21

279 63 4
                                    

Jika biasanya Titania di beri tebengan Adhika saat berangkat dan pulang kantor, maka kali ini gadis itu berangkat bersama Nathan.

Sudah beberapa bulan semenjak hubungannya dengan Nathan membaik, kakaknya itu semakin overprotektif padanya.

Bayangkan saja, ia tidak boleh kemana mana membawa kendaraan sendiri, bahkan motor yang ia dapatkan sebagai kado ulang tahun pun tak pernah di bawa kemana-mana. Hanya sebatas untuk pulang pergi dari rumah Adhika ke rumahnya.

Dan anehnya lagi, Adhika malah menawarkan diri pada keluarganya untuk memberi tumpangan setiap hari, baik saat berangkat maupun pulang kantor.

"Nanti kakak jemput, jangan coba-coba pulang sendiri."

Titania mengangguk malas, mencium pipi kiri kakaknya kemudian keluar dari mobil.

"Bang Adhik di sana lagi ngapain ya? Ck, ya kerja lah. Bego amat gue," gumam Titania seraya berjalan memasuki gedung.

Sudah dari kemarin Adhika pergi dinas ke luar kota. Sebenarnya papa Arman memintanya untuk mendampingi Adhika, tapi pria itu menolak.

Sayang sekali. Padahal Titania sudah sangat semangat, karena proyek di kota itu adalah kerja sama dengan perusahaan Aksara. Jadi Aksara pun juga kesana, dan Titania sudah berharap untuk di ajak agar bisa cuci mata melihat Aksara yang keren dan tampan.

Tapi ternyata Adhika tak mengajaknya dengan alasan ia hanya akan menyusahkan karena masih amatir. Dasar! Adhika menyebalkan!.

"Ya udah bisa di tebak sih. Mana mungkin seorang Aryadipta mau jadi sekretaris kalau nggak ada maksud lain."

"Palingan masuknya juga karena orang dalam."

"Masa iya Nia kayak gitu? Dia baik dan ramah banget padahal."

"Luar doang sekretaris, dalemnya dia ngapain aja sama pak Dhika kan kita juga nggak tau."

"Denger-denger dia emang naksir pak Dhika sih."

Titania terus berjalan menuju ruangannya, mencoba abai dengan gunjingan para karyawan.

Entah sumber dari mana dan dari siapa, sejak kemarin ia seolah menjadi trending topik dengan segala gosip miring yang menjatuhkan harga dirinya.

"Jangan dengerin Nia. Orang-orang goblok kayak mereka emang gampang kemakan hoax," ucap seseorang yang tiba-tiba berjalan di samping Titania.

"Gue nggak mikirin Mprit. Tapi kalo denger yang begitu ya sebel juga. Apalagi soal yang katanya gue godain pak Dhika, dan udah di apa apain sama dia." Titania menoleh pada orang itu. Namanya Prita, teman kantor yang cukup akrab dengannya.

"Enak aja sembuarangan ngomong kayak gitu. Gini-gini gue masih segel! Apa perlu gue tunjukin di depan mereka, hah?!" Titania berucap sangat keras pada Prita. Sengaja, agar para karyawan yang tadi menggunjingnya dengar.

Prita menggeplak punggung Titania keras. "Goblok! Gue kaget, anying." Ia berbisik pelan.

Bagaimanapun mereka masih berada di lingkungan kerja, dimana atittude harus di nomorsatukan. Tidak lucu jika ia di pecat karena mengumpat di depan banyak orang.

"Ekhm, walaupun udah ngapa ngapain juga nggak masalah kali Nia. Bayangin aja, Aryadipta dan Megantara bersatu. Beuhh pasti nggak kalah booming dari pernikahan Rei Bagaskara sama Dhafina Megantara kemarin." Ocehan Prita masih berlanjut.

"Dan kalau lo udah jadi bininya pak Dhika. Wushh, tinggal depak aja satu persatu hama yang digaji banyak tapi kerjaannya gosipin orang!!" Pungkasnya melirik para karyawan yang tadi bergosip.

BANG ADHIK!!حيث تعيش القصص. اكتشف الآن