chap 9

1.3K 114 2
                                    





Kematian sang anak dan ditinggal oleh orang yang dicintainya membuat Apo jatuh kedalam lubang kegelapan yang dalam. Tiada lagi rumah yang dipenuhi canda tawa nya. Rumah yang dulunya hangat harmoni kini sepi bagai tak terpenghuni.

Apo

Sosok yang selalu mengisi kekosongan dengan senyuman manisnya kini berubah 100%. Apo yang kini bukanlah Apo yang mereka kenali, senyuman nya yang manis hilang begitu saja. Apo tidak pernah menunjukkan kesedihannya pada orang-orang namun setiap orang mempunyai batasnya bukan?.



















Tok tok

"Apo, buka pintunya sayang.. "

"... "

"Apo, ayo turun makan sayang. Sudah 2 hari kamu belum makan apa apa" ucap sang ibu dibalik pintu kamar anaknya.

".... "

Tidak mendengar satu pun jawaban dari sang anak, si ibu pun menghela nafasnya sebelum beranjak pergi.




































/di kamar Apo

Kekosongan memenuhi ruang kamar itu. Kamar itu jauh dari kata rapi. Pecahan kaca berselerak dilantai. Seluruh isi kamar itu gelap tak bercahaya.

Apo hanya duduk memeluk kedua lututnya diatas kasurnya. Pikiran nya serasa begitu berisik, dadanya terasa begitu menyesakkan. Air matanya mengalir semakin deras sambil mengucapkan kata-kata "maaf"

"Hiks maafin aku hiks"

"Maafin papi baby hiks"






















































































































Terlihat seorang wanita paruh baya sedang menuruni tangga menuju ke ruang tamu. Kehadirannya ditunggu oleh sang suami dan si anak sulungnya untuk menanyakan keadaan si anak bongsu.

Perlahan wanita itu menghampiri mereka berdua dan duduk diatas sofa disamping suaminya.

"Gimana ma?" tanya Build lirih dan hanya dibalas gelenggan oleh sang ibu.

Melihat gelenggan sang ibu, mereka berdua pun mengangguk kepala mengerti.










"Aku akan membawa Apo ke US untuk mendapatkan rawatan dan membuat nya lupa tentang lukanya disini. " ucapan Build membuat kedua ortunya kaget bukan main.

"Apa maksud mu Build? " tanya sang ayah tegas.

"Aku akan membawa pulang Apo ke US pa. Coba papa dan mama pikir kan kembali jika Apo tinggal disini itu hanya membuat nya semakin terluka karena kenangannya bersama Mile dan kepergian anaknya! " ucap Build sedikit meninggikan suaranya.

"Huftt, baiklah. Papa setuju" persetujuan si ayah membuat si ibu kaget.

"Apa!? Bagaimana kamu setuju begitu saja!? " tanya si ibu marah tidak setuju.

"Sayang.. Ini demi kesihatan mental Apo.. " ucap si suami mencoba membujuk sang istri.

"T-tapi! "

"Shtt, aku tau kamu khawatir tapi ini demi kesihatan Apo" kata si suami memeluk sang istri. Tak lama kemudian terdengar lah isak tangis dari si istri.

Tanpa mereka sadari ternyata Apo dari tadi sudah menyimak pembicaraan mereka dari atas tangga.

































































































To be continued.....
( ̄∇ ̄)

Penyesalan HujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang