DECLANOUS 2

7.5K 1.1K 204
                                    

DECLANOUS 2 —

​"Sama Declan aja napa, sih? Gue kelas siang," gerutu Rave yang belum juga bersiap padahal sepuluh menit lagi Reola harus sudah sampai di sekolah.

​"Ih, Aveeee! Biasanya sama lo juga, kok!" Bukannya tidak ingin bersama Declan, Reola sebenarnya khawatir mendadak merona saat berhadapan dengan cowok itu. Apa lagi setelah berdebar tidak menentu tadi malam, dan kepikiran sampai susah tidur.

​"Lan, Lan. Bawa nih bocah satu." Rave mengedik pada Reola setelah melihat Declan melintasi depan kamarnya.

​Declan melirik Reola, cewek itu bereaksi aneh dengan terlonjak kaget, lalu mengalihkan tatapan. "Ya udah, ayo," ajak Declan sambil melanjutkan langkah untuk turun.

​Reola sempat mengacungkan tinju di udara pada Rave sebelum berlari ke luar kamar cowok itu, dan tidak menutup pintu sampai Rave mengumpatinya.

​Dan sepanjang belasan tahun hidupnya, Reola baru kali ini dibonceng motor Declan. Dia sendiri sempat bingung harus berpegangan di mana, sampai pada akhirnya jiwa genit Reola yang ambil alih. Begitu santai, Reola memeluk pinggang Declan.

​Banyak jalan-jalan yang mereka lewati, dan Reola tidak pernah tahu bahwa jalan itu ada. Mereka juga sempat lewat gang kecil, sampai pada akhirnya tiba di sekolah tidak terlambat. Bahkan itu jalan yang lebih singkat dibanding jalan yang biasanya Rave ambil.

​"Lo biasanya lewat jalan tadi juga, Lan?" tanya Reola setelah turun dari motor Declan.

​"Kalo mepet," jawab Declan singkat.

​Walau begitu, Reola senang bukan main karena Declan sudah mau menjawab pertanyaannya. Ternyata Reola agak kesulitan melepas helm, padahal tadi saat dipasang benda ini tidak punya kendala apa-apa.

​Declan menunduk, membantu Reola untuk membuka helm dengan sekali tarik. Cewek itu meringis kecil padanya entah untuk apa. Declan melihat wajah Reola agak terlalu teliti, lantas berkomentar, "Blush on lo ketebelan."

​"Hah? Masa, sih?" Reola memegangi pipi, alisnya terangkat penasaran. Lalu tiba-tiba dia lari begitu saja dari area parkir, memasuki lobby, dan langsung naik tangga menuju kelas.

​Reola menghela napas berusaha menguasai diri. Dia lupa tidak berterimakasih pada Declan, bisa-bisa cowok itu makin memusuhinya. Reola mengambil ponsel dari saku jaket jeans yang dia kenakan, lantas mencari kontak Declan.

reola: lan, maaci buat tumpangannya. sayang deh hehehehehe

reola: btw, itu tadi gue ga pake blush on ....

​Antara panas matahari, atau memang Reola merona atas pertolongan Declan di area parkir tadi. Padahal sederhana dan tidak asing, teman cowok Reola juga beberapa kali melakukan itu padanya. Kenapa dengan Declan, Reola bisa sampai merona?

​Yang membuat Reola jadi manyun-manyun setelah pesannya terkirim pada Declan, adalah bahwa cowok itu tak sudi untuk membalas. Padahal Declan sudah membaca pesannya, paling tidak balas Reola dengan sebuah "Ya" agar hatinya senang.

​"Anjir. Bales pake emoji, kek. Ini gue tadi sampe blushing segala, gara-gara lo, ya." Reola berakhir marah-marah pada layar ponselnya.

​"La, udah denger belum?" Jodie tahu-tahu sudah duduk di meja Reola, baru saja kembali dari toilet, dan ternyata Reola sudah di kelas. "Ada mentor baru di club modern dance, loh."

​"Cakep kagak?" tanya Reola acuh tak acuh.

​Jodie membuka ponsel, lantas menggulir layar sebelum menjawab pertanyaan Reola. "Blasteran Taiwan-Indonesia. Maverick Parsadanta, cakep banget, lah. Kayak oppa-oppa." Kini Jodie menunjukkan layar ponsel pada Reola.

DeclanousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang