan tidak pernah menceritakan tentang dirinya yang akan pindah karna suatu kepentingan di negara baru yang akan ia tempati nanti.

lagian. emang dia peduli?

"huft.."hembusan nafas panjang keluar dari bibir laki laki itu.

stop Jean. jangan mikirin dia.

badboy its my boyfriend Where stories live. Discover now