Chap 16

1.3K 118 32
                                    

Setahun atelah pun berlalu namun Mile masih saja ingin bertemu dengan Apo walaupun ia sendiri tak tau dimana sebenarnya keberadaan Apo.

"Aku tak ingin mendengarkan alasan kalian. Temui Apo sehingga ketemu atau kalianlah yang akan kubunuh. " ucap Mile dingin. Para bodyguard yang mendengar itu hanya menunduk tak berani menatap.

"Pergi! " dan mereka semua pun pergi melaksanakan tugas yang diberi.

"Apo, kamu dimana sayang" ucap Mile memejam matanya

Tak lama kemudian terdengar lah suara pintu ruangannya terbuka

Clek

Dan terlihat lah seorang wanita paruh baya memasukinya lalu berjalan menduduki dirinya diatas sofa yang tlah disediakan. Sedangkan Mile memandang wanita itu dengan bingung.

"Ada apa mom? " tanya Mile

"Apa kau menyuruh bodyguard mu untuk menyarikan Apo lagi? " tanyanya kepada Mile, Mile yang mendengar itu mendadak menjadi murung.

"Jika mom kesini hanya untuk menyuruhku melupakan Apo, lebih baik gausah" jawab Mile memandang datar

"Huftt, lupakan dia Mile. Apo sudah ketemu kebahagiaan nya sendiri" ucap si bunda memandang sedih kearah Mile.

"Tidak mom, kebahagiaan Apo hanya lah aku! " ucap Mile sedikit meninggikan suaranya.

"Hahhh, terserah mu saja." jawab si bunda lelah berdebat dengan anak satunya ini.

"Oh ya, besok kamu akan ke US untuk bertemu dengan klien mu di sana, gunakan saja pesawat pribadi mu" pesan si bunda sebelum meninggalkan ruangan itu, Mile hanya menjawabnya dengan deheman menandaka ia mengerti.








































"Sayang?" panggil Bible sambil menggendong seorang anak laki-laki yang kira-kira berumur 4 tahun.

"Aku di dapur Bai! " jawab Apo. Bible yang mendengar sahutan Apo pun bergegas menuju kearah nya.

"Astaga sayang. Apa kau menguruskan perkerjaan di dapur lagi hm? Kenapa kau degil sekali" marah Bible.

"Aku hanya ingin memasak untuk mu dan anak kita Bai" balas Apo cemberut. Sedangkan anak laki-laki digendong Bible hanya diam memerhatikan kedua orang tuanya bertengkar.

Ya, Bible dan Apo kini telah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki berusia 4 tahun. Dan mereka juga bakal mempunyai anak kedua yang masih dalam kandungan Apo, kandungan Apo kini telah berusia 2 bulan. Kehidupan mereka sekarang cukup harmonis dengan keluarga kecil yang mereka punyai. Bible sekarang tidak lagi berkerja sebagai seorang doktor psikiatri, sekarang dia menjadi pemilik perusahaan yang diberikan oleh ayah mentuanya.

"Hufftt, baiklah baiklah. Tapi jika lelah jangan memaksakan diri mu okay? " pesan Bible kepada sang istri tercintanya.

"Ay ay kapten! " balas Apo sambil mengangkat tangannya. Bible yang melihat itu terkekeh gemas dengan tingkah istri satunya ini.

"Papaa, Evan uga ingin bantuuu"  kata Evan anak laki-laki yang digendong Bible itu. Apo dan Bible yang melihat itu menjadi gemas dengan tingkah anak mereka ini.

"Evan ingin bantu papa masak? " tanya Apo kepada anaknya. Evan yang ditanya mengangguk kepalanya laju sambil menatap Apo berbinar.

"Baiklah tapi Evan duduk dan liat aja ya?" kata Apo sambil mencubit pipi gembul anaknya. Bible yang melihat interaksi itu hanya tersenyum bahagia.

"Apa daddy juga boleh ikut? " tanya Bible.

"Boyeh!" jawab Evan seraya mendongak kepalanya menatap Bible.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
Setelah acara memasak selesai, Apo, Bible dan Evan kini berkumpul dimeja makan untuk makan bersama. Saat Apo tengah menyuapi Evan tiba-tiba saja ia merasa mendadak mual.
Ia bangun dari kurs dan segera berlari kearah kamar mandi. Bible dan Evan yang melihat itu menjadi bingung dengan tingkah Apo.

"Huek huek" suara muntah yang berasal dari kamar mandi menarik perhatian Bible untuk kesana. Bible segera saja bangun dan berlari menuju ke kamar mandi .

Bible melihat Apo yang sedang muntah segera menghampiri Apo dan mengusap pelan belakangnya.

"Sudah selesai ? " tanya Bible lembut dan dibalas anggukan lemah dari Apo.

"Lemas? " tanya Bible khawatir. Lagi-Lagi Apo membalasnya dengan anggukan lemah. Bible tanpa menunggu lama menggendong Apo ala bridal style. Apo yang digendong seperti itu hanya pasrah karena memang saat ini rasanya ia begitu lemas sekali.

"Daddy, papa kenapa?? " tanya Evan saat melihat Bible menggendong Apo menuju kekamar.

"Papa lagi kurang sehat Evan, Evan tunggu disini dulu ya? " pesan Bible kepada anaknya. Evan yang dinasihati seperti itu hanya menurut mengerti.











































































































To be continued..

Mendekati ending~ (*°∀°)=3

Penyesalan HujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang