Chap 23

1.3K 116 41
                                    














"Dok, bagaimana keadaan adek saya!?" tanya Build

"Maaf, anda siapa? " tanya doktor tersebut

"Saya kakaknya Apo Nattawin, dok"

"Ah begitu.. Pasien mengalami kecederaan yang cukup parah akibat kecelakaan yang dialaminya. Kondisi pasien serta anak didalam kandungan cukup kritis, kami harus melakukan operasi untuk mengeluarkan bayi di kandungannya secepat mungkin atau kami akan kehilangan nyawa keduanya." jelas doktor itu panjang lebar. Build tercegang mendengar penjelasan dari doktor tersebut. Lidahnya menjadi kelu untuk mengeluarkan walaupun sepatah perkataan

"K-kumohon selamatkan a-adek saya, dok.. " ucap Build dengan air mata yang mengalir dari pelupuk matanya.

"Akan saya usahakan, berdoalah sebanyak mungkin" ucap doktor

"DOKTOR, DETAK JANTUNG PASIEN MENJADI TIDAK STABIL! " ucap suster yang tiba-tiba muncul ke arah mereka

"Apa!? Bagaimana bisa!? " tanya doktor itu lalu bergegas berlari memasuki ruangan yang ditempati Apo.

Build terdiam mendengar ucapan suster tadi. Perasaan takut mula menghantui dirinya. Air matanya mengalir semakin deras sehingga satu suara mengejutkan nya

"Paman Biu? Paman tenapa?" panggil Evan yang sedang melihat kearahnya. Build bukannya menjawab dia malah mendukung  Evan sambil memeluk erat yang membuat Evan makin kebingungan namun Evan hanya diam tak berani bersuara















































"Build!" panggil wanita paruh baya itu sambil berlari kearahnya

"Bagaimana ini bisa terjadi!? " tanya wanita itu sambil menatap mata sembab Build

"A-aku tidak t-tau, ma. " ucap Build, air matanya kembali turun . Melihat itu si ibu mula menghampiri dan memeluk Build. Build memeluk ibunya erat sambil menangis terisak dipelukan hangat ibunya itu

"A-aku takut hiks ma" ucap disela tangisnya. Si ibu mula menangis sambil memeluk anak nya. Si ayah yang tadinya hanya berdiri melihat kini ia mula menghampiri mereka lalu memeluk keduanya.

Sebelumnya ortu Build/Apo memang tlah merencanakan untuk ke US untuk membuat kejutan untuk Apo , Bible dan anak mereka. Dan hal ini hanya Build saja yang tau.













































"Keluarga pasien Apo Nattawin Wichapas? "

Mereka yang mendengar nama Apo disebut segera melepaskan pelukan mereka dan bergegas menghampiri doktor itu

"K-kami keluarganya doktor" ujar sang ayah

"Bayi pasien tlah berjaya kami keluarkan dan kondisi bayi tersebut sehat dan tidak ada sebarang kecacatan namun bayi tersebut masih memerlukan rawatan karena prematur" jelas doktor itu. Penjelasan doktor tersebut membuat mereka menghela nafas lega

"Lalu bagaimana dengan kondisi anak saya dok? " tanya sang ibu pada doktor itu. Pertanyaan sang ibu membuat doktor itu memejamkan matanya menghela nafas berat

"Sebelumnya kami memohon maaf, pasien Apo Nattawin tidak dapat kami selamatkan. Detak jantung pasien melemah saat operasi sedang dijalankan. Telah sedaya upaya kami mencuba namun tuhan lebih menyayangi beliau. " jelas doktor itu membuat mereka berdiri menatap doktor itu dengan tidak percaya.

"Tidak, tidak.. Semua ini tidak mungkin.. " ujar sang ibu sambil menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Anakku masih hidup.. "




"Aku tidak percaya... Semua ini mimpi bukan?.."



"Tidak mungkin... "





































































































"Nenek, tenapa papa dan dady tidur di kotak itu? Kan dilumah ada kasur?? " pertanyaan Evan membuat sang ibu makin menangis keras. Build yang melihat itu mula menggendong  Evan

"Papa dan dady mu lagi tidur sayang"  ucap Build dengan air mata yang masih mengalir di pipinya

"Tapi tenapa di kotak itu paman?? Dan tenapa banyak olang yang dateng?? " tanya Evan kebingungan namun pertanyaan diabaikan begitu saja oleh Build. Sungguh Build tak sanggup untuk menjelaskan hal sebenar yang terjadi.























Langit mendung seakan turut merasakan kehilangan dua insan yang telah pergi meninggalkan mereka. Proses pemakaman telahpun selesai dijalankan. Evan dari tadi terus saja menangis mencari papa dan dadynya yang tlah hilang dari sisinya. Evan menangis histeris sambil memanggil papa dan dadynya. Meskipun tlah dibujuk dengan pelbagai cara namun Evan masih menangis meminta papa dan dadynya.

































"Maafkan papa dan dady sayang.. "
























































































to be continued...

Anda mewek? Saya juga. ٩(๑꒦ິȏ꒦ິ๑)۶

Penyesalan HujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang